Enjoy the story and happy reading. Maafkan aku juga atas kelalaian aku selama memposting cerita ini.
Ps. Please listen to 2PM - Hanarete Itemo.
Bagian Duapuluh
Yoongi masih memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, pandangannya begitu tajam dan lurus pada sosok yang membelah jalanan licin dengan sepeda motornya. Rintik hujan mulai sedikit tenang, mereka tak lagi membasahi Seoul dengan terlalu bersemangat.
Tubuh Jungkook terlihat begitu buram dari kaca mobilnya, jelas saja rintikan hujan yang mulai tenang itu telah membasahinya. Yoongi tak perduli jika orang-orang mengklaksonnya dengan begitu ribut, terlebih Jungkook yang mendapat umpatan disana-sini sebab ugal-ugalan saat melajukan motor.
Ia khawatir dan yakin seratus persen jika tubuh Jungkook sudah basah kuyup diguyur hujan, yakin sekali jika sosok itu akan kedinginan dan menggigil. Alih-alih laju motor itu malah melambat, berbelok untuk berhenti ke tepian jalan dan Yoongi pun memilih untuk melakukan hal yang sama.
Hujan sudah sepenuhnya berhenti, dari dalam mobilnya Yoongi bisa menyaksikan Jungkook yang menumpukan kepalanya pada bagian depan motor miliknya, pundaknya bergetar hebat dan sebelah tangannya terangkat sebelum menumpukan wajahnya disana. Apa Jungkook, menangis?
Buru-buru Yoongi bergegas untuk keluar,Kini semua terlihat jelas bahwa tubuh Jungkook sudah basah sepenuhnya. Kakinya bergetar sembari melangkah, hatinya terasa sakit karena isakan Jungkook ialah nyata, Jungkook benar-benar menangis.
"Adek." Ia berujar lirih, tetap melangkah meskipun Jungkook urung untuk mengangkat wajah dan melihat kearahnya.
"Adek, Kau baik-baik saja ?"
Jelas sekali itu pertanyaan bodoh, tanpa menjawab pun Yoongi sudah tahu apa jawabannya. Ia membeku ditempat, mendengar isakan Jungkook yang semakin lama semakin menyakitkan.
Maka Yoongi memangkas jarak diantara mereka, meraih pundak lemah yang bergetar itu, membawa Jungkook kedalam pelukannya, tak peduli jika tubuhnya akan ikut merasakan hawa sejuk akibat tubuh Jungkook yang begitu basah.
"Kak Yoongi kenapa?"
Jungkook bertanya, suaranya bergetar karena menangis dan kedinginan.
"Kenapa Ayah tidak bisa mempercayaiku? Ibu bilang Aku lebih mampu dan bisa dibanding dirinya, mereka bilang semua ini untuk kebaikanku. T-Tapi kenapa? Kenapa sakit sekali?"
Kini dimata Yoongi, Jungkook tak ayal seperti bocah lima tahun yang menangis hanya karena ice cream nya yang tumpah sebab terlalu bersemangat berlari.
"Saat Aku semakin besar, Ayah semakin sering memarahiku, Ayah semakin sering menyalahiku sementara dirinya selalu tampak sempurna di mata Ibu dan Ayah. Ayah menamparku, Ayah menghentakkan tubuhku dengan keras ke dinding malam itu. Sakit sekali, Kak. Sakit sekali."
Ia tak mampu berbuat apa-apa selain mengusap punggung lebar milik Jungkook sembari membisikkan kata penenang, mencoba menjadi pendengar yang baik sekaligus ikut merasakan luka milik Jungkook.
"Jika hanya karena dirinya yang terlahir dengan kekurangan, A-Aku juga ingin memiliki kekurangan itu kak. Dia sakit, dan akupun merasakan sakit yang berbeda. Tapi kenapa mereka selalu berpihak padanya ?"
Baiklah, Yoongi, ini bukan saatnya untuk membenarkan atau menyalahkan apapun seperti saat biasanya Kau berbicara dengan Jungkook. Cukup diam dan dengarkan, bisa ? Yoong membatin pada dirinya sendiri.
"Aku pikir semuanya sudah menghilang, semuanya akan membaik dan benar, semuanya membaik karena Kak Yoongi dan Ibu ada disisiku. Tapi, kenapa ia harus datang Kak? Kenapa Kakak bisa bersamanya ?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Brother [ Complete ]
Hayran KurguSejak hari itu, cinta Ayah dan Ibu mulai berbeda. Bagiku, cinta mereka tidak sama, Kakak menerima lebih banyak. Bagi mereka, Aku akan selalu mengerti. Aku akan selalu bisa. Mereka tidak tahu, Aku ingin dianggap sama. ©whitedaisy96 Start : August, 10...