11

770 52 1
                                    

Hai semua... terima kasih yang sudah mau nge"vote"


Happy Reading guys. Semoga kalian suka



Sekejap mereka mengalihkan pandangan menbuyarkan lamunan mereka. Dan Farid berdehem,"Gue udah beliin bubur. Bentar ya gue mau ngambil minum dulu. Farid meninggalkan Jihan dan menuju dapur. Jihan menghela nafas dan berusaha menetralkan detak jantungnya. Entah apa yang ia rasakan namun saat ini pertama kalinya ia bahagia di dekat Farid. Tanpa ia sadari, Jihan menyunggingkan senyumannya. Namun senyumannya luntur saat ia mendengar derap langkah seseorang yang hendak menuju kamarnya. Sudah pasti itu Farid. Lima detik kemudian pintu terbuka dan menampakkan Farid dengan membawa 2 gelas air di tangannya. Jihan mengubah posisinya sekarang menjadi terduduk dengan bersandar di kepala ranjang. Farid tersenyum kepadanya. Jantung Jihan serasa hampir melompat melihat senyuman Farid.

"makan gih. Gue tau lo belum makan kan?" titah Farid sambil menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.

Jihan juga memasukkan bubur ke mulutnya. Hambar. Itulah yang dirasakannya. Jihan berhenti menyuapkan bubur ke mulutnya. Farid yang tadinya makan dengan lahap juga berhenti saat melihat Jihan.

"kenapa ga dimakan? Ga suka ya?"tanya Farid

"hambar," balas Jihan

"makan ga. Biar cepet sembuh. Gue heran cewek kaya lo baru diboncengin cowok ganteng kaya gue gini udah tepar padahal kan kecepatannya Cuma 40km/jam. Huuu dasar cemen," ejek Farid

"40 km/jam pala lu peang. Gue yakin ya tadi itu kecepatan lo diatas 100 km/jam. Ngaku ga lo," elak Jihan

"ya deh. Buruan gih habisin," Jihan menggeleng sedangkan Farid menghela nafas

"lo makan atau lo gue cium?" ancam Farid

"coba aja kalo berani," tantang Jihan sambil menutupi wajahnya dengan selimut.

"wah nantang dia. Awas aja. Makan ga?" perintah Farid sambil menarik-narik selimut Jihan namun Jihan tak mau keluar dari selimutnya. Terjadilah aksi tarik menarik selimut antara Jihan dan Farid. Namun suara handphone Farid menginterupsi aktivitas mereka. Segera Farid merogoh saku dan mengeluarkan benda pipih berwarna hitam itu. Ternyata handphone dari bunda nya.

"Hallo Assalamualaikum, Bun"

"Farid kamu dimana?" tanya seorang perempuan di seberang sana

"Ini di apartemen temen, Bun. Kenapa?" tanya Farid

"Bunda, Ayah, sama Fani mau ke luar kota nengok nenek, soalnya nenek sakit. Kamu jangan keluyuran aja ya. Di rumah ga ada orang soalnya," jelas Risma

"Oh iya, Bun," Farid mengangguk

"Ya udah itu aja. Inget ya jangan pulang malem-malem,"

"Siap Ibu Negara,"

"oke. Assalamualaikum," salam Risma

"Walaikumsalam"

Tutt.. Tutt...

Sambungan telepon terputus. Farid menyimpan handphonenya di saku celana training nya dan kembali focus pada Jihan.

"Siapa?" tanya Jihan

"Bunda," jawab Farid singkat

Setelah itu suasana menjadi...

Hening

Mereka tenggelam dalam dunianya masing-masing. Jihan memakan bubur yang dibelikan Farid meskipun hanya beberapa sendok saja. Ia menghargai perjuangan Farid dalam membeli bubur.

Ih apasih thor... alay banget

Serah gue dong-author

Back to topic

Farid menghabiskan buburnya dan menegak habis segelas air yang ia bawa dari dapur. Jihan yang melihat itu menggeleng tak percaya.

"Lo laper apa doyan?" tanya Jihan

"dua-duanya. Kenapa? Oh.. lo ga habis ya. Sini gue habisin,"Jihan terkejut saat Farid mengambil mangkuk bubur dari tangan Jihan.

"Heh mau ngapain lo?"

"mau makanlah. Kan lo ga habis. Daripada mubazir iyakan?"

"Itu kan bekas gue,"

"Trus kenapa? Di luar sana banyak yang makan dari tempat sampah tau ga? Sedangkan kita yang mampu makan enak aja kadang membuang-buang makanan. Kita tuh harusnya bersyukur bisa makan. Dan kalau lo ga suka makanannya mending lo kasih aja kepada mereka yang membutuhkan," Jihan menatap Farid tak percaya. Seorang Farid dapat berkata sebijak itu.

"Udah kali jangan liatin gue kaya gitu. Gue tau kok ka;o gue ganteng tapi jangan liatin kaya gitu. Nanti lo jatuh cinta," Farid tertawa raut wajah takjub Jihan kini berubah menjadi masam.

"Apaan sih lo," kata Jihan sambil memukul bahu Farid dengan bantal

Farid hanya terkekeh pelan. Mengganggu Jihan itu seperti hobinya. Sangat menyenangkan baginya jika berhasil mengganggu Jihan. Menurutnya Jihan tampak lebih lucu saat ia sedang cemberut. Ingin rasanya Farid mencubit pipi mulusnya.

"Eh udah gue mau pulang dulu. Mau kumpul sama temen-temen gue," kata Farid lalu berdiri menatap Jihan

"Ya udah pulang sana," kata Jihan dingin

"Ya udah gue pulang. Jangan kangen nanti lo tambah kurus," goda Farid

"Ih siapa juga yang kangen. Sana sana cepet lo pulang," usir Jihan

"Oke. Gue pulang dulu. Bye..." pamit Farid lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Jihan dan pulang ke rumah.

***

Sepulangnya Farid, Jihan turun dari tempat tidurnya lalu duduk di sofa dan menyalakan tv setelah berganti baju. "Doraemon" adalah kartun kesukaannya. Setiap libur ia menyaksikan film kucing ajaib itu. Tawanya pecah saat melihat kekonyolan teman-teman Nobita. Sampai-sampai ia haus. Jihan menuju dapur untuk mengambil minuman bersoda kesukaannya dan juga cemilan. Sampai di dapur Jihan membuka kulkas dua pinti berwarna hitam mengkilap miliknya. Ia tak menemukan strawberry dan juga cemilan kesukaannya. Bahan makanan juga sudah banyak yang habis. Jihan berfikir akan pergi ke mini market di dekat apartement nya.

Jihan kembali ke ruang tamu dan mematikan tv lalu beranjak ke kamarnya untuk mengambil dompetnya. Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Kemudian ia berjalan menuju mini market. Tak butuh waktu lama, Jihan sudah sampai di mini market. Ia mengambil keranjang belanja dan mulai memasukkan satu per satu bahan yang ia butuhkan. Jihan berjalan ke bagian makanan dan minuman. Di sana ia memilih-milih dan memasukkan makanan kesukaannya. Coklat, strawberry, snack, susu kotak, minuman bersoda, mie instan, dan lain-lain sudah ia masukkan ke dalam keranjang. Jihan sedikit keberatan dalam membawa belanjaannya. Merasa sudah cukup, ia mengantri untuk membayar belanjaannya. Untung mini market ini tidak terlalu ramai sehingga ia dapat cepat dalam membayar.

"Semuanya Rp 326.700,00 Mbak," kata seorang kasir kepada Jihan. Jihan membuka dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang lalu menyerahkan uang tersebut kepada kasir.

"Kembaliannya ambil aja, Mbak," kata Jihan sambil mengambil dua kantong plastic besar yang berisi belanjaannya. Jihan berjalan keluar dari mini market. Saat hendak keluar...

BRUGH...

Ia tak sengaja menabrak seseorang. Belanjaannya pun jatuh namun tidak berantakan.

"Eh sorry... gue ga sengaja," kata seseorang yang ditabrak Jihan sambil membantu Jihan memberesi belanjaannya.

"Harusnya gue yangminta ma-    Loh Kamu," Jihan terkejut saat mengeahui orang yang ia tabrak


tbc

Hayo siapa ya kira-kira yang tabrakan sama Jihan. Apakah Farid, Angga, atau tokoh baru yang masih dirahasiakan? Kalo mau tau jawabannya baca terus "LOVE SCENARIO" ya. Jangan lupa vote dan comment. Terima Kasih...

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang