Live on Weirdos
Shingeki no Kyojin (c) Hajime Isayama
Rate T+
Warnings : AU, OOC beneran, Typo(s), non-baku, Parodi, RivaEren, Possibly harem!Ere
Seems, kapter ini aman konsumsi U_U
.
.
.
.
.
:Act 13 – Camp Party part 2:
12.00 PM – 01.00 PM
Lapangan base camp.
Waktu istirahat tiba. Jean dengan muka bercucuran keringat, telentang di atas rerumputan bersama sebongkah tas isi tumpukkan kotak bekal yang dilempar sembarangan arah. Connie langsung protes keras melihat tingkah Jean yang tidak sayang makanan hanya karena ia kelelahan.
"Apa-apaan sih!"
"Berat anjrit!"
Jean langsung menyemburkan kalimatnya begitu saja—yang secara tidak langsung membuat Armin merasa bersalah karena sesungguhnya, dialah sosok yang 'seharusnya' membopong ransel, dan bukannya Jean.
Connie menghela napas, sambil memunguti beberapa kotak yang menggelinding keluar dari ransel. Well—mereka dapat banyak berkat usaha Eren yang 'spesial' dan ketangkasan Connie dan Armin dalam mencuri diam-diam dari kelompok lain.
"Aku akan bereskan kotak bekal dan menyusun barang-barang kita—" Connie berkacak pinggang di depan Jean yang sibuk kipas-kipas dengan tangan di atas rerumputan. Kemudian ia menendang pinggir pinggang Jean yang saat itu sangat menggoda untuk ditendang, "—Kau buat tenda sana."
"HA?" Jean protes sambil beranjak dari posisi tidurnya, "Aku bahkan baru dapat setengah menit untuk menghirup oksigen dengan layak."
Muka Connie berurat mendengarnya—
"Buat tenda takkan makan banyak wak—"
"Suruh Eren saja sana! Kubantu dia nanti—"
Che. Manja.
Jean kambuh karena setengah jam sisa waktu mengumpulkan makanan dipakai olehnya untuk berlari-lari sambil menggendong ransel yang sebagian besar berisi tumpukan daging sapi dengan wadah yang bobotnya juga lumayan. Connie mendecak tidak suka.
"Ya sudah!" ia berpaling pada sosok berkepala cokelat yang sedang duduk di atas akar-akar pohon tua sambil meneguk minumnya dengan brutal, "EREN! BUAT TENDA!"
Dan isi mineral itu tersembur keluar dari mulut Eren secara refleks.
"HAH!"
Sementara Armin yang sejak tadi memerhatikan situasi, langsung bergerak menghampiri Jean dan mencengkeram bahu pemuda itu tiba-tiba. Jean tersengat saat mendapati sosok Armin di belakang punggungnya, sibuk menggulung lengan seragam dan mulai memijit pundak Jean dengan kekuatan penuh—
"ADAW!"
Jean meringis tiba-tiba, Armin langsung mengurangi tenaganya disana. Otot-otot pundaknya terasa rileks secara perlahan.
"Bagaimana?"
"Y-Yah, lebih baik dari yang tadi."
Armin tersenyum miris.