Olive memandang dingin satu persatu enam orang yang berdiri didepannya.
Jono, Amel dan Nina menunduk ketakutan, bahkan Nina terisak. Sementara Fabian dan Radit memilih diam sambil sesekali saling lirik. Dan Abhinaya, si biang kerok__ juga hanya berdiri diam menyandar di dinding dan membuang muka.
"Ada yang bisa jelasin ke saya__" Olive membuka mulut. "Apa yang terjadi disini?"
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Olivia, keenam manusia didepannya itu seperti serentak mengelem bibir mereka.
"Jono!" Olive menggeram.
"I_iya mbak." Jono tergagap menjawab setelah kaget namanya disebut Olive.
"Jelasin ada apa." Perintah Olive dingin.
Jono diam dan semakin menunduk, tidak berani menjawab.
"Amel!"
"Sa_saya mbak."
"Jelasin sama saya ada apa."
Amel cuma mengeluarkan suara seperti rintih ketakutan sambil terus memandang kakinya sendiri. Dengan menahan emosi yang menggulung-gulung di dadanya, Olive beralih memandang Fabian dan melipat kedua lengannya ke dada.
"Fabian." Olive mengucapkan nama Bian dengan penuh penekanan.
Jelas harus ada yang harus menjelaskan padanya, dan Bian sepertinya pilihan yang tepat, mengingat salah satu anggota bandnya lah yang ngamuk dan memecahkan tujuh lusin gelas beserta tatakannya.
"Ada apa sampe Abhinaya ngancurin gelas-gelas saya?"
Fabian melirik Abhinaya yang masih anteng membuang muka, Bian lalu meringis masam. "Dia gak sengaja mbak, kesenggol."
Olive memandang datar Bian, memindai jawaban lelaki itu yang jelas-jelas sangat tidak mungkin.
"Kesenggol?" kata Olive dengan wajah berbahaya. "Kamu kira saya begok ya?"
Fabian gelagapan. "Bukan gitu mbak, tadi kami mau keluar, mau siap-siap manggung. Terus gak sengaja Abi nyenggol mejanya Jono. Iya kan Jon?" Kata Bian mengkode Jono, Jono langsung mengangguk gugup.
"Dan apa faedahnya dia jejeritan marah-marah setelah gak sengaja jatohin gelas-gelas itu?" Olive kembali menekan. "Kamu mau bilang dia kesurupan?"
Fabian melirik Abi, jelas-jelas mengharapkan lelaki itu mau membantunya mencari alibi. Tapi si biang kerok masih betah diam dengan wajah keruh dan membuang muka.
"Saya gak suka ya ada keributan termasuk cerita berantem-beranteman disini." kata Olive dengan wajah kaku. "Kalian semua ada disini bukan untuk membuat cafe ini berisik dan rame sama tingkah bar-bar kalian, ngerti."
"Begini mbak Olive__" Radit langsung berhenti bersuara ketika sejurus kemudian Olive memandangnya dengan dingin.
Radit lalu melanjutkan setelah jelas-jelas menghembuskan nafasnya perlahan. "Tadi itu Abhinaya memang gak sengaja. Kami gak berniat buat keributan kok mbak. Gak ada berantem-beranteman juga. Jadi ini semua memang murni kecelakaan."
Olivia masih memandang dingin pada Radit. Pemuda itu balas menatap Olive takut-takut sambil berkali-kali menelan ludah.
Setelah lebih kurang dua menitan diam, Olive lalu bersedekap dan mendongakkan kepalanya."Jangan kasih saya alasan sampah kayak tadi." kata Olive jengkel. "Saya gak begok. Saya jelas-jelas denger Abi marah-marah, pake acara mau nonjokin si Jono lagi."
Radit terdiam.
"Abhinaya." Olive menggeram, wajahnya merah. "Kenapa semua ini sampai terjadi?"
Lelaki itu mengalihkan pandangannya sebentar ke Olive lalu kembali membuang muka. "Kamu tanya aja sama karyawan kamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/89722842-288-k393170.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Love For Another Cinderella
RomansaJika seorang wanita single, dewasa, sedang mencari pasangan dan bahagia__ Bertemu dengan pria single, dewasa, juga sedang mencari pasangan dan bebas, Lalu mereka saling tertarik dan membuka diri, Maka dapat dipastikan cinta semanis dan sehangat coke...