part 15

1.4K 70 3
                                    


"Viii... nanti kamu berangkat bareng rano ya, bunda jalan duluan.. jangn lupa kunci pintu..." teriak zahra dari ruang tamu.

"Baik bun" sedangkan via sedang berada di kamarnya. Sedang bersiap2 karna malm ini mereka semua mau pergi ke acara pernikahn teman nya zahra.

Via terlambat karna sebelumnya dia harus menyiapkn dulu keperluan keysa tentunya, dan kebetulan keysa sangat susah untuk di bangunkn. Jadilah via di tinggal zahra. Dan harus berangkat bersama rano..

Hubungan mereka masih tetap sama seperti hari2 sebelumnya. Belum ada yang saling menyapa antara keduanya.

Rano sudah siap terlebih dahulu. Dia mengenakn kemeja biru muda dan jas abu. Berebeda dengan renal dan vano

Renal itu tak lain adalah suami dari zahra. Renal sudah pulang sejak dua hari sebelum acara ini. Dia juga sangat baik sama seperti zahra. Dan bisa di bilang humoris..

Via sudah siap. Dia mengenakn terusan berwarna senada dengan kemeja rano. Dan hijab abu2.

Via tidak tau siapa yang memberi pakaian ini. Yang jelas pakaian ini sudah ada di kamar via. Dengan secarik kertas. Yang bertuliskan "wajib di pakai malam ini"

Via berjalan ke arah ruang tamu.. dengan perasaaan yang gk bisa di jelaskan. Karna mungkin dia akan berangkat bersama orang yang dia hindari selama dua minggu ini.

"Ekhem.. " via berdehem supaya rano menyadarinya.

Rano langsung berdiri tanpa melihat ke arah via sedikitpun. Ada perasaan sesak dalam hati via.

Rano berjalan lebih awal sedangkan via mengekor di belakangnya.
Lalu mereka masuk dan rano mulai menjalankan mobilnya..

Selama di perjalanan tidak ada yang muai berbicara. Mereka sibuk dengan pikiran masing2, hanya suara music yang mengiringi perjalannan mereka

Sekitar 20 menit mereka telah sampai di sebuah gedung. Zahra dan renal juga sudah ada di sana.
Merka mulai menyalami kedua mempelai.

"Wey bro selamat ya. Semoga jadi kelurga yang sakinah" ucap rano yang berada di depan via.

"Thank bro. Lo kapan nyusul,." Candanya mempelai laki2nya yang bernama reza.

"Secepatnya" jawabnya cepat. Dan mulai maju meninggalkan latar.

Zahra dan renal sedang berbincang2 dengan para ibu2 dan bapak2 lainnya. Rano juga sedang berbincang2 dengan teman2 nya yang lain. Sedangkan vano dan keysa? via tidak tau mereka ada di mana. Dan di sini lah dia duduk sambil menikmati hidangan yang tersedia

Jangan tanya dia dengan siapa, karna yang pasti dia sedang sendirian. Karna tidak ada yang via kenal.

"Menyedihkn banget ya aku, semua asyik mengobrol sedangkn aku, kaya anak ilang. Mendingan aku gak usah ikut aja ya, kan enak bisa tidur" gumanya..

Untuk mengalihkan ke bosanan nya via berjalan ke arah halaman yang ada di sebelh kiri. Halaman yang di sulap menjadi seuatu yang indah di hiasi dengan lampu2. Suasananya begitu romantis. Di iringi lagu2 yang khas , Dan ada juga beberapa orang yang sedang berdansa.

Via duduk di salah satu bangku.
"Di sini jauh lebih enak daripada di dalam"
gumam via

"Boleh duduk gak?" Tanya seorang lelaki tiba2.

"Eh iya boleh, silahkn"

"Sendirian aja?" Tanyanya lagi

"Enggak kok, sama yang lain cuma mereka di dalam" via tidak tau siapa lelaki ini

"Oh iya knalin, gue aldo" mengulutkan tangannya untuk bersalaman. "Via" ucapnya tp via tidak menerimanya, via hanya tersenyum tipis lelaki itu langsung menggaruk tengkuknya karna merasa malu.

"Kenapa gak di dalem aja"

"Males lebih enak di sini.."

"Iya ya di sini adem. Gak begitu berisik pula"

Via hanya menganggukn kepala "nah itu tau" btinya

"Lo tinggal di..."

"Ekhm.." via dan aldo langsung menoleh ke sumber suara yang tak lain adalah rano,  aldo juga belum sempat melanjutkan ucapannya. 

"Wey bro, apa kabar lo. Udah lama kita gak ketemu ya"

"Gue baik"

"Wih masih belum berubah juga lo. Masih dingin aja" ledeknya, rano hanya menatapnya tidak suka.

Karna aldo. Telah merubah siska menjadi wanita yang liar, yang membuatnya tidak suka. Karna aldo pula hubungan mereka menjauh.

"Oke kalau gitu gue masuk dulu, duluan vi" yang langsung meleset ke dalam gedung itu

"Boleh duduk?

"Em boleh kok.."

"Nih.." menyodorkn satu gelas minuman.

"Terimakasih" rano hanya tersenyum

"Vi boleh ngomong sesuatu" ucap orang itu membranikan diri. Via mengangguk sebagai jawaban

"Vi aku mau minta maaf"

"Tumben ngomongnya aku " batinnya
"Untuk apa ?" Tanya via

"Ya pokonya aku minta maaf"

"Bang rano gak salah kok, knp minta maaf ?" Ucapnya kepada Laki2 yang sukses membuat jantung via berdetak lebih cepat jika berada di sampingnya.

"Aku udah bikin kamu gak nyaman vi"

"Justru aku yang harusnya minta maaf karna aku udh ninggalin bang rano tanpa jawaban"

"Sudahlah vi, lupakan saja anggap saja aku gak pernah ngomong begitu..mungkin aku memang gak pantes vi buat kamu. Kamu seperti wanita yang tidak ada cacatnya.." menghela nafasnya

"Maaf bang rano, aku hanya takut, takut hal yang sama terulang.." irihnya

Rano hanya mengerutkn keningnta "apa ada hubungn nya dengan angga" ucap rano spontan

Via langsung mengangkat kepala nya dan melihat ke arah rano yang sedang mentapanya "dari mna bang rano tau soal angga" batinya.

"Aku tidak sengaja mendengar obrolan kalian" Seolah2 paham dengan ekspresi via..

Via terkejut "obrolan yang mna? Apa jngn2 yang teriak2 waktu itu" batinnya

"Aku pernh mendengan kamu ribut dengan angga beberapa waktu lalu." Via masih diam di tempatnya

"Kamu bisa ceritain yang sebenarnya, biar aku paham" ucap rano lembut.

Via memejamkn matanya beberapa saat dan mengangguk mengiyakan
Mungkin dengan dia bercerita. Rano bisa  memahami. Bukan menertawakan


LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang