H-14

10.4K 1.2K 56
                                    


"dasar botak sialan"

sepanjang jalan menuju rumah si chef yang akan baekhyun jadikan bahan wawancara, bibir mungilnya tak berhenti mengoceh mengutuk si botak atasannya itu.

atasannya itu menyuruh baekhyun menggunakan mobil nya sendiri yang sudah butut butuh pensiun, padahal mobil perusahaan sedang menganggur. lagipula juga bukan cuma satu, ada 10 mobil jika di total.

tapi memang dasarnya pelit bin kikir, jadilah baekhyun naik mobil butut tidak kesayangannya ini. baekhyun rencananya mau irit bensin juga irit biaya reparasi. tapi jika sudah begini, mau bagaimana lagi?

menunggu ayam berubah menjadi ikan buntal juga keputusan di botak tak akan berubah.

"gara-gara atasan gila itu aku jadi haus. mampir sebentar tak apa, kan?" monolog baekhyun sambil memasuki parkiran sebuah cafe dengan menu donat.

mengumpat dan mengutuk atasannya membuatnya haus, jadi ia mau membeli es kopi di sini. Palingan juga 15 menit, tak mempengaruhi deadline nya.

baekhyun kan jurnalis handal, ha.

"Ice americano satu, ya"

Baekhyun tak berniat membeli makanan atau kudapan jenis lainnya, toh dia cuma haus.

sebenarnya gara-gara kondisi dompet yang makin prihatin.

Sembari menunggu pesanan nya datang, baekhyun mengetuk jarinya di meja yang ia tempati untuk menunggu. Tinggal menunggu benda yang ia bawa bergetar tanda pesanannya selesai.

"apa pegawai disini tidur, ya? Lama sekali. Yang punya cafe ini sangat buruk dalam mengawanya buruk-buruk" gerutu Baekhyun.

bukan tanpa alasan baekhyun mengomel seperti nenek nenek asam urat, sudah 15 menit ia menunggu tapi pesanannya tak juga datang.

tak tahu saja kalau dari tadi ada yang memperhatikan baekhyun dengan senyum misterius.

"Aku membuang waktu berharga ku, astaga. Jika aku bertemu pemilik cafe ini, akan ku ajarkan caranya melayani dengan baik" ujar Baekhyun berapi-api.

baekhyun memang agak susah mengontrol emosi jika seperti ini. faktor deadline dua minggu juga, sebenarnya.

Drrt... Drrt...

alat yang baekhyun harapkan untuk bergetar akhirnya bergetar juga. dengan segera pria mungil itu bangkit dan mengambil pesanannya.

dengan muka yang agak kesal, dia membayar minuman itu. baekhyun sedang buru-buru, maka dari itu tak ada waktu untuk komplain.

"terimakasih" ujar baekhyun acuh.

kaki mungilnya berjalan cepat menuju pintu ke luar, dengan bibir yang meminum minuman yang ia pesan. sedikit meringis saat meminumnya.

"untung saja americano nya rasa surga, setidaknya cafe ini punya kelebihan"

lalu baekhyun menghilang dibalik pintu kaca cafe, melaju menggunakan mobil bobrok nya.

Tidak tahu saja sedari tadi ada yang memperhatikan baekhyun dengan senyuman misterius.

==

"Maaf, tapi ketua sedang tidak di restoran. Mungkin anda bisa datang lain kali"

rasanya baekhyun mau menabrakkan kepalanya di dinding bata restoran Italia itu. Benar-benar sia-sia ia kemari dengan kecepatan tinggi.

Yang baekhyun cari tidak ada di restoran mewah ini, chef pemilik restoran itu sedang pergi sejak jam makan siang tadi.
"apa anda tahu alamatnya? Ah, atau anda punya kartu namanya?" tanya baekhyun dengan wajah berharap.

Karyawan itu mengangguk, mengambil selembar kartu nama dari tumpukan kartu nama di laci.

"Ini tuan, semoga membantu" ujar karyawan yang ramah kelihatannya.

baekhyun berujar terimaksih, lalu berjalan keluar menuju mobilnya. mendudukkan dirinya dengan malas lalu menyalakan ac mobil yang untungnya masih berfungsi.

baekhyun melepas name tag jurnalis nya pelan, terlalu suntuk untuk hari ini. kalau mau, sekarang ini ia sedang menulis artikel tentang boy grup saat ini.

tapi tugas itu di handle oleh juniornya, gara gara baekhyun termakan kata bonus. Maklumlah, baekhyun juga butuh tambahan biaya untuk kehidupan.

dilihatnya kartu nama milik chef yang susah ditemui itu, lalu baekhyun menghela nafasnya.

"Kenapa juga chef yang namanya Park Chanyeol ini tinggal di kawasan mewah begini? Itu juga jauh dari sini." baekhyun mendaratkan kepalanya di stir mobilnya.

memejamkan matanya sebentar, mengusir suntuk yang menyerang. baekhyun berharap agar di kemudian hari, chef ini tak menyusahkannya.

Semoga saja.

==

minimarket adalah tempat yang baekhyun datangi setelah puas marah marah seharian. Perutnya lapar, jadi ia berencana membeli ramyeon.

tadinya ia mau makan tteokbokki dengan soju sebagai pendamping, tapi makan sendirian di tempat seperti itu terlihat menyedihkan. Kelihatan seperti orang kesepian.

Padahal kan memang iya.

baekhyun tidak punya teman, karena terlalu sibuk bekerja. teman-temannya selalu pergi tanpanua, memberitahu baekhyun saja tidak.

pria mungil ini mengaku tak apa, mungkin begitu lebih baik. walaupun ada keinginan di hatinya untuk ikut dan bergabung.

sudahlah, baekhyun tidak mau membicarakannya.

"Semuanya ₩10.000" ujar si kasir.

Baekhyun mengangguk, membayar dengan uang pas lalu berlalu ke luar dan menempati tempat duduk yang lokasinya strategis menurut baekhyun.

menunggu mie di dalam cup itu mengembang dan matang, baekhyun membuka aplikasi game nya sebentar. sekedar mengurus tanaman agar tidak busuk.

setelah itu ia meletakan kembali ponsel hitam keluaran tidak terlalu baru miliknya kedalam tas, tujuannya agar tak hilang lagi.

pernah suatu hari menghilang di tumpukan salju, baekhyun mencari hingga membersihkan satu lapangan dekat apartemennya. Dan saat ditemukan, bersyukurlah baekhyun karena ponsel itu masih hidup.

mengaduk ramyeon yang wanginya menguar, baekhyun merasa seperti bebannya hilang seketika. ia memakan mie itu dengan mata terpejam, menikmati nikmatnya makanan yang menemaninya selama ini.

"kurang kimchi, sayang ibu tidak mengirimnya bulan ini" keluh baekhyun.

baekhyun menandaskan makanannya, meneguk sekaleng soda yang ia beli dengan helaan nafas puas.

"begini saja aku sudah bahagia. tak peduli sehat atau tidak, yang penting aku kenyang" ujar baekhyun tersenyum.

baekhyun membuang sampah bekas ramyeon dan kaleng soda ke tempatnya lalu kembali masuk kedalam mobilnya untuk kembali ke apartemen.

baekhyun butuh tidur sampai tenanganya pulih lalu dapat mewawancarai chef itu dengan kepala ringan.

dan baekhyun benar-benar tak memperhatikan seseorang yang duduk di meja minimarket tak jauh dari tempatnya makan tadi.

orang itu tengah tersenyum misterius sekarang.








Kenapa sih joy ngebut banget? padahal OT last chap aja blm di update, wkwk.

Makasih yaa yang udah ngucapin joy ultah, joy sayang kalian 😘

—Joy cancie.

Deadline - ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang