Enjoy the story and happy reading~ Sorry for the typos^^~
Bagian Tujuhbelas
Kakinya masih berpijak pada tempat yang sama, meskipun sosok itu sudah tidak ada disisinya selama sepuluh tahun. Semuanya berubah, suasana rumah, tetangganya bahkan pemukiman rumah mereka terasa begitu berbeda, tentu saja sepuluh tahu bukan waktu yang sebentar untuk meningkatkan pembangunan pada tempat tinggal mereka.
Taehyung masih berpijak pada lantai kamarnya meskipun suasana kamar tentulah tidak lagi sama. Hatinya akan selalu tertinggal disini, dan dia tidak akan memilih pergi walaupun sepuluh tahun yang lalu bahkan tahun-tahun berikutnya ia berpikir bahwa dia lah yang seharusnya pergi.
Bukan adik kesayangannya, Jungkook.
"Ah." Ia menghela nafas berat, entah kenapa setiap kali pagi hari menyapa ia selalu larut dalam kesedihan dan rasa sakit yang tak kunjung hilang, hatinya kosong, ia dan kedua orang tuanya telah melakukan kesalahan besar.
Kali ini pagi menyambutnya dengan ramah seperti biasanya , kicauan burung dan hangatnya mentari berpadu dengan sempurna. Ia mematut tubuh tinggi miliknya tepat didepan kaca,ada wajah sendunya disana, rambutnya yang masih sedikit basah tersingkap menampakkan dahinya yang sedikit berkerut samar, kaki jenjangnya sudah terbalut celana kain hitam yang juga sedikit memudar warnanya, tak lupa dengan handuk yang masih tersampir dipundak. Ia baru ingat baju kerja yang biasa ia gunakan tidak ada di lemari dan itu berarti Ibu sedang menyetrikanya, maka dari itu Taehyung kembali disuguhkan dengan pandangan menyakitkan pada dadanya yang telanjang.
Luka sayatan memanjang pada bagian dada terlihat pada pantulan kaca, melintang hingga bagian atas perutnya. Taehyung tidak lupa, ia mengingat jelas hari – hari menyakitkan itu, hari dimana ia masih merasa begitu terpuruk meskipun sudah memasuki tahun ketiga sejak sang adik meninggalkannya, meninggalkan mereka.
Tahun pertama adalah yang terberat, memilih untuk menelan obatnya secara berlebihan pada hari kelima setelah adiknya pergi ternyata tidak membantu apapun. Ia kehilangan kesadarannya, merasakan mulutnya yang penuh dengan buih yang mendesak keluar. Ia ingin mati, hidupnya tak berarti apa – apa lagi.
Sialnya, ia masih membuka mata. Mendapati Ayah dan Ibu yang menatapnya dengan penuh cemas, tangannya digenggam sehingga terasa hangat tapi hatinya perih saat melihat wajah keduanya. Siapa yang harus ia salahkan ?
Hari-harinya tak pernah baik-baik saja meskipun sosok Jimin terus membantunya untuk bangkit, mengajaknya berbicara, melakukan apapun agar senyumnya kembali.
Ia hanya ingin adiknya kembali, itu saja. Dan dia akan menebus apa yang seharusnya adiknya terima, memberikan semua kasih sayang kedua orang tua yang berlebih padanya.
Tahun berikutnya adalah tahun kelulusan Taehyung dari Sekolah Menengah Atas. Masih terbayang olehnya senyuman sang Ibu dan Ayah yang mendengar kabar itu, pun dirinya yang sedikit mengulum senyum di bibir, hanya saja ia menyadari di saat dia tersenyum, hatinya pun ikut terasa perih.
Jimin diterima di salah satu Universitas Negeri di Busan melalui rekomendasi dari sekolah. Taehyung tidak mengherankan hal itu, Jimin memang anak yang ulet dan pintar, tidak sama dengan dirinya, Taehyung bahkan sudah membayangkan jika sang adik masih ada disisinya maka sosok itu menjadi orang yang paling pertama memuji Jimin dengan segala prestasinya, senyum menggemaskan pertanda kebanggan itu akan menghiasi wajah tampannya.
Sedang dirinya? Lulus di Sekolah Menengah Atas dengan segala keterbatasan yang ia punya beserta nilai yang hanya mencapai rata- rata sudah menjadi hal yang patut ia syukuri.
Ayah memintanya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Ayah berjanji akan membantunya untuk melalui serangkaian ujian masuk Universitas dan berjanji untuk membuat Taehyung mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Tapi Taehyung berpikiran jika...Ayah hanya merasa perlu menebus dosanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Brother [ Complete ]
FanfictionSejak hari itu, cinta Ayah dan Ibu mulai berbeda. Bagiku, cinta mereka tidak sama, Kakak menerima lebih banyak. Bagi mereka, Aku akan selalu mengerti. Aku akan selalu bisa. Mereka tidak tahu, Aku ingin dianggap sama. ©whitedaisy96 Start : August, 10...