Aku telah bertemu dengannya.
Sang Putri sejak ia masih kecil.
ia gadis kecil yang lucu, pipinya merona merah dan matanya hijau bagai emerald.
Baginda Raja sangat menyayanginya, saking sayangnya sampai-sampai ia mengunci Sang Putri di dalam istana dan tak mengizinkan siapapun untuk melihat putri semata wayangnya itu.
Baginda Raja adalah pencemburu.
Hingga bahkan Ibunda Ratu, Ratu dari Sang Putri pun dilarang untuk bertemu dengan anaknya sendiri.
Raja yang kejam dan penyayang.
terjebak dalam obsesi mendalam, seakan menemukan permata langka yang harus ia jaga dari seluruh nyawa yang hendak memilikinya.
Aku, telah mengenal Putri sejak dahulu. Aku mengetahui apa yang Anda lalui selama ini.
terjebak dalam asa, tersangkar bagai burung hias
Tapi kini Anda dihadapanku, aku menarikmu kelar, menyelamatkanmu dari kegelapan di dasar air
Tapi anda melupakan semuanya.
Apakah aku harus sedih, ataukah senang?
-----------------------------------------------------------------------------------------
Putri itu cantik,
permata tanpa cacat, emas berharga, berlian yang dicintai.
Kini ia dewasalah sudah.
Bertambah umur, semakin lama semakin sedap bagai anggur
Dunia yang penuh misteri itu, kini bisa ia jelajahi.
Benarkah dunia itu kelam dan liar?
Dunia orang dewasa itu?
Tidak kelam dan tidak liar, tapi hampa dan gelap.
Untuk bisa menjelajahinya, sang putrilah yang membuat jalannya.
Sulutlah api dalam obor
Cahayanya menerangi ruang hampa itu.
Jelajahi lorong hampa yang mengerikan,
JANGAN BERBALIK UNTUK LARI
Kedewasaan itu, bentuklah bagimu Putri.
Tapi jangan berbalik
JANGAN LARI
JANGAN TAKUT
A/N : Dunia orang dewasa itu mengerikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Putri Peratap
PoesíaDipropaganda oleh pikiran, dihancurkan oleh jiwa Kebohongan terbesarku, adalah diriku sendiri. Aku, sang putri Aku, sang monster Aku, sang Peratap Inilah Elegi ratapanku. Kompilasi Puisi (c) Syerin