Bab XXIX : Pancingan Aira

959 92 0
                                        

"Ya diajak dong kangmas Abhinaya nya."

Olive melirik ibunya yang dengan santai menyuarakan ide terakhir yang akan dipilih Olive sambil mengupasi bawang merah.

"Iya."sambar si kompor Aira. "Sayang kan punya pacar kece dianggurin doang."

Olive masih diam. Wanita itu kemudian mengambil air putih dalam gelas dan meminumnya. Rasa segar air putih terasa seperti menyejukkan hatinya yang melepuh karena sepagian ini harus mendengarkan gosip-gosip dari ibu dan adiknya. Dan ujung-ujungnya, hubungannya dengan Abi juga yang dibahas.

"Kapan sih Liv acaranya?" tanya bu Anin lagi.

"Tanggal 25 ma." Aira yang menjawab.

"Bulan ini?"

Aira mengangguk mengiyakan, kembali menjawab pertanyaan sang mama.

Mereka bertiga sedang berada diruang makan sekarang.
Ibu Anin sebenarnya sudah sarapan lebih dahulu bersama sang suami yang harus berangkat pagi-pagi sekali karena harus pergi keluar kota.

Namun wanita itu merasa wajib bergabung bersama kedua anaknya yang harus sarapan belakangan. Jadilah wanita cantik setengah baya itu duduk dimeja makan sambil mengupas bawang yang baru dibeli dari pasar oleh asisten rumah tangga mereka pagi ini.

"Lima hari lagi dong ya."

"Pasti asik tuh reuni akbar gitu, mbak. Rame pasti." Aira berkomentar.

"Iya. Asik lo Liv sekali-kali kumpul sama temen lama gitu. Tukeran kabar, cerita masa lalu. Aduh.. Mama waktu ada reuni akbar SMA dua tahun yang lalu aja ikut, seruuu banget. Keasikan ngobrol sampe papa mu bete dan ngambek. Hahaha."

Ngobrol ?!
Ngegosip yang iya nya.

Reuni akbar saja sudah mengerikan,
Ditambah lagi ada ibu Anindya ?!
Sadis!!

"Kamu itu uda kelamaan gak bergaul sama manusia." tambah mama Olive mengabaikan pelototan tidak terima putrinya.

"Sekali-kali keluar, cari angin, look around gitu loh Liv."

Olive memutar bola matanya, namun masih diam malas menanggapi. Sebentar lagi sarapannya habis, dan dia akan terbebas dari dua makhluk tukang gosip ini. Segera.

"Ini kamu mainnya di Oceaniiiicc mulu. Kerja terus, yang ngurus pantry lah, supply bahan makanan lah, ngurus promosi lah." Bu Anin menggeleng-gelengkan kepalanya tidak setuju sambil mengupas bawang.

"Gituuu terus hidup kamu, sampe Spongebob pindah ke cibubur."

Lah terus?!
Siapa dulu yang heboh minta bukain cafe tapi gak bakat, terus nerlantarin uang gitu aja sampe akhirnya Olive yang ketiban sial ngurus itu cafe yang sekarat?!

Olive sebenarnya ingin membalas begitu, tapi kata-kata seperti itu gak sopan. Gimanapun nyebelinnya mamanya, Olive harus bertahan.

Gue takut kualat.
Udah itu aja.

Sementara Aira jelas-jelas terhibur, karena gadis itu kini tengah tertawa geli.

"Tuh, dengerin mbak." kata Aira masih tertawa-tawa. "Jangan sampe mbak jadi orang terakhir yang tau spongebob mau pindah ke cibubur."

"Iya." lanjut si mama. "Bersosialisasi dong Liv. Liat sekeliling kamu, jadi kamu itu gak stress. Biar fresh gitu loh pikiran kamu."

Emang tingkah laku gue gimana?!
Kayak orang stress yang kurang piknik ?!

"Lagian pasti temen-temen mbak juga bakal datang kan?" Aira menambahkan. "Siapa tuh dulu anggota geng mbak?" Aira mencoba mengingat.

"Marsila." kata ibu Anin.

Another Love For Another CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang