Ch. 1 : Takut

269 23 7
                                    



Melangkahkan kakinya di atas rerumputan yang luas, karpet hijau memantulkan cahaya mentari yang menyilaukan. Sang putri dilingkup cahaya dan kehangatan, kebun teh milik ayahnya adalah tempat yang paling Putri ini sukai. Lari, Berlari, Lari lagi. Sang Putri merasakan kesenangan dan kebahagiaan.  Lagi, ia tertawa lebar. 

Tertawa dan tertawa, hingga air mata bebas meluncur dari kelopak matanya.

Sang Putri menangis.

-----------------------------------------------------------------------

Takut Mati

Tapi takut hidup


Takut memiliki

Tapi takut kehilangan


Takut berjuang

Tapi takut sia-sia


Takut bicara

Tapi takut tidak dipedulikan


Takut hari ini

Takut esok hari


Takut orang lain

  Takut diri sendiri 


Takut akan kesedihan

Tapi takut bahagia


Takut, takut, takut, takut


Perlu berapa lamakah?

Apa yang akan kaulihat

Bila dunia ini hanyalah takut semata


Dunia terus berubah

Takutmu terus bertambah

dalam pacuan itu, janganlah kalah


Menghadapi ombak itu takut

Tapi kau harus selamat

Maka meski takut, bertahan hiduplah!




LW/11/8/18

Elegi Putri PeratapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang