Bagian Sembilanbelas

6.4K 785 244
                                    

Enjoy the story and happy reading!^^ Koreksi Aku jika ada yang salah, ya (:

Bagian Sembilanbelas

+++

Yoongi berkali-kali melirik pada sosok yang sedari tadi memandangi jalanan Seoul yang licin dari balik jendela mobil sementara tangannya bergerak gelisah di atas kemudi. Berkali-kali juga ia menghembuskan nafasnya dengan berat, terlalu bingung untuk memutuskan, dan terlalu bingung untuk bereaksi seperti apa.

'Aku mohon bantu Aku, Yoongi. Dimana Aku bisa mencari tahu tentang Adikku, Aku mohon.'

Sorot mata yang begitu rapuh dan putus asa itu akhirnya meluluhkan hati Yoongi. Awalnya ia cukup terkejut dengan semua kenyataan ini, sedikit kecewa pada Jungkook, dan sedikit egois agar Jungkook tetap bersamanya. Yoongi pun tidak tahu apakah yang dikatakan Taehyung saat itu adalah hal yang benar, bisa saja kan Taehyung hanyalah seorang fanatik dari striker pendatang baru, Min Jungkook?

Namun, fakta bahwa sang adik hilang sejak sepuluh tahun lalu dan mengingat darimana Taehyung berasal, Yoongi pun sedikit yakin jika Taehyung tidaklah mengada-ada.

Bolehkah jika Yoongi egois? Ia sudah begitu menyayangi Jungkook, mendapatkan sosok penyayang sang adik yang telah lebih dulu meninggalkan dunia ini bersama sang Ayah pada diri Jungkook. Ia membayar segala rasa bersalahnya pada sang adik melalui Jungkook, memberikan seluruh cinta seorang kakak yang seharusnya ia terima melalui Jungkook. Dan sekarang, seseorang bernama Taehyung, yang ia tolong saat dijalan raya tadi mengaku bahwa ia mencari adiknya yang hilang selama sepuluh tahun.

Yoongi ingin egois, tapi ia teringat pada dirinya sendiri. Bagaimana angkuhnya Yoongi dahulu, bagaimana dirinya yang merasa bahwa sang adik tidak boleh mendapatkan hal yang lebih dari dirinya, bagaimana Yoongi yang enggan bermain bersama sang adik sebab menyadari jika ia kalah unggul dibanding sang adik, dan sang adik yang selalu tersenyum tanpa lelah padanya, tak perduli jika Yoongi bersikap dingin padanya.

Lantas, sang adik pergi, bersama sang Ayah, meninggalkan luka dan rasa sesal mendalam di hati Yoongi yang sempat mati sampai ia bertemu Jungkook.

Lalu, tegakah ia membiarkan Taehyung dengan berbohong kalau ia tidak tahu dimana Jungkook?

Yoongi tahu arti sorot mata itu, Yoongi tahu mereka pernah punya kekecewaan yang sama. Bahkan setelah mendengar cerita singkat Taehyung tentang keluarganya tadi, Yoongi pun sadar, Taehyung tidak melakukan kesalahan dan menyia-nyiakan sang adik sepertinya, keadaan lah yang salah, bagaimana kedua orang tua Taehyung bersikap yang menjadi sumber dari masalah ini.

Dan Taehyung hanya seorang kakak tak sempurna yang teramat menyayangi adiknya.

"Apa kita masih jauh ?"

Suara rendah Taehyung terdengar, yang ditanya menoleh pelan dan menggeleng. "Tidak, sebentar lagi kita akan sampai."

"Apa Aku akan diterima? Maksudku, Aku takut mereka mengira Aku seorang penggemar fanatik dan mereka menganggapku mengada-ada."

Yoongi tersenyum singkat. Ia terpaksa berbohong dengan mengatakan akan membawa Taehyung pada markas club sepak bola sang adik, Jungkook. Jangan salahkan Yoongi, ia hanya bingung bagaimana harus mengatakan yang sebenarnya.

Senja oleh langit Seoul pada sore yang mendung ini tengah menaungi dua manusia yang bergelut dengan pikiran mereka masing-masing, ada sosok yang terlalu takut untuk ditinggalkan namun begitu merasa berdosa jika ia bungkam , dan ada pula sosok yang begitu tak sabar untuk menebus semua rindu yang terpendam selama bertahun – tahun.

"Sudah sampai." Tukas Yoongi, ia melepaskan seatbelt dan menoleh pada Taehyung yang tampak kebingungan sebab pemandangan yang disuguhkan padanya adalah sebuah rumah mewah yang jauh beda dengan rumah kedua orang tuanya.

A Brother [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang