Valentrinos -Part 1-

26 5 1
                                    

"Ti, tidak...." Aku benar-benar menyesal... apa mungkin demi tidak melihat aku tertusuk, ia rela terbang dan menggantikan aku? Kami bahkan belum mengenal satu sama lain?!

"Selina, aku rasa kita benar-benar harus ke dokter, mengingat sayapku dan Yore terluka, terlebih darah segar itu terus mengalir! Aku mohon bergegas Sel!"

"Tapi, dokter di Luxior jarang sekali."

"Tak ada pilihan lain, apa kau mau mencari obat-obatan herbal dengan manual? tanpa pengetahuan pula?"

Ucapan Zhakira memang ada benarnya, tapi membawa Yore mengelilingi kota untuk seorang dokter aku rasa bukan yang ide baik juga, mencari penginapan saja kami sudah hampir kehilangan nyawa, membawanya ke dokter bisa jadi malah dokternya yang sengaja memberinya racun!

"Selina!" Seruan Zhakira membangunkan lamunanku.

"Aku tak tahu Zhakira, aku bingung." Mengucapkan kata-kata ini membuatku ingin menangis.

"Hahaha! Mati saja!" Suara itu muncul tepat 100 m dari tempat ku terduduk, "Kaum Valentrinos terkutuk! memang pantas mati! Sayap mereka membawa kesialan bagi kita semua!"

"Hei apa maksutmu pak tua?! apa hak mu sembarang mengatakan hal yang tidak beradab seperti itu dihadapan temannya si 'terkutuk'," aku langsung naik darah.

"Tidakkah kau tahu nona? 1000 tahun lalu saat Luxior baru membangun peradaban, memanglah kita semua hidup berdampingan, tapi semua itu berubah ketika ada satu bedebah kaum Valentrinos yang mengacaukan semuanya!"

"Mengacaukan apa?! Aku tidak tahu-menau soal hal-hal kuno seperti itu! lagipula kau tidak bisa mensamaratakan semua kaum hanya karena satu bedebah!"

"Jengkel sekali aku melihat peri ungu seperti kau! Selain tak punya bakat kau juga tak punya otak ya?!"

"Apa katamu?! Aku bisa melakukan apapun yang ku mau!"

"Cobalah peri ingusan! aku bahkan bertaruh umur mu belum 100 tahun, masih bocah kecil yang di asuh ibunya! hahahaha!"

Aku geram sekali. Mengingat aku tidak punya ibu. Dan mengingat pola pikir kuno serta dangkal nya membuatku ingin melempar sesuatu ke arah wajahnya!

Aku mohon! Benda berat di hadapan ku terbanglah ke arah kepala si tua itu! dan jatuhlah di atasnya!

Benda itu bergeming. Menyisakan semilir angin malam. Aku malu. Jangan-jangan bakat ku bukan memerintah dalam hati?

"Mana anak muda? cuih, sejak dulu peri ungu memang tidak berarti."

Rasa-rasanya aku benar-benar berharap batu kali di seberang sana menghantam dia.

"AKH!", Si tua itu tiba-tiba berteriak, "Batu kali sial ini mengenai kakiku!!!"

"Hahahahaha! rasakan itu!", Bangga lah aku pada detik itu seketika.

"Peri kurangajar!!"

Si tua itu adalah peri merah, dan ia langsung mengambil segala amunisi persenjataan di sekitarnya-mengingat padepokan itu pastilah milik nya-dan langsung melempar kan nya kepada kami.

Sepanjang sejarah, lemparan senjata peri merah tidak pernah lalai atau meleset-terkecuali Yore yang hendak melindungi aku detik tadi. Aku pun panik dan ingin segera meninggalkan tempat ini.

Tepat ketika pikiranku melayang ke tempat lain, Portal hitam Valentrinos muncul.

Zhakira yang terheran-heran melihat portal gembel itu, langsung saja aku tarik ikut masuk ke dalam, bersama aku yang memapah Yore.

"Bedebah kurangajar! Kau akan menyesaliya ketika tahu kesalahan yang di lakukan kaum Velentrinos!"

Aku tidak peduli, masa bodo dengan omongan tak berguna itu. Faktanya Yore hampir mati demi kami.

"....Sel...Selina?" Yorenza membuka mata dengan perlahan dan lemas.

Aku tentu saja sumringah melihatnya
"Yorenza!!"

"Bodoh, janganlah kita ke Valentrinos."

"Kenapa? kita bisa menyelamatkan mu!"

"Tidak ingatkah kau mengapa kita ke Luxior?" Sejenak akupun gemeteran, sungguh aku lupa! "Selina.... aku berjanji tidak akan membiarkan mu mati", ujar Yorenza dengan suara lirih. Ah Yorenza masih mengkhawatirkan aku...lagi...?? Sedang dia terkapar didalam dekapan papahan ku.

Akupun menelan ludah. Penduduk Valentrinos bahkan lebih ganas, mengapa kedua negeri kami saling membenci? Oh yaampun! Sedetik setelah aku merenung, Portal terbuka, dan kita menapakkan kaki lagi di Valentrinos.

Dengan pasukan Hitam yang sangat banyak, menyeruak dengan brutal ke arah kami.

Aku tak tahu harus apa.... Yorenza...?















Semoga dengan vote and share Selina tahu harus ngapain :(

Klandestin MuditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang