:Sebelumnya:
Jean menelan ludah. Sesungguhnya, ini bukan pemandangan yang baru baginya. Terakhir kali ia melihat sir Rivaille tersenyum—sesuatu yang buruk terjadi. Seperti saat ia sedang menjalani hukumannya dengan Armin—Rivaille menyunggingkan satu senyuman kecil sebelum memberi perintah. Senyuman kecil yang sama persis.
Seperti iblis.
.
.
.
.
.
Live on Weirdos
Shingeki no Kyojin (c) Hajime Isayama
Rate T+
Warnings : AU, OOC beneran, Typo(s), non-baku, Parodi, RivaEren, Possibly harem!Eren
.
.
.
.
.
:Act 6 – Boom! And Everything Messed Up:
"Jadi, setelah selesai makan, kau ikut aku mencari berkas soal ujian yang tercecer di gudang."
"He?"
Eren melongo bentar. Apakah ini perintah? Atau permintaan tolong? Eren tidak paham dengan raut datar di depannya yang berbicara tanpa intonasi.
"Bantu aku mencari berkas soal yang tercecer." ulang Rivaille, sengaja.
"Harus sekarang?"
"Iya. Sekarang." Rivaille mulai kehabisan sabar.
"Eh ya—tapi kenapa harus sekarang?"
Eren berkelit. Agak malas sebenarnya mengurusi keperluan dengan guru. Di jam istirahat ini seharusnya ia bisa menghabiskan waktunya untuk mencari teman baru. tapi ternyata—Rivaille malah menempelkan batang hidungnya lagi. mengekorinya seperti lalat buah. Well ya—Rivaille memang pemaksa. Tapi meski begitu, rasanya tetap saja tidak sopan jika Eren berperilaku tak acuh terhadap guru sendiri.
meski guru—yang terindikasi—mesum sekalipun.
"Kau tahu, setelah istirahat ada pelajaran apa di kelasmu?"
Eren menatap langit-langit—berpikir.
"Ah iya. Matematika sir Rivaille."
"Benar sekali, Jaeger."
Rivaille menarik bibirnya beberapa senti karena Eren memberinya bonus keterangan dengan menyebut namanya.
"T-Tunggu. Jadi, maksud anda—ulangan dadakan?!"
Eren menjerit-tertahan di mejanya—sementara Jean CS hanya bisa mendengar sayup-sayup.
"Anda? Dadakan? Eren kenapa?" semua mengangkat bahu saat Jean bertanya. Fokus mereka kembali pada gerak-gerik Eren yang kelihatan panik di depan Rivaille.
"Apa kau tidak suka dengan ujian dadakan, hm?"
"Eh, ya—"
"—Daripada tidak suka ulangan dadakan, lebih tepatnya, saya tidak suka ulangan."
Cengiran Eren mendapat respon yang dingin dari wajah datar Rivaille. Dilengkapi dengan background gunung everest. Serta badai salju. Sungguh—Eren merasa dipecundangi saat itu.