"Ayah, ceritakan padaku sesuatu yang menarik!" Sang Putri memeluk ayahnya.
Sang Raja memadang putrinya nanar. Sinar Matanya perlahan hilang kemudian ia tersenyum,
"Biarkan aku ceritakan kekhawatiranku akhir-akhir ini" katanya,
"Karena kau semakin dewasa, dan jalanmu semakin jelas, sedang aku hanyalah perantara antara dirimu dan jalan tersebut."
Sang Raja tersenyum lebar,
"Aku bukan orang baik, tapi aku adalah Raja, tapi aku adalah raja yang pengecut."
------------------------------------------------------------------------------
Usiaku menua
Permusuhan dari dunia kian terasa
Dinginnya pacuan hidup menekanku
Kian dekat dengan kematian
Dingin itu kini hangat
Tetap masa lalu itu kegelapan
Makin manusiawi,
Makin haus darahlah manusia
Hancur itu kini hitungan detik
Apa itu waktu?
Kalau di setiap detiknya menjadikan kita lapar
Lihat tubuh tambun itu
Menyimpan harapan,
Bagi yang empunya harapan
Tapi sudah terkoyak
Hancur oleh kekuasaan
Hilang oleh keinginan
LW/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Putri Peratap
PoesiaDipropaganda oleh pikiran, dihancurkan oleh jiwa Kebohongan terbesarku, adalah diriku sendiri. Aku, sang putri Aku, sang monster Aku, sang Peratap Inilah Elegi ratapanku. Kompilasi Puisi (c) Syerin