25

840 37 6
                                    

Saat ini Jihan berkutat dengan baju-baju di almarinya. Ia bingung harus memakai baju yang mana. Ia harus terlihat perfect di kencan pertamanya. Sudah 45 menit ia memilah-milah baju. Namun tak kunjung menemukan baju yang cocok. Akhirnya ia menemukan baju yang sesuai dengan seleranya. Pilihannya jatuh pada sweater berwarna maroon, celana jeans putih, dan sneaker berwarna senada. Jihan menghela nafas sejenak dan bergegas untuk bersiap-siap.

Tak butuh waktu lama, Jihan sudah siap. Diliriknya jam tangan yang melilit tangan kirinya. 18.24. Ia menunggu Farid datang menjemputnya. Handphone nya bergetar, tampaknya ada pesan yang masuk. Dibukanya pesan tersebut yang ternyata pesan dari sang kekasih, Farid. Jihan tersenyum tipis.

Faridku😘
Udah di depan pintu nih. Bukain dong, By😊

Jihan
Siap

Jihan berlari dan membukakan pintu. Setelah pintu terbuka, tampak seorang laki-laki yang berdiri menghadap pintu dan tersenyum. Jihan membalas senyumannya.

"Mau masuk dulu atau langsung jalan?" tanya Jihan

"Langsung aja deh. Nanti takutnya kemalaman," jawab Farid.

"Oke. Bentar aku ngambil tas dulu di dalam," kata Jihan.

"Oke aku tunggu di sini ya," kata Farid, Jihan mengangguk dan masuk ke dalam apartement nya untuk mengambil tas.

"Yuk jalan," ajak Jihan setelah selesai mengambil tas dan menemui Farid

"Yuk," Farid menggandeng tangan Jihan. Jihan terkejut atas perlakuan Farid. Farid yang merasa ada yang aneh dengan Jihan pun menoleh kearah Jihan.

"Kamu kenapa? Nggak nyaman ya, By?" tanya Fari

"Eh nggak kok. Belum biasa aja. Hehehe..," jawab Jihan lalu tersenyum.

"Nanti juga biasa, By," kata Farid lalu mengecup punggung tangan Jihan yang ia genggam. Jihan lagi-lagi terkejut. Ia menepuk bahu Farid

"Apaan sih kamu. Malu tau dilihatin orang," protes Jihan

"Biarin aja yang penting kita bahagia,"

"Iyain biar cepet," Mereka tertawa. Tak disangka mereka telah sampai di parkiran. Mereka mendekat ke arah motor matic berwarna hitam milik Farid.

"Pake motor gapapa kan?" tanya Farid

"Gapapa kok. Malah aku seneng bisa ngrasain sejuknya udara kota ini," ujar Jihan

"Kamu emang pacar yang pengertian," kata Farid sambil mengacak-acak rambut Jihan

"Ih Farid. Rambutku jadi berantakan nih," Jihan merengut sambil membenarkan rambutnya.

"Eh mau tau sesuatu nggak," tanya Farid

"Apa?"

"Ternyata kita beneran jodoh," bisik Farid

"Kok kamu bisa ngomong gitu?"

"Baju kita aja warnanya sama loh padahal kita nggak janjian kan. Celana dan sepatu juga warnanya sama," Jihan membelalakkan matanya lalu mengamati baju yang mereka kenakan. Jihan baru menyadari kalau warna baju mereka sama.

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang