XLV : Ngebet Kawin

1.3K 96 8
                                    

Abhinaya memandang foto Olive yang dijadikan wanita itu sebagai foto profil Wa-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abhinaya memandang foto Olive yang dijadikan wanita itu sebagai foto profil Wa-nya. Disana Olive terlihat menawan dengan senyum simpul yang selalu berhasil membuat Abhinaya jatuh cinta. Rambutnya dibiarkan tergerai disekeliling bahunya dan wanita itu duduk sambil menyilangkan kakinya di ruang keluarga rumah orangtua wanita itu.

Ya, Abhinaya mengenali ruangan itu.

Sudah beberapa kali juga lelaki itu datang kesana dan selalu disambut hangat oleh keluarga Olive. Jika mengikuti dorongan hati, saat ini juga Abhinaya ingin kabur kesana dan menemui Olivia. Sekedar ingin menyaksikan bagaimana senyum itu terukir langsung dari bibir wanita cantik itu.

Abhinaya hanya bisa menyentuh wajah di foto itu dengan telunjuknya penuh kerinduan. Sudah tak terhitung juga berapa kali Abhinaya membuka dan menutup foto itu dari aplikasi media sosial miliknya.

No!
Elo gak denger kata-kata terakhir Aira?

Aira. Adik Olive itu kembali hadir dalam benak Abhinaya. Mengganggunya dengan narasi yang Abi ingat diucapkan gadis itu penuh tantangan.

Elo udah tau kakak gue, tau gimana statusnya, tau gimana latar belakang dia.
Gue rasa elo uda cukup mengenal kakak gue.
Kalo elo sukak sama dia, elo pantesin diri elo, dateng, lamar dia!

Kata-kata itu kembali menampar Abi.

"Bangke banget sih elo, Ra." Abhinaya mengerang sambil mengacak-acak rambutnya.

Lelaki itu lalu tersenyum geli ketika menyadari apa yang dikatakan Aira adalah kebenaran. Aira tau dengan sangat jelas bagaimana cara melindungi kakaknya yang kebetulan di gilai Abhinaya secara membabi buta itu.

"Apanya yang bangke, Bi?"

Abhinaya kaget melihat bundanya tiba-tiba berdiri memandangnya bingung.

"Hah?!" Abhinaya memutar otaknya dengan sangat lambat. "Itu bun, bangke cicak."

Ketika sang bunda jelas lebih bingung mendengar jawaban Abi, Abhinaya lalu mulai memutar otaknya yang ngadat mencari bahan untuk mengalihkan perhatian bundanya.

"Itu kopi buat Abi, bun?" Lelaki itu menunjuk gelas kopi yang masih mengepul ditangan ibunya.

"Ini punya bunda sih." Kata bunda Abi. "Kalo kamu mau, bunda bisa buatin__"

Abhinaya langsung saja menyerobot gelas dari tangan ibunya dan menempelkan benda itu ke bibir.

"Buat Abi ya." Abi cengengesan lalu menyesap kopi milik ibunya. "Cappucino!"

Adel terkekeh melihat Abhinaya mengernyit dan menjilat-jilat bibirnya sendiri. "Itu kan punya bunda. Bukan punya kamu."

"Kemanisan, Bun." Abhinaya mengomentari.

Another Love For Another CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang