Yorenza -Part 3-

35 6 7
                                    

"Yo...Yore...." Aku berucap dengan tatapan penuh pengharapan.
Yorenza mengedipkan kedua matanya seakan mengerti permohonanku.

Sedang Zhakira merintih di seberang sana dijadikan sandera untuk menggantikkan Yore. Aku rasa kami terbang terlalu cepat.
Barang sedetik terlepas dari jangkauan pengelihatanku, Zhakira sudah berada di tangan ratu.

"To...longg," ucapan permintaan pertolongan yang begitu rapuh keluar dari bibir sahabatku itu.

Jika aku pergi, maka lenyaplah sudah sahabatku itu dari muka bumi.
Yore mengepakkan sayap nya dengan kencang, saking kencangnya sang ratu sampai terjengkang kebelakang. Tangan ratu sibuk mencari pegangan, sampai lupa bahwa Zhakira telah lepas dari genggamannya.

Secepat mungkin Zhakira berusaha terbang menuju kami. Tapi arus angin dari Yore menghadangnya pula! Ratu berusaha terbang lebih cepat dari Zhakira, Yore pun tak berdaya, ia harus terus menghujamkan semilir angin ke arah sana agar ratu terjerembab. Sejengkal lagi jemari ratu ingin menggapai Zhakira, aku berseru dalam hati.

Tolong, aku harap stalaktit di langit-langit itu berguguran menghujani ratu! Agar gerakannya terhambat.

Belum sedetik aku usai berkata demikian dalam benakku, hal tsb tepat terjadi telak di depan mata kami. Stalaktit berlomba-lomba runtuh dan tubuh ratu terkapar. Aku berseru tertahan.

Yorenza langsung terbang ke arah Zhakira dan menariknya keluar dari tempat ini, aku pun menyusul.

*****

apa yang terjadi barusan? Aku rasa aku mulai mengerti, mungkin bakatku adalah mengucapkan permintaan dalam hati, lalu semuanya akan terkabul? Entahlah, aku akan memikirkan ini lebih lanjut. Tapi jika benar begitu, aku merasa hebat sekali!

Yorenza terengah-engah begitu kami sampai di atas tanah. Napasnya menderu kencang hingga aku yang berada 1 m di sampingnya dapat ikut mendengar napasnya yang berat. Keadaan Zhakira daripada di katakan 'lelah' definisi yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan ia saat ini adalah 'lemas ketakutan' berusaha sadar dari apa yang secepat kilat terjadi beberapa detik tadi.

Kau tahu? Saat kami keluar dari penjara bawah tanah, Seluruh kota Luxior hancur akibat kerusuhan. Aku heran,

Apa salah Yorenza?

Kulihat Yorenza di sebelah ku juga sama kebingungannya.

*****

Karena kekacauan yang terjadi, kami bertiga terluntang-lantung di jalan. Menghindari segerombolan masa yang lewat — demi menyelamatkan Yorenza. Bertanya kesana dan kemari, mencari tempat persinggahan untuk bermalam. Aku kasihan pada Zhakira yang harus tertatih-tatih melangkah demi mengikuti kepakan sayapku dan Yorenza, tadi sayap Zhakira sempat terluka, aku harap kami menemukan obatnya....

Demi melindungi kekacauan, aku menutupi sayap Yorenza setiap bertemu dengan orang-orang awam di Luxior.

Bulan semakin temaram, dan suasana malam semakin terasa saja, dingin, dan kami masih belum juga menemukan tempat bermalam. Aku pun menyerah.

"Sudahlah, tak usah banyak mengeluh, kita tidur saja di rerumputan aku teramat lelah terbang kesana kemari, kadang membopoh engkau — aku sambil menunjuk jariku ke arah Zhakira — dan kadang aku harus repot-repot menyelimuti sayapnya Yore."

"Maaf, aku tak bermaksud merepotkanmu Sel, tapi jika kita bermalam di tempat yang tidak kerasan, aku rasa keadaan sayapku tak akan pulih," kata Zhakira berusaha menasehatiku.

"Lagipula ini menyulitkan Yorenza, ia harus bersembunyi dan berpura-pura di tempat-tempat yang banyak orangnya, apa kau tidak berpikir sejauh itu Zhakira? Dari tadi aku pusing memikirkan ini dan itu, kau memang tidak pernah berpikir panjang!"

"CUKUP!" Suara Yorenza benar-benar membuat kami kaget, "Jangan bertengkar, aku pusing mendengarnya, Selina apa kau tidak kasihan melihat Zhakira yang tertatih-tatih begitu? Aku akan mencari tempat yang nyaman lalu kalian berdua tidur di dalamnya, aku akan terbamg ke tempat lain! Aku bisa tidur dimana saja, bahkan di kandang sapi sekalipun! Oke? Sekarang diam dan ikuti aku. Lihat, di sana ada padepokan, aku rasa tidak ada salahnya bernegosiasi dengan pemiliknya agar kita bisa bermalam."

Yorenza pun terbang ke arah padepokan itu, dan mendarat dengan segera ketika tombak sebesar tubuhnya hampir menusuk tulang belakangnya.

Ya Tuhan! Aku lupa menyelimuti sayap Yore!

ini salahku, aku dan Zhakira bertengkar kemudin Yore jadi gegabah.

"Selina! Awass!!!" Yorenza memperingatkan sembari terbang ke arah ku dan sepersekian detik ia mendekapku dan aku selamat.

kerumunan itu kedengarannya murka, namun beberapa detik setelah itu suara mereka tak terdengar lagi dan kemudian satu per satu pergi meninggalkan aku dalam dekapan Yorenza, aku masih menutup mata karena takut.

Karena kurasa semua orang telah pergi, aku memeluk Yore atas dasar rasa terimakasih. Yore...sayapnya... basah??

Aku mulai menerka apa gerangan yang terjadi, aku pun memastikan dugaan terburukku ketika secara bersamaan Zhakira menghampiri.

"Selina! Yore...." Ucapan Zhakira benar-benar membuat kecurigaan ku hampir terbukti.

Aku mulai benar-benar meyakinkan diriku untuk membuka mata dan memastikan yang terjadi, ketika sepersekian detik aku membuka mata, Yore jatuh, di kakiku.

Darah....

















Eits jangan lupa—
Iya thor iya vote and share kan?
Yoai :v

Klandestin MuditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang