Sang Putri ada dalam kegelapan yang pekat. Ia tidak dapat mengetahui apakah ia telah mati atau masih hidup, yang ia rasakan hanyalah tubuhnya melayang dalam kegelapan tersebut.
Ia tenggelam jauh sekali hingga dasar dari danau itu tidak ada lagi.
"Selalu saja begini. Padahal aku sudah bilang aku tidak bisa berenang, tapi mengapa aku harus mati karena kesalahan orang lain?
Thalassa adalah gadis yang sempurna, di air maupun di darat, ia tetap sempurna.
Tapi aku adalah makhluk terbatas. di dalam air, aku tidak dapat bernafas.
Tapi aneh, ada sebuah gejolak dari dalam diriku
gejolak itu seakan-akan mengatakan,
Aku menyukai kegelapan ini, Aku belum menjelajahi dunia, aku belum mewujudkan mimpiku, aku belum hidup dengan baik,
Aku tidak akan mati dengan cara sebodoh ini. "
Di saat itulah, ada sesuatu yang lahir dan bangkit dari dalam hati rentan Sang Putri.
_______________________________________________________
Rasanya daku tertinggal
Jauh sekali tak lagi terpandang
Tinggal di bawah itu sepi
Memalukan,
Ku harap kubisa tegapkan daguku
Ini aku dengan kepayahan
Tinggalkan aku untuk mengejar surga
Kan kujadikan bawah ini firdaus
Kan kupahat namaku di gunung
Kutulis kisah ini di lembah
Dan ku kan hidup bersama laut
Kuubah dunia yang kalian tinggalkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Putri Peratap
PoetryDipropaganda oleh pikiran, dihancurkan oleh jiwa Kebohongan terbesarku, adalah diriku sendiri. Aku, sang putri Aku, sang monster Aku, sang Peratap Inilah Elegi ratapanku. Kompilasi Puisi (c) Syerin