Untuk mendapatkan bonus yang dijanjikan atasannya, Baekhyun harus bisa menyelesaikan pekerjaanya hanya dalam waktu 14 hari. Siapa sangka dalam waktu 14 hari, berbagai kejutan datang ke kehidupan Baekhyun?
Start : 17/06/18
End : 14/01/19
BOOK [1/2]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sshh... "
Ringisan itu keluar dari bibir mungil berwarna merah muda milik baekhyun saat kakinya terkilir dan terjatuh di dapur apartemennya. Ia jatuh terduduk dengan rasa sakit yang menjalar hingga ke perut bagian bawahnya, tepatnya di daerah rahim nya.
Dengan wajah yang memerah menahan sakit, baekhyun berusaha menggapai wastafel dapur untuk menjadi penyangganya berdiri. Sungguh, jika dihitung-hitung ini adalah rasa sakit yang paling sakit selama hidupnya.
Tanpa sadar, mata baekhyun mengeluarkan air mata seraya duduk dengan tergopoh di kursi makan. Baekhyun menoleh ke arah tempat ia terjatuh tadi, dan menemukan genangan air yang berasal dari kulkas yang sepertinya tengah defroze.
Baekhyun menangis, lelehan air matanya keluar dengan lancar bagai iklan pompa air Sanyo. Begitu banyak hal yang ia pikirkan hingga rasanya menangis begitu wajar saat ini.
Pertama adalah sakit pada perutnya bertambah banyak, kedua ia merasa begitu bodoh tidak melihat genangan air itu, dan yang ketiga tentang bayinya.
Bagaimana kabar bayinya di dalam sana? Apakah ia baik-baik saja? Sungguh baekhyun merasa menjadi ib-ayah hamil terbodoh di dunia.
Dengan susah payah, ia merogoh kantung celananya untuk mengambil ponselnya. Bergegas menelepon seseorang yang bisa dimintai tolong diantara kontak nya yang hanya sedikit.
Ingin rasanya ia menelepon ibunya, tetapi wanita itu tengah berada di rumah temannya yang ada di Seoul. Akan merepotkan dan membuatnya khawatir jika baekhyun menelepon.
Dengan bibir yang digigit antara menahan sakit dan keresahan, ia memencet tombol digit '1' di panggilan cepat, dan nama itu terpampang.
"Halo? Kenapa wartawan byun-"
"T-tolong aku..." lirih baekhyun.
"Kau kenapa?! Beritahu aku sekarang!"
"Datang saja, tolonglah.. Aku sudah tidak kuat.. "
"Dalam perjalanan, baekhyun..."
Dan setelahnya, baekhyun menutup telepon itu sambil memejamkan mata. Berupaya menahan sakit yang semakin mendera.
"Bubu... Tunggu sebentar lagi.."
.
Pria dengan kulit yang begitu putih ini mengunjungi kekasihnya yang bekerja di sebuah rumah sakit umum terbesar di Seoul. Dengan bunga di tangan dan bungkusan makanan sebagai wujud -sok- romantisnya, ia berjalan menuju meja resepsionis.
"Maaf, saya mau bertanya..."
Baru saja berbicara sebentar, perawat di meja resepsionis mendadak sesak nafas dengan wajah yang tersipu. Hm, sunggingan miring tercetak di wajah pria ini.