Ladie menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia menangis, dadanya terasa sesak.
Oh Tuhan, inikah yang dinamakan patah hati sebelum berlabuh huufftt ....Tiga Puluh Menit kemudian ...
Ladie berdiri didepan cermin. Ia menatap dirinya dari ujung kepala hingga kaki.
Ia merenung.'Pantas saja, lihat dirimu Ladie! Coba bandingkan dengan Ria, dia cantik, wajahnya putih mulus, tidak berminyak seperti wajahmu. Yang setiap hari mengemudi motor dijalanan.'
Ladie membuka kunciran dirambutnya. Ia mulai menyisir rambut panjangnya. Mengelap wajahnya dengan kapas pembersih, kemudian memoles wajahnya dengan bedak, dan lipstik ...
*
"Ladie, hey, ada apa denganmu?!" suara Bonanza mengagetkan Ladie. Pria itu sudah berdiri dihadapannya. Menatap Ladie dengan tajam.
"Kenapa, kau ingin bilang jika aku aneh? Tak cantik? Tak pantas untuk disukai pria?!" seru Ladie. Air matanya menetes. Menyapu Blush On yang tadi ia pulas dipipinya.
Bona terhenyak, mendengar perkataan Ladie."Ladie, kau ini kenapa? Apa yang terjadi?" tanya bona. Ia mendekati Ladie namun gadis itu menepiskan tangannya. Serta mendorong tubuh Bona.
"Apa kau membenciku, Ladie? Kenapa? Apa salahku?!" seru Bona. Gadis itu diam. Ia menatap wajahnya dicermin. Kemudian tangisnya semakin menjadi.
Bona kembali mendekat, dan merengkuh bahu Ladie. Ladie diam, ia menghambur kedalam pelukan Pria tersebut.
Bona tak berkata apapun. Perlahan, ia membalas pelukan Ladie. Dan membiarkan gadis itu menumpahkan air mata didadanya.*
Ladie sudah menceritakan segalanya kepada Bona. Pria itu melenguh, mendengarkan semuanya dengan seksama. Sesekali ia menghisap dalam - dalam rokok ditangannya.
Ia rasa, ini bukan saat yang tepat untuk menyatakan perasaannya."Kemarin ada yang mencarimu, Ladie." ujar bona. Setelah Lima menit kemudian gadis itu diam.
"Siapa?"
"Aku tak tahu. Seorang pria setengah baya." jawab bona.
"Hmmm dia pasti Gunawan ..." gumam Ladie.
"Gunawan? Gunawan siapa?" bona menatap Ladie.
Ladie menggeleng cepat. Dan mencoba membahas hal lain.*
Siang itu, Ladie baru saja keluar dari rumahnya. Ia akan berangkat ke resto. Karena si motor sedang berada di bengkel dan terpaksa, gadis itu berangkat menggunakan jasa angkutan umum. Sebab Gojek langganannya sedang membawa penumpang lain.
BRUGGGH
Di ujung jalan itu, Ladie melihat seseorang turun dari mobil dan menutup pintu dengan kasar.
Ladie mengalihkan lagi pandangannya ke arah yang lain. Menunggu angkot atau taksi lewat."Aaa ......"
Gadis itu jatuh pingsan, dan tak mengingat apapun lagi.
"Cepat! Sebelum ada orang yang melihat kita" suara seorang pria. Satu pria lainnya mengangguk. Kemudian keduanya menggotong tubuh Ladie dan memasukkannya kedalam mobil.
*
Ladie melenguh, kepalanya terasa pusing dan tatapannya berkunang - kunang.
'Aku dimana ...' keluhnya.
Kreekkk
Pintu terbuka lebar. Seseorang masuk, dan menatap Ladie yang mencoba untuk menegakkan tubuh.
"Si siapa kau ..."
Pria itu diam dan membalik, lalu pergi begitu saja. Meninggalkan Ladie yang masih menatap kepergiannya.
Hingga Ladie tersadar beberapa waktu kemudian. Jika dirinya kini sedang berada di ....
'Sepertinya tak asing ...' bathin Ladie.
Ia berpikir keras, sementara itu, sore merangkak malam. Suara dedaunan Pinus gemerisik ditiup angin ...
*
Malam gelap gulita, Ladie masih mencoba berdiri, gadis itu berjalan menuju pintu kamar dimana ia tengah disekap.
Bruugghh Bruuggghh
"Bukaaa! Lepaskan akuuu!" teriak Ladie. Namun diluar sangat sepi.
Yang terdengar hanya suara burung - burung malam. Ladie merasakan sesuatu, sesuatu yang buruk yang mungkin akan terjadi, tapi dia tak tahu apa.
Darahnya berdesir, ia mengingat semuanya! Iya, semuanya!
Kamar ini, gorden itu, kasur dan lukisan itu?!'Tidak mungkin ...' Ladie menampar pipinya lalu menjerit.
Ia bergeser, beringsut kepojokan kamar.*
"Ya Tuhan, tolong lindungi aku ...' jerit Ladie dalam hati.
Kreekkk
Pintu kamar terbuka. Seseorang masuk kedalam kamar.
Ladie mendekap kedua lututnya. Ia menatap pria asing itu.
"Dimana kau sembunyikan berkas si tua itu?!" hardiknya. Ladie menggeleng, air matanya bertumpah ruah.
"A apa maksudmu? Berkas apa? Aku tak mengerti!" jawab Ladie.
Pria itu memegang sesuatu ditangannya. Sebuah besi panjang dengan gagang plastik. Ladie berpikir, mungkin itu sebuah obeng."Jawab, atau ini akan memaksamu untuk membuka mulut!" teriaknya sekali lagi.
Ladie menggeleng lagi. Pria itu mendekat. Kemudian,
"Tidaaaakkk ..." tubuh Ladie bergetar. Besi ditangannya mengandung sengatan listrik.
"Ampuuun ..." ujar Ladie lirih. Pria itu kembali mendekat.
"Masih tak mau bicara?!" tanyanya. Ladie diam. Ia masih merasakan sakit disekujur tubuhnya.
*
Di rumah abu - abu
Bonanza mengetuk pintu sekali lagi. Kemudian mengintip melalui kaca jendela.
"Ladie!" serunya sekali lagi.
"Bang, Ladie belom balik kerja!" suara seorang anak kecil mengagetkannya.
Bona melirik jam dipergelangan tangannya.'Ini sudah pukul Sepuluh! tidak biasanya Ladie pulang selarut ini ...' bathinnya.
Bona menghidupkan mesin motornya, kemudian ia membawa kepenasaranannya menuju resto.
![](https://img.wattpad.com/cover/158623553-288-k235060.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kustom Sindikat
Fiksi RemajaApa yang akan Kau lakukan, jika Kau mendapatkan sebuah surat Wasiat yang tidak biasa? Bukan Uang, bukan Harta, Bukan Emas ataupun Sawah! Melainkan hanya sebuah Motor Antik. Itu terdengar biasa saja, bukan? Tapi, bagaimana jika dibalik apa yang diwar...