7

1K 71 1
                                    

Happy Reading...

Beberapa hari kemudian, Jihan sudah diperbolehkan pulang. Jihan pulang ke rumah orang tuanya? Tentu jawabannya adalah tidak. Ia pulang ke apartemennya. Ia bisa tinggal sendiri meskipun ia belum sepenuhnya pulih. Bisa saja ia tinggal di rumah Revan. Tapi ia tak ingin menjadi beban Revan. Ia memilih tinggal di apartemennya. Dan besok ia akan kembali masuk ke sekolah.

Saat ini Jihan tengah bersiap ke sekolah. Ia tak menggunakan motornya karena masih berada di bengkel. Kalaupun motornya ada, ia juga tak memakai motornya untuk sementara waktu. Karena tangannya masih sedikit sakit. Ia menunggu taksi di depan apartemennya. Tak lama kemudian taksi pun datang. Segera ia masuk ke dalam taksi dan meluncur ke sekolah. Dalam hitungan menit ia telah sampai di sekolahnya,

Setelah membayar taksi, Jihan berjalan menuju kelasnya dengan langkah perlahan. Di jalan ia berpapasan dengan Angga Saputra, orang yang selama ini ia kagumi. Angga adalah ketua tim basket yang sangat dikagumi sebagian besar siswi SMA Tunas Bangsa. Selain ketampanannya, Angga juga terkenal karna kecerdasannya. Angga seringkali memenangkan olimpiade matematika.

"Hai, Ji," sapa Angga

"Hai, Ngga," balas Jihan disertai senyuman

"Lo kanapa? Kepala lo diperban dan jalan lo juga agak pincang. Lo kecelakaan?,"tanya Angga sedikit enunjukkan wajah yang khawatir

"Hah? I.. Ini.. gue habis kecelakaan tapi sekarang udah sembuh kok," jawab Jihan sedikit gugup karna berbicara dengan gebetannya. Tiba-tiba Farid muncul dari belakang Jihan dan tanpa permisi ia merangkul pundak Jihan. Jihan terkejut setengah mati begitu juga Angga.

"Heh lo apa-apaan sih. Lepasin ga?" Jihan meronta berusaha melepas rangkulan Farid namun nihil itu tidak berhasil Farid malah mempererat rangkulannya.

"Wah ada ketua tim basket nih. Ngapain pagi-pagi udah modusin cewek gue?" kata Farid. Jihan yang mendengar itu membelalakkan matanya. Angga sangat terkejut karena sepengetahuannya, mereka adalah rival.

"Loh kalian berdua beneran pacaran? Setau gue kan kalian rival," tanya Angga memastikan

"Eng...," Farid membekap mulut Jihan dengan tangan kirinya.

"Iya dong. Emang kalo rival ga boleh pacaran. Ingat men, tak selamanya cinta itu berawal dari kedamaian. Tak selamanya benci akan seterusnya menjadi benci. Contohnya gue dari benci jadi cinta. So jangan gangguin cewek gue lagi. Ngerti?" kata Farid sok tegas. Jihan hanya mengerucutkan mulutnya.

"Gue ngerti kok. Jadi ga usah khawatir kalo lo gue tikung. Dan satu lagi gue ga godain cewek lo. Gue cuma nanya keadaan si Jihan," kata Angga berlalu begitu saja meninggalkan Jihan dan Farid.

"Lo kenapa sih ngomong gitu. Bohong itu dosa tau ga?" cicit Jihan

"Gue cuma ga mau kalo lo jadi korbannya si Angga. Asal lo tau, Angga tak sebaik yang lo kira. Dia itu playboy,"kata Farid.

"Tau ah. Gue benci sama lo," Jihan melangkahkan kakinya sedikit laju padahal berjalan saja ia masih agak pincang. Alhasil, Jihan jatuh. Farid yang melihat itu langsung berlari menolong Jihan.

"Ji lo gapapa?" Farid mencoba untuk membantu Jihan untuk berdiri

"Jangan pegang-pegang gue," ketus Jihan dan bangkit sendiri lalu meninggalkan Farid yang mematung di tempatnya. Farid mengacak rambutnya frustasi.

Sesampainya di kelas, Jihan disambut oleh sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Viona. Jihan mendudukkan dirinya di tempat duduknya. Viona duduk di samping Jihan. Viona mendapati wajah Jihan yang masam semasam asam jawa. Jika seperti ini, sudah bisa Viona tebak pasti Jihan habis bertengkar dengan Farid.

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang