Arin memang ABG bau kencur. Begitulah yang acapkali di elu-elukan Abang dan Mas-nya. Tetapi bukan berarti dia pura-pura tidak tahu bahwa sedang terjadi perang dingin diantara kedua kakaknya.
Mungkin Papi dan Ibu tidak menyadari, tetapi Arin menjadi satu-satunya korban disana. Berawal dari Kia yang tiba-tiba masuk ke kamarnya hanya untuk meminjam charger laptop.
"Dek, Mas pinjem charger laptop kamu. Punya Mas rusak."
Arin yang sedang membaca webtoon terpaksa melakukan jeda, lalu beralih pada Kia yang masih berdiri disana.
"Mas kan tahu laptop aku beda tipe sama punya Mas. Kenapa gak pinjem punya Bang Aksa aja?"
Yang tidak dihiraukan Kia, karena setelahnya Arin melihat mobil Mas gantengnya itu keluar dari garasi.
Atau Abangnya, Aksa, yang bersikap tak ubahnya Kia, ketika menanyakan helm kepadanya di siang yang sama selang beberapa menit setelah Kia pergi.
"Dek, lihat helm Abang yang warna hitam gak?"
"Terakhir dipinjem Mas Kia pas nganter Ibu ke Toko. Coba cari dikamarnya."
Yang juga tidak dihiraukan karena Arin melihat Aksa melipir pergi dengan memakai helm abu-abu tanpa berusaha mencari helm hitam yang ditanyakannya. Membuat Arin menarik kesimpulan bahwa mereka, Abang dan Mas-nya sedang menghindar satu sama lain.
Hanya saja, Arin tidak tahu bahwa sebelum ini ada percakapan yang terjadi diantara mereka, sebelum mendekralasikan perang dingin dalam satu atap secara tidak langsung.
Tepat ketika Aksa membuka percakapan yang membuat Kia merasa tidak nyaman.
"Lo ngehindarin Ody, Ki?"
"Nggak. Biasa aja."
"Kemaren dia nge-text gue nanyain lo."
Kia yang sedang mengetik di laptop berhenti dari aktivitasnya.
"Nggak ada yang perlu dibahas, Sa. Gue lagi sibuk sama tugas kampus. Kalau lo peduli soal itu, urusin aja seperti rencana kemarin."
Aksa berdecak. Tidak habis pikir melihat sikap Kia yang tidak biasa. Ia mengenal Kia sebagaimana mengenal bagian tubuhnya sendiri, dan tahu betul bahwa saudaranya itu sedang berusaha menjadi orang lain.
"Bro, ini seriusan elo? Cengeng banget."
"Gue mencoba berusaha gak salah paham atas yang gue lihat kemaren. Tapi, setelah dipikir-pikir gak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Kemarin? Lo lihat apa emang?"
"Masalah gue sama Ody itu urusan gue. Lo gak perlu sok jadi hero dengan nge-doktrin dia tentang gue. Kalau jatohnya dia nerima gue karena doktrin lo. Gue benci."
Kia tidak tahu, darimana munculnya kalimat panjang lebar itu, yang ia sadari membuat Aksa menatapnya dengan tajam.
"Anjing."Kia balas menatap Aksa dengan sama terkejutnya, pertama kali melihat saudaranya itu berkata kasar kepadanya sepanjang belasan tahun mereka hidup bersama. Dua detik berikutnya, Kia sadar ia barusaja menyulut api perkelahian diantara mereka.
"Gue gak pernah kenal Akkira yang gini."
Adalah satu-satunya kalimat terakhir yang keluar dari bibir Aksa, sebelum meninggalkan kamar Kia, dan menyisakan Kia dalam sejuta tanda tanya atas apa yang barusaja terjadi, dan monster apa yang sedang menguasi dirinya saat itu.
•••••❄❄❄•••••
Suasana makan malam hari itu lebih sepi dari biasanya. Hanya terdengar dentingan sendok dan piring, atau sesekali hembusan nafas Arin yang terlalu kentara sedang menahan rasa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Only We Know
Fanfiction[COMPLETED] Rencana semesta menjadikan Aksa dan Kia bersaudara. Berbagi suka dan duka selama belasan tahun menjadikan mereka saling mengerti dan mengenal satu sama lain sebagaimana mereka mengenal diri mereka sendiri. Segalanya berjalan sempurna, s...