BAB 7 - Sedu Sedan

388 28 0
                                    

Anyeong yeorobun !!!

Sebelumnya aku mau ngucapin selamat hari Raya Idul Fitri 1444 H maaf lahir batin, maafkan atas segala salah dan khilaf ya

Apa kabarnya hari ini? Baik kan? kuharap kalian baik-baik saja

Jangan baca cerita ini kalau kalian sedang kerja tugas sekolah, tugas kuliah, meroja'ah hafalan atau sedang melakukan hal lain. Dikerjain dulu ya tugasnya, bacanya kalau udah free aja oke.

Info update cerita melalui instagram @sehrishel jadi kalian bisa follow dulu untuk info cerita ini lebih lanjut

Jangan lupa pencet bintang untuk vote dan coment ya :)

SELAMAT MEMBACA

"Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"

©Story "Dandelion" by sehrishel

Seorang sipir gelagapan saat bertemu Hayya, ia tahu bahwa wanita paruh baya yang ada di hadapannya kini pasti ingin bertemu Arkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang sipir gelagapan saat bertemu Hayya, ia tahu bahwa wanita paruh baya yang ada di hadapannya kini pasti ingin bertemu Arkan. Sedangkan Arkan telah dilarikan ke Rumah Sakit beberapa jam yang lalu dalam kondisi yang cukup mengenaskan. Walaupun belum diketahui penyebabnya apa, tapi tetap saja pihak lapas harus bertanggung jawab "Maaf Bu, untuk saat ini jam kunjung belum bisa dilakukan" ucap seorang sipir penjara.

"Loh kenapa Pak? Biasanya jam segini masih berlaku jam kunjungan. Saya ingin bertemu anak saya, Arkan Pak" heran Hayya yang biasanya datang menjenguk tidak sesulit ini.

"M-maaf Bu, saat ini saudara Arkan sedang dalam kondisi tidak bisa ditemui" Ucap sipir itu lagi

"Maksud Bapak apa? saya Ibunya, saya mau ketemu anak saya"

"Maaf Bu, tetap tidak bisa" jawabnya lagi

Cukup lama keduanya berdebat, Hayya yang ngotot ingin menemui Arkan karena rasa gelisahnya yang tak kunjung reda sedangkan salah seorang sipir penjara yang mati-matian menahan agar Hayya tak bertemu Arkan. Namun tak berapa lama, perdebatan itu terhentikan karena seorang sipir penjara lainnya datang.

"Ibunya Arkan?" tanyanya pada Hayya

"Iya Pak, anak saya mana? saya mau ketemu anak saya" Hayya yang sudah tak sabar

"Maaf Ibu, saat ini Arkan dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk ditemui" jelasnya lagi

"Maksud Bapak apa? anak saya kenapa Pak? kenapa kalian tidak langsung jelaskan saja ada apa? anak saya mana? saya mau ketemu anak saya" cercanya tanpa jeda, matanya sudah mulai berkaca-kaca, pasti ada yang tidak beres dengan Arkan. Mengapa mereka seolah-olah menutupi dan melarangnya bertemu dengan Arkan pikir Hayya.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang