Bagian Duabelas

6K 782 375
                                    

Enjoy and happy reading:)~Maaf jika typo~

Bagian Duabelas

+++

Jungkook terpekur ditempatnya, menyaksikan bagaimana Ibu Kim yang duduk ditepian ranjang sembari mengusap lembut puncak kepala sang Kakak. Waktu menunjukkan pukul setengah enam petang ketika Jungkook sampai di Rumah Sakit tempat Taehyung dirawat, sepulang Sekolah tadi Jungkook mampir ke rumahnya terlebih dahulu, membersihkan rumah, mengerjakan beberapa tugas, duduk termenung beberapa saat lantas memutuskan untuk bergegas ke Rumah Sakit.

Ini sudah hari ketiga sejak Taehyung dirawat. Ia ingat Taehyung membuka mata pada siang hari setelah kejadian itu berlangsung, tepat pada menit kelima belas saat Jungkook berada disana setelah pulang Sekolah.

Jujur, Jungkook takut. Takut sekali akan terjadi hal - hal yang tidak ia inginkan meskipun Dokter mengatakan tidak ada hal yang serius pada Kakaknya, hanya saja Taehyung mungkin akan mengeluh kendati kepalanya yang terluka akibat kecelakaan itu, pun pada beberapa organ geraknya yang tergores aspal.

Taehyung terbangun dan langsung meringis, mengeluh perihal kepalanya yang di perban penuh itu terasa begitu sakit. Ia merasa bersalah, sungguh.

"Dek, Adek?"

Suara Ibu membuyarkan lamunannya, ia mengerjap cepat dan mendapati Ibu beringsut ke arahnya, mengelus pundaknya dengan penuh kasih.

"Eoh, Iya Bu?"

Ibu Kim tersenyum, senyumnya yang lelah. "Ibu ingin pulang sebentar, Ibu ingin membersihkan diri, sekaligus memasakkan makan malam untuk kita. Adek disini dulu menjaga Kakak,ya ?"

Ia mengangguk mantap. "Baiklah, Bu. Ibu, Apa malam ini Aku boleh menginap di Rumah Sakit?" Tanyanya ragu, hingga kening Ibu tampak berkerut samar.

"Eum? Tapi, Adek harus Sekolah keesokan harinya. Bagaimana jika Adek belum mengerjakan tugas, Sayang?"

"Aku, Aku sudah mengerjakan tugas, Bu. Aku bahkan sudah mengemasi buku-buku pelajaranku, hanya seragamku yang masih tertinggal di rumah. Boleh ya, Bu?"

Sekilas Ibu melirik pada Taehyung, menangkap binar penuh harap pada wajah putera pertamanya.

"Baiklah, Ibu akan mengambilkan seragam Adek kalau begitu. Jika ada apa-apa pada Kakak, cepat panggil Dokter ya, sayang?"

Kepalanya ia anggukkan, melihat Ibu yang mengecup puncak kepalanya lalu beralih melangkah pada ranjang pesakitan Taehyung dan melakukan hal yang sama, ya, hal yang sama tetapi Jungkook merasa jika rasa sayang itu berlebih pada sang Kakak.

Kini Jungkook-lah yang duduk ditepian ranjang setelah Ibu berlalu, menatap kosong pada tangan Taehyung yang terbalut infus.

"Dek, kenapa melamun?" Suara berat nan parau milik Taehyung menyadarkannya. Taehyung memandangnya dengan senyum sendu, entah mengapa senyum di bibirnya yang pucat itu selalu menarik Jungkook untuk terus mengalah.

"Kak, Aku minta maaf ya? Seharusnya kita tidak melakukan ide itu kemarin. Kakak sampai harus  menahan sakit seperti ini." Matanya memindai Taehyung dengan sungguh, "Aku, minta maaf, Kak. Kau pasti kesakitan sekali."

Tangan yang terbalut infus itu berada diatas tangannya, tapi tatap mata Taehyung tak sedikitpun lepas dari manik milik Jungkook.

A Brother [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang