September, 1998
"Taehyung-ie, jangan berlari nak.."
Ayah Kim berjalan dengan langkah lebar dan cepat kearah bocah yang hampir berumur tiga tahun itu, ia berlari-lari kecil namun cepat, tidak membutuhkan waktu lama ia langsung menahan pundak sempit itu dan mengangkatnya, membawa dalam gendongannya agar Taehyung tidak berjalan dengan cepat dan tergesa.
Taehyung tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi putih dan kecil miliknya, sedikit tersengal namun ia memilih untuk tetap tersenyum.
"Apa sesak ?"
Taehyung menggeleng lucu, tapi Ayah Kim tidak dapat menurut begitu saja.
"Jangan berlari seperti tadi ya?.." Ujar Ayah Kim lembut, mengusap dada Taehyung perlahan dan lembut.
"Tae ingin segela melihat adik, Ayah. Tae ingin cium-cium adik.."
Ayah Kim tersenyum hangat sepanjang lorong rumah sakit yang sedang mereka lewati, terhenti
pada sebuah ruangan berisikan istri dan...putra keduanya."Ibu, adik.." Taehyung memekik girang, ia menggeliat didalam gendongan sang Ayah, menendang-nendang pada udara hanya untuk turun dari sana. Tentunya Ayah Kim tidak menurut, ia membawa Taehyung pada ranjang pesakitan sang istri yang tengah menggendong bayi mungil mereka yang lahir pada dua hari lalu.
Taehyung kecil tentulah teramat senang begitu Ayah memenuhi janjinya untuk membawanya melihat adik. Setelah dua hari ia dititipkan pada Bibi Park -seorang wanita paruh baya yang membuka Kedai Kue didekat rumah mereka- akhirnya Ayah Kim mengabulkan pintanya. Ia juga rindu Ibu, tentunya.
"Ayah, Ayah..Ini adik, Tae? Siapa namanya! Siapa namanya!" Taehyung kembali memekik girang sembari memperhatikan sang Adik yang menggeliat dalam gendongan Ibu.
"Namanya, Kim Jungkook, Sayang.." Sahut Ibu, menatap lembut pada Taehyung sembari mengusap rambut putra sulungnya yang amat halus.
"Ng..Kook?" Gumam Taehyung, bergantian melihat ke arah Ayah dan Ibu dengan mata yang membulat lucu. "Kookie?"
"Iya..Adik Kookie.." Ayah Kim membenarkan.
"Kookie! Ya, adik Kookie.Hehehehe.." Tawa renyah Taehyung yang menggemaskan bahkan hingga matanya menyipit, memenuhi ruangan serba putih ini, ia perlahan menggerakkan tangan gembilnya untuk menyentuh pipi sang adik, Jungkook. Namun yang ia dapati adalah, Jungkook malah menggenggam jari telunjuk milik Taehyung.
Mata bulat itu semakin memancarkan cahayanya, tak lupa senyum lebar terlukis disana, "Ayah, lihat! Adik pegang tangan Tae, Lihat Ibu.Lihat."
Sepasang suami istri itu saling melempar senyum hangat, melihat kedua putra mereka yang begitu menggemaskan.
"Mulai sekarang, Tae akan menjadi seorang Kakak.." Ucap Ibu.
"Kakak?" Tanyanya dengan wajah yang kebingungan namun menggemaskan.
"Iya, nanti adik Kookie akan memanggil Tae dengan sebutan Kakak.."
"Hihihi..." Taehyung kecil terkekeh sendiri,menutup mulutnya dengan sebelah tangannya yang mungil, seakan tersipu malu."Kakak...Tae menjadi Kakak.."
Mata bulat Taehyung masih menatap lekat pada Jungkook, tersenyum lucu ketika sang adik menggeliat kembali.
"Ayah, Ibu apa nanti Adik Kookie akan sering membuat Ibu menangis seperti Tae?"
Sepasang suami istri tersebut melempar tatap, mencerna baik-baik apa yang dikatakan sang anak bersamaan dengan senyum yang perlahan memudar.
"Apa nanti Adik Kookie akan sering susah bernafas seperti Tae? Lalu, kalau Tae sudah seperti itu ibu akan menangis, Ayah? ."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Brother [ Complete ]
FanfictionSejak hari itu, cinta Ayah dan Ibu mulai berbeda. Bagiku, cinta mereka tidak sama, Kakak menerima lebih banyak. Bagi mereka, Aku akan selalu mengerti. Aku akan selalu bisa. Mereka tidak tahu, Aku ingin dianggap sama. ©whitedaisy96 Start : August, 10...