Bagian Tujuh

6.5K 771 98
                                    

Enjoy the story and happy reading~

Bagian Tujuh

Akhir-akhir ini wajah lelah Ibu dan Ayah Kim terlihat begitu jelas dan sedikit mengusik Taehyung. Ia tidak tahu apa yang sedang membebani kedua orang tuanya, hanya saja suara pertikaian sedikit mengusik pendengarannya dalam beberapa hari ini.

Letak kamar Taehyung memang tepat sekali bersebelahan dengan kamar kedua orang tuanya, berbeda dengan kamar Jungkook yang berada dibagian belakang rumah, dekat dengan ruang makan, dan adiknya itu selalu mengerjakan tugas dirumah Jimin dan alih-alih jatuh tertidur disana, bahkan Ibu dan Ayah Kim sudah maklum akan hal itu, namun sesekali sang Ayah berkata dengan tegas; Adik, kita juga punya rumah, tidak baik menyusahkan orang lain seperti itu.

Lalu Jungkook yang tertunduk dan mendapatkan usapan lembut dari Ibu.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah duabelas malam saat Taehyung mendengar deru mesin mobil tua Ayahnya, ah, mesin mobil itu bahkan begitu terdengar menyedihkan. Taehyung tetap memilih untuk diam dikamar begitu mendengar derap langkah dari kamar sebelah, ia yakin Ibunya lah yang akan membukakan pintu untuk sang Ayah.

"Kenapa lama sekali, Ayah?"

Suara pintu yang menutup terdengar, Taehyung yakin kedua orang tuanya telah berada dikamar mereka.

"Ayah lembur, Bu. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan"

"Apa Ayah sudah makan?"

"Sudah, Ibu. Tadi pimpinan mengajak karyawan untuk makan bersama,"

"Wah, Enak sekali ya, yah?"

Taehyung mengernyit heran, suara samar sang Ibu terdengar sedikit bergetar.

"Ibu dan anak-anak hanya makan makanan yang sederhana, bahkan persediaan dikulkas sudah sangat sedikit dan Ibu harus mengakalinya, Kami menunggu Ayah untuk pulang, makanan sudah dingin.."

Apa yang terjadi dengan Ibunya?

"Ibu, Apa yang Ibu katakan?"

Suara Ayah Kim meninggi, membuat jantung Taehyung berdenyut pelan.

"Ibu sudah tahu, Ibu mendengarnya. Apa saat makan malam tadi Ayah bersama karyawan baru itu? Seorang perempuan? Ibu mendengar jika Ayah,-"

"Ibu!"

Taehyung meremas selimut yang tengah menutupi tubuhnya, terkejut saat suara Ayah Kim meninggi.

"Jadi Ibu masih curiga pada Ayah, huh? Ibu masih menuduh Ayah berselingkuh hanya karena harus mengurusi pekerjaan bersama? Ayah harus menjelaskan bagaimana lagi, Ibu?"

Alih-alih suara isakan tangis tertahan terdengar, Taehyung yakin, itu adalah isakan Ibunya.

"Bahkan Ayah jarang mengabari jika pulang larut, Ayah sibuk dengan pekerjaan Ayah dan ada wanita itu disana. Bagaimana Ibu tidak curiga?"

"Ibu! Ayah bekerja demi keluarga ini, Ayah lembur untuk mendapatkan uang lebih agar tetap bisa mencukupi keluarga ini, untuk Ibu, Taehyung dan Jungkook. Ibu tahu kita sedang kesulitan, bukan? Apa sekarang Ibu protes karna pekerjaan Ayah? Ibu lelah dengan keadaan keluarga kita? Apa Ibu tidak tahu jika Ayah juga lelah bekerja, hah?"

"Oh, Lalu Ayah menyalahkan Ibu yang tidak berpenghasilan,karena Ibu tidak bekerja? Ayah lupa jika Ayah yang tidak mengizinkan Ibu bekerja? Ibu lelah Ayah, Ibu lelah!"

Isakan tangis Ibunya semakin menjadi-jadi, membuat Taehyung ingin berlalu dari kamarnya dan menuju kamar Jungkook jika saja Jungkook tidak mengunci kamarnya dari dalam. Inilah, inilah inti dari pertikaian yang Taehyung dengar beberapa hari ini.

A Brother [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang