Act 11: Red

745 73 15
                                        


:Sebelumnya:

Tepukan ringan seperti biasanya jatuh diatas kepala Eren. ah—tiba-tiba saja perasaannya kembali nyaman. Dengan sepenuh hati Eren membungkuk di depan Rivaille sebelum benar-benar pergi meninggalkan ruangan. Oh—tak lupa Eren mengambil buku dongengnya yang sempat bersemayam tak berguna di sofa pendek. Sekali lihat saja Eren langsung menghela napas.

"Hah..."

Hari ini, ia tidak mengerti lagi dengan perasaannya.

.

.

.

.

.

Live on Weirdos

Shingeki no Kyojin (c) Hajime Isayama

Rate T+

Warnings : AU, OOC beneran, Typo(s), non-baku, Parodi, RivaEren, Possibly harem!Eren

Bacalah fanfic ini setelah berbuka U_U

.

.

.

.

.

:Act 11 – Red:

Suara peluit berbunyi nyaring, menyebabkan seorang pemain keluar dari lapangan. Waktu itu langit nampak sangat biru, benar-benar saat yang tepat untuk melakukan olahraga di pagi hari. Jam pertama kelas Eren telah diisi dengan bermain dodge ball, Mike sang guru mengawasi muridnya dengan jeli. Tim yang kalah akan mendapat hukuman lari memutari lapangan tiga kali. well—khusus pelajaran ini saja hukuman berlaku bagi seluruh murid dari kelas manapun.

Yang baru saja keluar dari lapangan langsung mengambil tempat duduk di pinggir garis lapangan—bersama dengan beberapa pemain yang juga out. Reiner salah satunya—seseorang yang baru saja tertampar oleh bola 'maut' lemparan Jean. Sepertinya hari ini Reiner sedang lengah, atau mungkin Jean yang sedang dalam kondisi optimal. ia menyapu pandangannya dan menemukan Bertholdt yang duduk di pinggir lapangan. Tanpa banyak omong, Reiner menghampirinya dan duduk serampangan seraya menghela napas berat.

Diliriknya Bertholdt yang bercucuran keringat—walaupun tidak separah dirinya—sibuk meneguk botol berisi air mineral. Bertholdt yang menyadari sosok Reiner, langsung menyapanya kontan,

"Keluar juga eh? Tidak biasanya kau cepat out."

Reiner mengacak rambutnya sendiri,

"Hah. Aku sedang tidak mood," kilahnya yang hanya membuahkan cengiran kecil dari bibir Bertholdt, "Bagi minum."

Tanpa perlu merespon dengan kata-kata, Bertholdt mengoper botolnya dan ditangkap dengan baik oleh Reiner. Tegukan brutal Reiner menandakan bahwa kerongkongannya terasa tandus layaknya gurun pasir. Bertholdt tertawa saja dan menyuruh sahabatnya itu untuk minum pelan-pelan.

"Sepertinya aku harus bersiap untuk lari—" Reiner melirik kearah timnya yang dibantai habis-habisan oleh Jean, "Eren tidak bisa diharapkan. Lihat! Dia kebanyakan bengong—tapi anehnya masih bisa bertahan di lapangan. Hahh."

Bertholdt menatap lapangan yang penuh dengan jeritan peluit Mike dan Eren yang beberapa kali ditegur untuk fokus. Reiner cukup 'awas' memerhatikan kondisi timnya—karena saat masuk ke pelajaran olahraga, dia selalu menjadi sosok yang ambisius, sama seperti Jean yang notabene-nya lemah di akademik.

Live on WeirdosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang