18

668 43 5
                                    

Hai guys... apa kabar? kangen ga sama Farid dan Jihan? atau ada yang kangen sama aku? hehehe bercanda. gimana nih ada yang masih penasaran sama kelanjutan cerita LOVE SCENARIO? Tenang, nih aku update lagi. Di part ini mungkin ada konflik antara Jihan dan Farid. Konflik? kenapa? makanya biar penasarannya ilang ikuti terus kelanjutan cerita ini ya guys. Jangan lupa vote dan comment supaya author makin semangat nulisnya. oke, selamat membaca:)



"Yee bilang aja lu syirik kan," cibir Angga

"Udah biarin aja. Jomblo mah suka iri," kata Jihan

"Siapa bilang gue jomblo?"

Angga dan Jihan saling menatap.

"Lo udah punya pacar?" tanya Jihan dan Angga serempak dan dijawab dengan anggukan Viona

"siapa?"

"Andra," singkat Viona

"sejak kapan?"

"Kepo lo Jihan," kata Viona

"Ga mau tau pokoknya kasih gue pajak jadian,"

"Itu mah gampang. Besok kalau tanggal 32 September beru gue traktir,"

"Mana ada tanggal 32 September," gerutu Jihan

"Ekhem... udah udah ga usah ribut. Eh, Bi aku bawain ini buat kamu," kata Angga sambil menyimpan susu kotak rasa coklat dan strawberry di atas meja Jihan.

"Makasih, Bi," Jihan berterima kasih kepada Angga dan menusukkan sedotan ke susu kotak yang rasa coklat.

"Ya udah aku ke kelas dulu ya," pamit Angga.

"Oke,"

Angga kembali ke kelasnya. Saat hendak keluar dari kelas Jihan, Angga berpapasan dengan Farid. Keduanya saling menatap tajam. Entah apa masalah mereka. Lalu Angga segera melangkah keluar dari kelas Jihan. Tak lama kemudian, bell masuk pun berbunyi. Guru pengajar juga telah memasuki kelas. Semua anak menyimak apa yang diterangkan oleh gurunya. Tak sedikit dari mereka yang mengantuk di kelas. Mungkin karna belum makan, kurang minum, atau gurunya yang membosankan. Ups, maaf.

Tak terasa jam istirahat berbunyi. Jihan memutuskan untuk pergi ke rooftop. Viona pergi ke kantin bersama Angga. Biasalah pasangan baru. Jihan membuka pintu menuju rooftop. Hembusan anginmenerpa wajahnya. Ia memejamkan mata sejenak dan menghirup udara. Puas dengan itu, Jihan berjalan menuju sofa yang ada di rooftop. Ternyata di sana juga ada orang yang duduk di sofa tersebut sambil memandang langit. Jihan tahu siapa orang itu. Jihan tersenyum dan menghampiri orang itu lalu duduk di sampingnya.

"Langitnya indah,ya," kata Jihan. Orang yang berada di dekat Jihan tersentak dan menoleh pada Jihan.

"Masih indah pemandangan di samping gue," ucap Farid lalu tersenyum.

"Mana?" tanya Jihan polos

"Ini yang duduk di samping gue,"

"Apaan sih lo," wajah Jihan memerah dan untuk menutupinya Jihan memalingkan wajahnya. Farid yang melihat tingkah Jihan terkekeh pelan. Namun kekehannya terhenti saat ia mengingat satu hal. Farid kembali menatap ke arah lain.

"Lo kenapa sih dari tadi melamun terus?" tanya Jihan

"Ji kalo gue bilang gue suka dan cinta sama lo, apakah lo bakal nerima gue?"

"Haha... bercanda lo Rid," Jihan terkekeh

"Gue serius, Ji. Gue ga bercanda. Gue udah ga bisa nahan perasaan gue yang gue pendem dari dulu. Lo inget waktu gue kasih bunga ke elo di sini?" Jihan mengangguk

"Saat itu gue mau nembak lo. Tapi lo bilang lo baru pacaran sama Angga. Dan gue mencoba mengalah karna gue fikir, lo bakalan bahagia dengan dia. Gue selalu mendem perasaan cinta gue ke elo. Gue terus bersabar. Tapi gue ga bisa. Ji, apakah ada kesempatan buat gue untuk mengisi hati lo?" penjelasan Farid membuat Jihan mencelos.

"Maaf, Rid. Gue ga bisa. Lo tahu kan kalo gue udah punya Angga?" tegas Jihan

"Kalo gue bilang Angga pacaran sama lo itu karna taruhan, apa yang akan lo lakuin?," tepat setelah mengatakan itu, tamparan Jihan mendarat di pipi Farid. Bulir-bulir Kristal meneter dari kedua mata Jihan.u

"Jaga omongan lo, Rid. Gue tahu Angga ga akan ngelakuin hal itu," Jihan marah kepada Farid

"Apa yang gue omongin itu ga boh-," Farid mencoba meyakinkan Jihan.

"CUKUP FARID. Gue ga mau lagi dengerin cerita bohong lo," Jihan melangkah menjauhi Farid.

Farid masih berdiri di tempatnya. Sudah ia sangka bila mengatakan hal ini akan membuat Jihan bersedih. Tapi mau bagaimana lagi, jika kebenaran ini ditutupi maka akan membuat Jihan semakin terluka.Dan Farid tidak mau Jihan bersedih hanya karna lelaki tak tahu diri itu.

Jihan mencoba untuk membuka pintu rooftop. Namun ia tak bisa membukanya. Pintunya macet. Karena geram ia menendang pintu yang terbuat dari kayu dan berwarna coklat itu.

Brakk...

Farid yang mendengar kegaduhan itu mencoba untuk mencari tahu darimana sumber suara tersebut. Ia melihat Jihan berdiri di depan pintu rooftop sambil memutar-mutar kenop pintu. Farid menghampiri Jihan meskipun ia tahu Jihan marah padanya.

"gue bantu lo buka pintu ini. Asalkan lo mau dengerin penjelasan gue. Sumpah, Ji. Gue ga bohong," Farid membujuk Jihan agar mau mendengarkan penjelasannya.

"Udahlah, Rid. Lo jangan ngejelek-jelekin Angga. Gue paling ga suka kalo ada orang yang suka ngejelek-jelekin orang," timpal Jihan

"Gue ga ngejelek-jelekin Angga kok, Ji. Gue jujur sejujur jujurnya. Gue ga bo-,"

"gue ga percaya sama lo," ketus Jihan

"Lo ga percaya sama gue gapapa. tapi camkan ini Ji. Kalo lo tau kebenarannya pasti lo bakal sakit hati. Dan pastinya lo bakal nyesel karna lo udah ga percaya sama gue," ucap Farid kesal lalu ia mendobrak pintu yang mace tersebut dan akhirnya terbuka. Farid berjalan meninggalkan Jihan karena emosi dan rasa kecewa. Jihan berdiri mematung di depan pintu rooftop.

Apa bener yang dikatakan Farid? Ah engga engga. Gue harus percaya sama Angga bukan Farid. Bukankah cinta itu harus didasari kepercayaan.- batin Jihan

tbc

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang