24

905 56 5
                                    

Pagi ini Jihan kembali masuk ke sekolah. Ia tampak lebih bersemangat dari hari-hari biasanya. Seperti biasa, diadakan upacara bendera setiap hari senin. Semua siswa telah berkumpul di lapangan. Untunglah hari ini tidak terlalu panas. Matahari tidak sepenuhnya menampakkan diri. Jihan melirik jam tangan yang melingkar indah di tangan kirinya. 07.20. Namun daritadi ia tak melihat batang hidung Farid. Padahal upacara sudah dimulai dari tadi. Mungkinkah Farid tidak masuk sekolah. Tapi kenapa dia tidak masuk? Apakah ia sakit? Sekelompok pertanyaan bermunculan dibenak Jihan. Namun ia mencoba untuk tidak menghiraukan pertanyaan dari dirinya sendiri.

Upacara selesai. Semua siswa dibubarkan. Para siswa memasuki kelasnya masing-masing. Lain dengan Jihan dan Viona. Mereka berdua malah menuju kantin.

"Huh haus gue. Ji, lo mau pesen apa biar gue yang pesenin," tawar Viona

"Jus jeruk aja, Na," jawab Jihan

"Oke. Lo duduk sini dulu. Gue mau pesen minuman," Jihan mengangguk dan Viona melenggang pergi untuk memesan minuman.

Jihan duduk sendiri di meja kantin. Ia mengamati sekitarnya. Tak sengaja ia menangkap bayangan Farid dan Andra. Jihan pun memanggil mereka.

"Farid, Andra," panggil Jihan

Farid dan Andra yang merasa namanya disebut pun menoleh. Mereka menemukan sosok yang memanggil. Farid dan Andra menghampiri Jihan yang duduk sendiri.

"Eh Jihan. Kok sendirian?" tanya Farid

"Ho.oh. biasanya juga sama bebeb gue," celetuk Andra

"Nah tuh si Viona," tunjuk Jihan ke arah gadis yang memegang dua gelas minuman di tangan kanan dan kirinya.

"Loh ada kalian juga," kata Viona yang ikut duduk.

"Iya tadi aku lewat sama si Farid. Eh Jihan manggil kita. Trus kita ikut nimbrung di sini," kata Andra

"Oh gitu. Kamu udah sarapan?" tanya Viona kepada sang kekasih

"Belum yang," jawab Andra

"Iiihhh kamu itu bandel ya. Udah dibilangin berkali-kali juga. Sarapan itu penting. Emangnya kamu kenapa ga sarapan?" Viona mengomel

"Karna aku cuma mau sarapan bareng sama pacar aku," jawab Andra sambil bercengenges-cengenges-ria

"Ekhm.... Nyamuknya banyak ya, Ji?" sindir Farid

"Iya nih banyak banget. Mungkin kalo gue donorin darah gue ke nyamuk bisa habis nih darah gue," Jihan dan Farid terkekeh

"Bilang aja kalian iri kan? Makanya cepet official in hubungan kalian biar ga jomblo," kata Viona

"Bener tuh. Eh Ji udah deh mending lo terima aja tuh si Farid. Kasihan dia. Digantung itu ga enak tau," kata Andra dramatis.

"Yeee selow aja keles. Emangnya buat keputusan itu gampang apa," ucap Jihan lalu meneguk minumannya.

"Gue sabar kok nunggu jawaban dari lo. Tapi inget ya gue cuma mau denger kata ' iya gue mau' dari mulut lo. Gue ga mau denger kata penolakan," kata Farid sambil menatap netra Jihan

"Kita liat aja nanti. Seberapa bisa lo bikin gue jatuh cinta sama lo. Dan percaya kalo lo bener-bener cinta sama gue," kata Jihan lalu tersenyum

"Uhuk... Uhuk...," Viona batuk

"Eh sayang. Nih minum dulu," Andra memberikan minuman kepada Viona.

"Makasih sayang," Viona menerima minuman tersebut lalu meminumnya.

Farid yang melihat hal itu langsung mempunyai ide.

"Uhuk... Uhuk...," Farid pura-pura batuk. Namun tak ada yang menggubrisnya.

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang