part 25

314 14 4
                                    


Via sedang menyisir rambut keysa,.
Ini hari minggu jadi via tidak terlalu kerepotan,.

"Kak via lihah deh " anak itu menujukan gambar yang telah dia buat

"Bagus, keysa udah pintar ya sekarang, gambarnya udah mulai rapih " pujinya, anak itu tersenyum puas dengan hasil karyanya, memang anak kecil pada dasarnya suka sekali di pujikan,.

Tapi bukan haus pujian ya. Hehe

"Selseai" ucap via seraya tersenyum
"Udah cantik deh"

Anak itu langsung berdiri,  dan berjalan keluar dari kamarnya,.
Via menyusul keysa da menggengam tangan anak itu. Mereka menuruni anak tangga satu persatu,.

"Bundaaa" keysa berlari menghampiri bundanya yang sedang. Duduk di meja makan. Merek semua sedang menikmati sarapannya,.

"Anak bunda udah cantik, wangi lagi,." Mencium anak bungsunya itu

"Keysa mau ikut bunda gak ke mall? Tanyanya
Anak itu mengangguk antusias.

"Via ?" Panggil zahra, dan via menghentikan langkahnya,. Di sana ada renal, vano dan rano, mereka semua melihat ke arah  via,.

"Iya bunda,"

"Kamu mau ikut ke mall gak sama keysa?" Tanyanya

Via sedikit bingung sebenarnya hari ini via malas untuk pergi ke mna2,. Tapi klo bos nya yang meminta, ya mana mungkin via menolaknya kan,.

"Klo pun kamu gak ikut juga gpp kok, sekaramg kan juga sudah ada ayahnya,.kamu istirahat aja,"

Seakan2 zahra paham apa yang via mau,.

Via tersenyum " baik bunda"
Lalu berjalan meninggalkan  mereka,.

Vi melihat bibi sedang beada di halaman belakang,.

"Sedang apaa bi?" Tanya via

"Lagi mau nyiram bunga neng" jawabnya

"Biar via bantu, kerjaan bibi kan masih banyak," via mengambil alih lalu tersenyum ke arah wanita itu

"Yaudah neng, bibi masuk dulu ya,"
Via hanya mengacungkan jari jempolnya,.

***

Via menghela nafasnya,.
Via merasa kesepian, karna biasanya jam segini dia bermain atau hanya sekedar menemani keysa menggambar,.

Via kerja di sini memang di kontar samapai ayahnya keysa pulang dari jepang,. Bukan setahun

Dan sekarang Tn. Herlambah sudah kembali ke indonesia,.
Jadi via rasa tugasnya sudah selesai,.

Via mnghebuskan nafasnya,.

Mungkin via akan segera kembali ke tempat asalnya,. Tapi bagaimana dengan hatinya,. Bahkan sampai saat ini via masih bingung bagaimana  harus bersikap di depan rano,.
Entah dia harus besikap biasa saja, pura2 tidak tau, atau dia harus  tetap seperti ini,.

Ini menujukann pukul empat sore,.
Udara lagi sejuk2 nya,.
Dia sedang duduk di mini bar,.
Dengan segelas coklat panas di hadapannya

"Ngelamun aja"
Via terperanjat,. Dan melihat ke arah belakang,

"Bang vano, ngagetin aja" ucap via sambil memgelus dadanya

"Siapa yang ngagetin, ngapain sih lo bengong di sini, sendiri pula"
Sambil duduk di sebelah via

"Kepo" jawab via

"Gue tau, pasti lagi mikirin gu,. Gue tau kok vi gue itu memang tampan,.
Dengan percaya dirinya dia berucap

Ya memang dia tampan,. Tidak bisa di bialng tidak, karna memang iya

"Iya deh yang tampan,. Yang cantik bisa apa"
Tentu via tidak mau kalah

Vano terbahak,.
"Sini hp lo"

"Untuk ?"

"Minjem elah" via menyodorkan ponselnya
Rano membukanya dan membuka camera.
Langsung mengarahkan kamera itu kepada dirinya dan via,.

"Liat sini dong cewek cantik. Sama cowok ganteng mau ber foto" ucapnya

Dasar vano

Via tersenyum tipis, sedangkan vano hanya mengangkat alisnya sebelas.

"Only one" ucap via yang langsung merebut ponselnya

"Busyeeet pelit amat"
Vano langsung bediri dan berjalan meninggalkan via

"Bang vano marah" batin via

"Bang vano" panggil via
"Mau kemna ? Masa gitu donag marah sih "

"Gue mau ke toilet vi, pangilan alam" sambil teriak dari arah tangga
Via hanya menggelengkan kepalanya mendengar teriakan vano,.

Via kembali melihat2 ponselnya

Via mendengar seperti suara orang berjalan mendekatinya,.

"Siapa lagi klo bukan bang rano" batinya

Orang itu langsung duduk di sebelah via,. Via mencium bau parfum nya bukan vano.

Ya siapa lagi kalo bukan rano

Rano tidak berbicara begitupun via,.
Bahkan via bingung harus ngomong apa,.

Rano masih terus memandangi via yang sibuk dengan poselnya, lebih tepatnya pura2 sibuk

"Ekhm.. vi"
Via melihat,. Mata mereka bertemu, ada rasa sesak di dalam hatinya ketika meliat rano, mengingat rano menyatakan perasaannya,. Dan melihat rano berpelukan dengan calon tunangannya.

"Nanti malem kita jalan, aku gak menerima penolakan, jam 7  udah harus siap" ucapnya datar dan langsung pergi meninggalkan via yang masih mematung di tempatnya,.

Rasanaya sakit ketika melihat rano bersikap cuek dan tidak peduli terhadapnya,.

Mungkin via memang harus melepas rano, karna via sadar dia dan rano sangat jauh berbeda,. Bagaikan langit dan bumi,.

LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang