H-12

7.6K 1.1K 237
                                    

"Maaf tuan, tapi....







....APAKAH TUGAS SEORANG JURNALIS ITU SEPERTI INI?!"

Mendengar teriakan sekaligus protes dari orang yang sekarang sedang ada dalam toiletnya membuat pria tinggi yang sedang membaca buku itu terlonjak kaget. Matanya bergerak mengikuti seorang pria mungil yang sedang menuju ke arahnya.

Dengan sikat wc di tangannya.

"ada apa? kau merasa-"

"YA AKU KEBERATAN! AKU MEMINTA AGAR INI DI TIADAKAN!"

Nafas memburu keluar dari bibir pria mungil yang mukanya merah menahan amarah sekaligus malu. malu karena dipermalukan, bukan blushing macam anak remaja dimabuk asmara.

Pria tinggi itu menghela nafasnya, "Bukankah ini salah satu syarat agar kau bisa mendapatkan artikel diriku?" tanya pria itu.

ia meletakan bukunya setelah sebelumnya membatasi halaman itu dengan pembatas buku, lalu mencondongkan tubuhnya ke arah pria mungil tersebut.

"Jadi, lakukan saja 'pelayanan' yang kau ingin berikan padaku" ujarnya sambil tersenyum.

tersenyum setan sampai yang melihatnya saja antara bergidik dan ingin meninju wajahnya yang kelewat tampan itu.

"Tapi aku tak pernah mengatakan aku akan memberikan pelayananku padamu, tuan Park Chanyeol! apa-apaan itu?!" protes pria mungil ini.

"Tapi kau mengatakannya di kafe, Byun Baekhyun si Jurnalis honorer"

"JANGAN MENGHINAKU!"

"JANGAN BERTERIAK KEPADAKU!!"

"KAU JUGA BERTERIAK!"

"INI RUMAH- sial!"

Chanyeol tidak tahan dengan suara melengking baekhyun yang berniat merusak gendang telinganya yang hampir saja mengeluarkan cairan dari sana. Ia menarik tangan baekhyun lalu mengurung tubuh mungil itu dalam kukungannya.

sekarang baekhyun sudah berbaring diatas sofa sambil menatap chanyeol dengan matanya yang melotot kaget. wajah chanyeol tepat berada di depannya, hidung mereka hampir saja saling menyentuh.

dan sikat wc itu juga sudah terpental dari pegangan baekhyun.

"Apa yang-"

"sst, diam atau kau akan memberikan 'pelayanan' yang sesungguhnya"

Bibirnya langsung terkatup rapat saat mendengar pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah pernyataan serius.

merasa baekhyun yang diam saja, Chanyeol merasa tergelitik di dadanya. rasa jahil nya keluar dari otaknya. bukannya menyingkir dari atas baekhyun dan membiarkan maid dadakannya itu menyikat kembali toilet yang sebenarnya tidak  kotor itu, ia malah menekat.

menempelkan bibirnya dengan bibir mungil nan lembut yang ada dibawahnya.

chanyeol bersumpah bahwa ia bukanlah gay.

hanya menyukai sesama jenis ( ͡° ͜ʖ ͡°)

ya tidak yakin juga sih, buktinya akhir pekan ia masih sering mampir ke pub untuk menyewa wanita untuk ia gagahi dan ia sumbangkan uangnya.

bukankah chanyeol sangat dermawan?

tapi sungguh, bibir yang kini sudah ia lumat rasanya begitu manis. lebih manis dari pada truffle alba yang sangat jarang dipakai di masakan saking langkanya.

jangan salah, rasa manis bibir ini lebih langka dari apapun.

"ngh.."

Chanyeol mendadak teringat akan apa yang ia lakukan barusan, ia melepaskan ciuman itu dengan cepat. menghapus jejak saliva di bibirnya sambil memandangi bibir yang yang membengkak di bawah sana.

Deadline - ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang