Ya, menurut gue semua rasa sedih itu ga harus kita publikasikan. karna setitik kesedihan kita ,ngundang 1000 kesedihan lain buat orang yang sayang sama kita.
-Tasya Varelicia-
"Gimana udah dapet kabar belum?"
"Belum nih yawloh, semua chat pada di R doang," Ucap nya gusar
"Gimana nih? Udah hampir seminggu loh dia ilang kabar"
"Gimana nak udah dapet kabar belum dari Klara?" Tanya Tante Indi yang baru keluar dari ruang rawat Bunga, Bunga memang sudah sadar semenjak 1 hari yang lalu tetapi ia belum boleh bergerak lebih banyak, karna ia belum sembuh total
"Belum tan"
"Klara kamu dimana si" Ucap mereka semua gusar
"Sudah 4 harian dia menghilang, dia makan apa disana, dia tinggal sama siapa, apa dia baik baik aja" Ucap Tante Indi mondar mandir ga karuan
"Khawatir tante tentang kehilangan Klara?" Tanya Varo sarkastis yang hanya dijawab dengan tundukan oleh Tante Indi
"Kalok aja tante ga memperlakukan Klara layaknya anak tiri di keluarga tante, Klara ga akan sesakit ini Tan, Klara ga akan kabur kek gini. kalo emang tante sayang sama Klara, jangan sampai tante sakitin Klara dengan cara murahan kaya gitu, sementang Bunga anak kandung tante, tante bisa bohongin Klara dan memperlakukan Klara kaya gitu? Ngotak tante ngotak,Klara juga manusia, dia punya titik kelemahan, sekalipun kita ga liat dan dia ga nunjukin itu ke kita! tante nyesel sekarang udah gak ada gunanya lagi, jadi tolong mikir!" Ucap Varo penuh amarah yang membara, tersirat di kilatan matanya dan langsung pergi meninggalkan lorong rumah sakit untuk menuju ke rooftop rumah sakit tersebut
Ucapan Varo dibenarkan oleh semuanya, termasuk tante Indi yang membenarkan ucapan Varo, namun apa daya, nasi telah menjadi bubur.
Mendengar ucapan Varo, membuat Tante Indi semakin lemah dan terpuruk, ia hanya bisa menangis sejadi-jadinya saat ini, meskipun itu tidak menyelesaikan masalah, setidaknya ia lega.
4 kembar kecewa? Marah sama Tante Indi? Itu jelas. Tapi mereka berusaha bersikap sedewasa mungkin,lagipula ini bukan urusan keluarga mereka,mereka hanya pendatang disini. Jadi yang dapat mereka lakukan, Tasya dan Sasya yang menenangi tante Indi, Al dan El yang berlari ke rooftop untuk menenangkan Varo.
"Tante yang sabar yaa. Kita semua juga khawatir sama Klara jadi kita berdoa aja terus, semoga dia cepat kembali, aku yakin kok Klara baik baik aja" Ucap Tasya yang dibalas dengan Sasya "Iya Tan. Tante gausah marah atau gimana ya ke Varo, Varo baik kok orang nya ,cuman dia lagi kesulut emosi jadi kaya gitu,jangan terlalu dimasukin ke hati ya tan" Ucap Sasya lembut
"Tapi tante tau, apa yang diomongin sama Varo memang benar. Apa tante udah ga berhak buat ketemu sama Klara? Klara udah termasuk belahan jiwa tante" Ucap Tante Indi yang berderai air mata
"Berhak kok. Cuman mungkin, Klara sekarang lagi syok dan dia butuh waktu buat nenangin dirinya. Tante yang sabar ya, ada kita semua kok disini" Ucap Tasya
"Iya tante ,tante juga kan tau kalo Klara itu anak yang berhati mulia, gamungkin dia semarah itu sama tante dalam jangka waktu lama. Percaya aja" Ucap Sasya
"Iya kalian benar. Tapiii....."
"Tapi apa tan?" Tanya keduanya
"Gimana cara Tante jelasin ke Bunga semua ini" Ucap Tante yang menungkupkan mukanya di tangannga sambil menangis terisak
Tasya yang mendengar pertanyaan tante pun, sontak mengode Sasya seolah olah berkata "Gimana nih? Jawab apa? Gua bingung", dan Sasya pun menjawab dengan bahu yang diangkat kan tanda ia tak tau "Gatau gue"
"Kenapa diem? Kalian juga gatau gimana kan? Tante pusingg" Ucap Tante indi terisak
"Engga kok tan. Yang di atas pasti punya 1001 cara buat nyelesain ini semua, kita jalanin aja ya tan. Kunci nya sabar" Ucap Tasya
"Tante juga pusing , Vicky belum sadar sampai sekarang, Bunga yang belum bisa bergerak dari atas tempat tidur, Klara yang sudah hampir seminggu menghilang. Kenapa jadi ginii" Ucap nya , mengeluarkan keluh kesah nya kepada kedua anak kembar itu
"Gimana nih tambah kenceng" Kode Tasya dengan mainan matanya "Auk deh, fikir fikir aja" Jawab Sasya dengan tangan
"Yaudah tante sekarang istirahat aja ya jangan banyak gerak dulu."
"Iya nanti kalo Klara balik tante yang sakit, atau Bunga yang sembuh tante yang sakit gimana? Yuk istirahat dulu" Ucap mereka berdua yang langsung diikuti oleh Tante Indi, fikirannya mungkin sedang lelah saat ini, dan memang benar-benar minta diistirahatkan
"Makasih ya sayang,.kalian berdua udah support tante sejauh ini" Ucap Tante memeluk keduanya
"Sama sama tan"
"Udah tante bobo ya" Ucap Tasya yang sudah menidurkan tante Indi di atas ranjang salah 1 ruangan rumah sakit yang dipinjam
"Iya. Makasih..."
****
"Pen nangis tapi takut keluar air mata" Ucap Sasya GOBLOG
"Pen kasian tapi dia ga nangis" Balas Tasya semakin oon
"Eh kak,tapi beneran loh gue mau nangis mikirin masalah ini, kok ga ada abisnya" Ucap Sasya
"Yaudah nangis nangis ae lo sono" Ucap Tasya acuh
"Tapi takut keluar aer dari idung" Ucap Sasya
"Dari mata goblok"
"Dari idung"
"Dari mata anjing"
"Lah nyolot"
"Lu goblok abisan"
"Dari idung"
"Dari ketek"
"BAHHAHAHAHAHAKKK"
"Ketawa kan lo udah ah diem"
"Eh kak lo ga sedih apa gitu kita jadi kek gini?" Tanya Sasya yang jarang melihat kesedihan dari sang kakak
"Sedih lah goblok"
"Tapi lu ga nangis nangis"
"Emang kalo sedih harus nangis nangis?"
"Ya gasih,tapi kenapa lo kaya gasedih aja gitu, gada pembuktian kalo lo sedih (eaa)"
"Ya, menurut gue semua rasa sedih itu ga harus kita publikasikan. karna setitik kesedihan kita ,ngundang 1000 kesedihan lain buat orang yang sayang sama kita. Faham lo?" Ucap Tasya sinis
"Iye iye faham galak amat dah punya kakak"
"Kapan ya Vicky bisa sadar?" Ucap Sasya sendu
"Kenapa emang? Kangen ya lo?" Ucap Tasya
"Yaiyalah, secara gada yang traktir gue makan di warung kang ujang lagi"
"Lagi libur juga goblok"
"Ya setidaknyaaa kan...
"Setidaknya diriku pernah berjuangg💤" teriak Tasya kencang
"Mba jangan terlalu ribut ya" Ucap Suster yang pernah menegur mereka kemarin.
"Eh iya sus maaf. Anggota RSJ lepas nih,mari" Ucap Sasya menarik Tasya menjauh dari lorong rumah sakit
"Apa dah lo?" Tanya Tasya berusaha melepas cekalan tangan Sasya
"Gue ingetin sekali lagi ya, lo gausah kepedean deh nyanyi nyanyi, enak kalo suara lo bagus, sampe daleman ada varian rasa nya juga suara lo gakan bagus.,FAHAM LO?!" Ucap Sasya menirukan gaya bicara Tasya
Melihat Tasya yang sudah siap memakan Sasya idup idup sekarang, ia pun berlari pergi menyusul Al El dan Varo di rooftop
"SASYAA!! Awas lo ya!" teriakan Tasya menggema di arena rumah sakit, sampai sampai
"Mbak diem dulu. Nanti mbak yang saya suntik biar diem" ucap suster yang tadi yang membuat wajah Tasya pucat pasi dan segera kabur dari sana (bayangin deh,kocak wkwk)
**
Sorry ya, update nya jarang jarang, sibuk akutuh HAHAHAHHAHA
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Story❤
Teen FictionBagaimana mungkin aku akan menerima kenyataan sepahit ini. Aku gadis kecil yang selalu dibahagiakan sejak kecilnya, tidak biasa berteman dengan airmata dan kini aku harus menanggungnya,mengalaminya, merasakannya, sendirian. Tanpa ada sosok yang men...