Sembilan

274 23 2
                                    

"Apa?! Jadi, Ladie tidak masuk kerja?" seru Bonanza. Gadis pelayan itu mengangguk

"Ponselnya juga tidak aktif," lanjutnya. Bona berdiri mematung. Ia bertanya - tanya dalam hati, kemana Ladie pergi?
Ia mengingat seseorang. Elang! Pasti saat ini Ladie sedang bersama pria itu.
Tapi ... Rasanya tak mungkin, Ladie bukan perempuan penggoda, terlebih karena Elang adalah calon suami dari sahabatnya sendiri.
Tapi dimana?

'Pria itu ... Ini pasti ada hubungannya dengan pria itu ...' bathin Bonanza.

Laki - laki itu bergegas pergi, ia kembali ke rumah Abu - abu untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa dijadikan petunjuk.

*

Sementara itu, Ladie melihat laki - laki asing yang menyakitinya itu pergi. Dengan mengendarai mobil, dan Ladie mengintainya dari balik gorden.

'Aku harus pergi ...' pikirnya.

Dug Dug Dug

Bulu kuduknya kembali meremang. Ia mengingat lagi kejadian Dua bulan yangblalu. Di jam yang sama, dengan kejadian yang sama.
Kepalanya tak bisa berpikir lagi, apa yang dilihat oleh matanya ketika itu apa?
Tipuan kah?
Sulap kah?
Jelas dirinya melihat Losmen ini tak ada! Losmen itu hanya berupa bekas bangunan yang sudah berlumut.
Lalu, bagaimana bisa malam ini, ia kembali berada didalam kamar yang sama.

Nomor Tujuh!

*

Bona mencongkel salah satu jendela rumah abu - abu. Ia hanya ingin menemukan sesuatu , dan Bona harus bergerak cepat. Ini pasti ada yang tidak beres!
Pria itu berhasil mencongkel engsel jendela, ia melompatinya dan melangkah menuju kamar Ladie.

Ia tertegun, matanya seperti menangkap sesuatu. Disana, di atas jendela yang ia congkel tadi, terhalang oleh renda - renda gorden.
Bona melangkah, mendekati sesuatu tersebut. Tangannya tak bisa menyentuh benda kecil itu, dengan bantuan kursi makan, Bona berhasil menjangkau benda itu.

"'Kamera Cctv ....'

*

Ladie menangis dipojokan kamar. Ia tak berani lagi menggedor pintu kamar sebelah seperti Dua bulan yang lalu. Karena Ladie kini tahu, jika didalam kamar itu hanyalah terdapat hantu atau Zombie! Jika pun perempuan itu manusia, barang tentu dia bukan manusia sehat. Dia perempuan gila dan Ladie takut! Sangat takut!

Tok Tok Tok

"Room service!" seru seseorang dari luar. Dengan suara bariton.
Jantung Ladie semakin berdetak cepat. Ketukan itu memang ditujukan untuk kamarnya.

"Room service!" nada suaranya semakin tinggi. Dan ketukan dipintu pun semakin kencang terdengar.

Ladie diam, ia tak merasa memesan apapun. Dan jika pun Room boy itu hendak mengerjakan tugasnya, kenapa harus malam - malam begini!

Sunyi sepi

Suara bariton itu tak terdengar lagi.
Dalam diam ketakutannya, Ladie mencoba mengingat tulisan Opa.

'Luruskan tujuanmu, jangan mundur, jangan menoleh kiri dan kanan.'

*

Bona sudah melepaskan kamera Cctv tersebut. Siapapun yang memasangnya, pasti mempunyai tujuan. Tapi itu tak mungkin Opa yang melakukan.
Kecurigaan Bona tentang adanya hal tak beres semakin bertambah kuat. Ia bergegas, mencari apa saja didalam kamar Ladie.
Ia melihat Laptop Ladie tergeletak di atas tempat tidurnya.
Bona menyalakannya, dengan tangan gemetar.
Seumur hidup, ini adalah pertamakalinya ia mengusik barang pribadi milik Ladie.

'Maafkan aku, Ladie ...' gumamnya.

Dalam keadaan seperti itupun, saat Ladie tak ada pun, Bona masih saja menghormati perempuan idamannya tersebut.

Ia mulai membuka akun pribadi Ladie. Kebodohan gadis itu adalah, ia tak pernah meng Log Out hal pribadi miliknya.

Terlihat dari beberapa notifikasi, ada sekitar Tiga kali seseorang mencoba masuk ke dalam akun milik Ladie.
Bonanza adalah mantan seorang Hacker, yang pernah bekerja bertahun - tahun pada seseorang saat ia kuliah di Luar Negeri.
Di negara lain, pekerjaan seorang Hacker mendapat upah yang sangat fantastis!
Entah di Negaranya ...

*

Ladie memaksa akal sehatnya kembali, ia berdiri kemudian melangkah pelan untuk membuka pintu.

Kreekkk

Jantungnya berpacu, pintu Losmen tak terkunci. Seandainya saja ia lebih berani sejak tadi, mungkin ia sudah terlepas dari jeratan penculik itu.
Aih mendengar kata penculik, membuat Ladie merinding lagi.

Ladie melangkah pelan, menyusuri lorong itu. Ini tak ubahnya seperti De Javu!
Ia kembali bertemu dengan anak kecil diujung tangga. Sedang menangis, dan memeluk boneka.
Ladie tak lagi peduli, ia meluruskan tatapannya dan menuruni anak tangga.

Suara Lonceng dari meja resepsionis mengagetkannya. Ladie bersembunyi dibalik tembok. Dekat sekali dengan gadis kecil itu.

*

Bona sudah berhasil menemukan Akun yang mencoba membobol akun Ladie. Ia tak menyangka, Ladie akan terlibat kedalam permainan level tinggi seperti ini.

Padahal kenyataannya, Ladie sama sekali belum pernah mengusut tentang berkas dan peta yang Opa berikan padanya. Otak Ladie tak secerdas seperti Bona, atau Detektif Audrey yang pernah beberapa kali Ladie lihat kemunculannya di berita.

TheDark07

Adalah nama akun tersebut. Tak ada satupun profil yang ditemukan, kecuali gambar sebuah Kunci Inggris yang bertuliskan Kustom07 sebagai tanda pengenal.

Bonanza kembali masuk dalam akun pribadi Ladie. Ia membaca satu demi satu apa yang ditulis gadis itu.

'Berkas, Peta? Tempat terpencil ditengah kenyamanan.' bona menemukan petunjuk dari apa yang ditulis oleh Ladie ...

Kustom SindikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang