part 4

3.2K 118 0
                                    


Di sini lah dia sekarang, di taman belakang rumah sedang menatap langit yang penuh dengan bintang. Tp dia tidak melihat bintang yang lebih terang. Semua nya sama

Tak terasa sudah 1 bulan dia tinggal di rumah ini. Dan selama itu juga angga berusaha untuk bicara sama via, tapi via selalu punya alasan untuk menghindar. Entah beralasan sedang sibuk, sedang buru2, sedang banyak kerjaan, atau pura2 ada yang menlpon.

Dan selama 1 bulan juga vano lebih sering mengajak via bercanda, usil. Sedangkan rano dia sudah mulai banyak ekspresi dan banyak bicara yang via lihat. Tidak hanya ekspresi datarnya. Dan selama itu pula via belum menemukan tanda2 tentang angel.

"Bintangnya indah ya" via langsung tersadar dari lamunannya. Dan melirik ke arah suara itu.

"Iya bintangnya indah bang" rano langsung duduk di sebelah kanan via.

"Gue perhatiin selama lo di sni sering banget duduk di sini. Walaupun gak ada bintang?" melihat ke arah via.

"Udaranya enak adem. Mungkin karna banyak rumput dan bunga2 "ucap via sambil tersenyum tapi tidak mengalihkn pandangan nya.

"Emm, gue boleh nanya gak sama lo. ?" Ucap rano. Melihat sekilas ke aranh via

"Boleh ko " jawab via masih dengan posisi yang sama

"Lo ko mau kerja jadi baby sister gini ?" Ucap rano hati2

Via langsung melihat ke arah rano " abang orang yang ke sekian yang nanya itu." Jawab via enteng. Memang benar setelah keluarga. Kerabat serta sahabatnya. Dan sekarang rano. Menanyakan hal yang sama

"Maksudnya udah banyak yang nanaya gitu?" Alis rano terangkat sebelah

Via mengangguk "iya dan jawaban via tetap sama" jawab via

"Apa jawabnanya ?" Karna via menggantungkan ucapannya

"yang penting kerjaan via halal bang " jawabnya. Yang membuat rano berpikir

"Iya tapi kan di usia lo yang masih muda. Sukanya kerjaan yang gaul. Nongkrong. Main ke sana ke mari sama temen2. Dan masih banyak lagi " rano ingin sekali bertanya banyak hal sejak dulu. Tp rano masih belum berani berbicara. Baru sekarang ini dia membranikan diri

"Pemikiran via gak ke sana bang. Karna via masih punya orang tua yang harus via biayai. Jdi kalo berpikiran ke sana. Rasanya buang2 waktu" jawab via datar. "Emangnya salah dengan kerjaan aku" batin via berpikir

Rano mengangguk anggukan kepalanya "salut gue sama lo" batinnya sambil tersenyum

"Bang lihat deh bintangnya gak ada yang bersinar lebih terang kan ?" Tanya via dengan fokus memperhatikan bintang

Rano melirik via sekilas lalu mengangkat kepalanya untu melihat bintang "gak ada terangnya semuanya rata, memangnya kenpa ?"

"Gpp bang. Hanya memastikan aja, dulu pernh ada yang bilang sama aku, kalau ada satu bintang yang lebih terang itu berarti dia" tanpa sadar via menjawab seperi itu. Via memejamkn matanya tak terasa dari ujung matanya ada air yng menetes karna kejadian 1 tahun lalu terekan kembali dalam pikirannya.

Disini lah mereka sekarang. Di taman yang berhiaskan lampu2 mereka berempat sedang duduk di bangku taman. Dan melihat ke arah langit yang sedang di penuhi bintang

"Eh lihat deh bintangnya ada yang lebih terang" sambil menujuk dan tersenyum

Mereka bertiga langsung melihat ke atas dan benar ada satu bintang yang lebih terang.

"Iya bener el, mungkin mereka bahagia melihat kita berempat yang lagi bahagia juga." Via tersenyum. Lala dan nada mengangguk mengiyakan

"Kalo suatu saat gue gak ada di sisi kalian. Kalian lihat aja bintang. Klo ada yang lebih terang. Itu berarati gue" ucap angel merasa sedih.

Mereka bertiga langsung menegakan duduknya dan melihat ke arah angel "maksud lo?" Berbarengan

"Caelah kompak amat lu pada. Iya kalau. Kalian percaya kan kalo setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kita kan gak ada yang tau soal umur." Ucap angel berusaha tegar. Sedangkan ketiga sahabnya hanya diam tidak memberi jawaban apapun karna merasa bingung dengan yang di ucapkan angel

"Kita itu seperti bintang. Walaupun jauh dan kadang tidak terlihat. Tapi kalian selalu ada di sini" sambil menunjunk harinya. Angel menahan air matanya supaya tidak menetes.

Via tersadar dari lamunannya. "Kalo boleh tau siapa yang bilang seperti itu vi ?" Tanya rano penasaran. Karna rano menyadari via yang meneteskan air mata dalam diam

"Enggak kok bang. Hanya terbawa suasana." Masih terus fokus melihat bintang "selama kamu pergi aku belum pernah liat bintang yang jauh lebih terang. Aku yakin kamu masih ada si dunia ini el" batin via berkata yakin

"Yaudah masuk yuk, udah malam.." ajak rano, lalu via mengangguk dan masuk ke dalam rumah. Tanpa orang itu ketahui ada sepasang mata yang memperhatikan. Dan measa kesal

"Awas aja lo. Gue bakal bikin lo balik lagi sama gue" ucap laki2 itu. Lalu pergi

"Dari mna bang sama via ?" Tanya vano yang tidak mengalihkan pandangannya dari televisi

"Dari taman belakang rumah" sambil duduk di samping vano "emangnya kenapa ?" Tanya rano.

"Gpp tadi bunda nyariin lo. Tp sekarang mungkin udah tidur.." masih tetap fokus

"Bunda ? Ngapin nyariin gue?" Melihat ke arah vano.

"Ya wajar aja nyari anaknya. Soalny biasanya kan lu jadi penunggu kamar. Dan mlm ini lo gak ada di kamar.. taunya lagi PDKT sama cewek yang dulunya di cuekin mentah2. " ledek vano. Rano hanya berdesis "bacot"

Vano mengabaikan rano. Lalu dia berdiri dan melangkah menuju dapur. Berharap via belum tidur. Begitu vano melihat pintu via terbuka dia tersenyum. Vano menghampiri kamar via.

"Vivi lo gak kangen apa sama kita. Udah hampir 1 bulan kita gak ketemu" ucap wanita di sebrang sana

"Kangen tapi kita belum bisa ketemu.nanti deh kalau udah 3 bulan di sini. Aku izin libur, sorry ya" ucap via sedih. Via sedang melakukan video call dengan 2 orang sahabatnya. Yang kebetulan nada sedang menginap di tempat lala

"Gpp vi santai aja gak usah di fikirin omonganya si nada. Lo fokus aja kerja. Biar uang lo tambah banyak. Biar bisa jajanin gue jasuke dan aromanis" ucap lala sambil tertawa

"Si oneng gue fikir lu bakalan nenangin. Taunya da maunya" sambil menjitak kepala lala. Dan lala mengelus jitakannya sambil memanyunkan bibirnya. Sedangkan via hanya tertawa melihat tingkh mereka

"Via " panggil seseorang.

Via langsung bangun dari posisi dudknya dan melihat ke arah orang itu
"Iya bang. Ada apa?" Tanyanya, via tidak tau sejak kapan bang rano ada di sini.

"Lo lagi sibuk ya?" Tanyanya sambil cengar cengir

"Gak ko bang. Kenpa ?" Tanya via..
"Gue mau minta tolong bikinin coklat panas.." ucap vano tidak enak. Tapi vano sengaja. Hanya ingin mengobrol dengan gadis itu

"Oh baik bang. Sebntar ya. " ucap via sambil melongos meninggalkan vano di dekat pintu kamar via. Vano memperhatikan kamarnya "cukup rapi" gumam vano. Kemudian melihat ke arah layar yang masih menyala karna via tidak menutup sambunganny.

"Dia itu bneran babysister. Kok pake bawa2 notebook. " batin vano. Sambil senyum2 gak jelas

Via sudah ada di hadapan vano. Dan mengerutkan keningnya melihat vano senyum2 tidak jelas.

"Abang kenpa senyum2 gak jelas?" Tanya via
Vano kaget bukan main.

"Gak kok. Lo beneran babysister kan ?" Tanya vano

"Iya bner. Emng nya knapa ?" Via semakin bingung

" aneh aja babysister bawa notebook"jawabnya enteng

"Oh. Ya biarin yang penting via gak melupakan tanggung jawab via sama kerjaan kan" ucap via. Vano diam. "Bner juga si dia kan tanggung jawab juga semua kerjaan dia beres" batin vano

"Yaudah thank ya udah di bikinin " sambil tersenyum manis "good night" sambungnya

"Bang vano kenapa deh dia" gumamanya
Via langsung melihat ke layar notebooknya. Ternyata mereka sudah menutup nya. "Yaudah deh aku tidur aja" gumamnya sambil merebahkan diri dan tertidur pulas.

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang