"Bangsaaattt!"
Abhinaya mengumpat dan menendangi ban sebuah mobil begitu keluar dari pintu depan Oceanic.
Fabian dan anggota bandnya yang lain langsung melonjak kaget mengingat yang sedang ditendangi si kingkong dengan membabi buta adalah mobil salah satu pengunjung cafe.
"Woy, apa-apaan lu?" dengan panik Fabian menarik Abhinaya menjauh dan celingukan mencari saksi mata yang mungkin melihat kelakuan Abhinaya.
"Mobil orang, Bi. Kalo yang punya tau terus nuntut elo gimana? " sambung lelaki gondrong itu. "Utang piring Oceanic aja belon lunas, elo mau nambahin bill kita pake ngancurin mobil orang lagi?"
"Brengsek!" Abhinaya kembali mengumpat dan menarik lengannya yang dicekal Bian dan Radit.
Bian menahan tubuh Abhinaya sambil celingukan berdoa tidak ada saksi mata yang melihat Abi menendangi mobil merah kinclong itu dengan emosi level dewa.
"Elo kenapa sik, keluar-keluar ngamuk?"
Sejurus kemudian Abhinaya diam, lelaki itu hanya memijat pangkal hidungnya dengan wajah penat.
"Udah yok." Radit kemudian menarik Abi dan mengajaknya berjalan menjauhi Bian dan anggota Luck Key lainnya yang kini sibuk memeriksa ada tidaknya kerusakan dimobil merah kinclong itu.
"Elo kenapa?" tanyanya Radit dengan wajah sabar sesampainya mereka di bagian belakang Oceanic yang sepi.
"Gak papa gue."
"Gak papa dan tiba-tiba elo nendangi mobil orang?"
Abhinaya tidak menjawab, lelaki itu masih setia memandangi tempat lain selain wajah kalem sahabatnya itu.
"Bi, untuk orang yang gak kenal elo mungkin mereka gak menyadari. Tapi gue tau, gue cukup lama kenal sama elo untuk tau ada emosi dibalik candaan dan ketawa-ketawa yang elo pamerin."
Abhinaya lalu memandang Radit dan senyum sedih bercampur letih dan putus asa tersungging diwajahnya.
"Apapun yang lagi elo rasain sekarang, cuma elo yang tau dan elo juga yang bakal handle. Tapi elo tetep bisa berbagi sama gue, sama Bian."
"Gini banget yak hidup gue." kata Abhinaya sambil tertawa miris.
Radit tersenyum dan menepuk bahu lelaki jangkung didepannya.
"Gue nginep dirumah elo malem ini." katanya santai namun tidak bisa dibantah. "Gue kuatir elo bunuh diri saking depresinya."
Abhinaya masih diam sambil memperhatikan kakinya sendiri. "Dirumah gue ada Bastian."
Abhinaya memandang Radit seperti mencari pertolongan. Entahlah rasanya ada sesuatu yang remuk secara perlahan dari dalam hatinya. Segala macam plot cerita bercampur dan memutar kenangan-kenangan yang secara bersamaan menyumpali otak dan pikirannya, membuat nafasnya sesak.
"Kalo elo masih inget_" sambung Abi pelan dan enggan. "Bastian itu anak tirinya nyokap__"
"Iya. gue inget." potong Radit penuh penyesalan. "Yaudah, gue temeni elo deh malem ini. Bila perlu kita buat pesta kek, apa kek, biar monyet satu itu ngacir."
Abhinaya tertawa kaku."Buat aja sampah sebanyak-banyaknya dan keributan dirumah. Dia gak akan tahan hidup ditempat yang berisik dan penuh kayak tong sampah."
"Kedengarannya keren." sahut Radit nyengir dan menepuk bahu Abhinaya kembali.
Abhinaya tersenyum senang dan memandang sahabatnya itu penuh rasa terima kasih. Dia tidak bisa membayangkan bakal sekacau apa hidupnya jika dia tidak bertemu dengan manusia bernama Raditya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love For Another Cinderella
RomantizmJika seorang wanita single, dewasa, sedang mencari pasangan dan bahagia__ Bertemu dengan pria single, dewasa, juga sedang mencari pasangan dan bebas, Lalu mereka saling tertarik dan membuka diri, Maka dapat dipastikan cinta semanis dan sehangat coke...