BAB 11 - Tertawan Hati

304 23 6
                                    

Anyeong yeorobun !!!

Dari Arkan untuk para pembaca 👇🏻😇

SELAMAT MEMBACA

"Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"

©Story "Dandelion" by sehrishel
.
.
.

©Story "Dandelion" by sehrishel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

Di sebuah rumah sederhana tapi tampak begitu nyaman ditinggali oleh para penghuninya, Arkan baru saja pulang sedari mencari pekerjaan dengan ijazah SMA yang ia miliki, namun kini harus kembali bersiap-siap untuk berkeliling lagi menawar jasa sol sendal dan sepatu di beberapa tempat biasa ia mangkal. Namun hal itu urung kala melihat Hayya sang Ibu yang hendak berjalan keluar membawa keranjang belanja.

"Ibu mau kemana ?" tanyanya

"Mau ke pasar nak, beli persediaan buat jualan besok" jawab sang Ibu

"Ayo Bu Arkan antar aja ya" tawarnya

"Abang pasti capek, biar Ibu sendiri aja ya. Istirahat nduk, makan dulu. Emang nggak capek baru pulang langsung pergi bekerja lagi?" Ujar wanita berusia sekitar  30 an itu.

Arkan hanya tersenyum lembut "Nggak papa Bu, nanti Arkan makan tapi setelah antar Ibu ke pasar dulu" tunjuknya pada sepeda  ontel peninggalan sang Ayah

Jujur saja, Arkan sangat khawatir melihat Ibunya yang begitu terlihat letih, padahal ia tahu sedari pagi sang Ibu berkeliling berjualan, siangnya harus ke pasar lagi untuk membeli persediaan karena kehabisan.

"Tapi abang kan baru pulang nak, pasti capek" khawatir Hayya

"Abang nggak capek kok, Ibu yang pertama dan utama. Ini hanya perlakukan kecil tanda bakti Arkan sama Ibu. Abang nggak mau Ibu kelelahan"

Hayya terharu medengar ucapan sang anak, meleleh hatinya. Ibu mana yang tak terharu mendengar kalimat itu diucapkan oleh anak kandungnya. Bahkan rasa rindu pada suaminya semakin menggebu "Anak kita begitu lembut hatinya Ga" ucap Hayya dalam hati

"Yasudah asal Abang nggak keberatan aja bonceng Ibu sama adek, kita berdua kan berat" kekeh Hayya bercanda 

"Ich ich dali tadi adek ndak diajak nomong, eman nda liat adek di cini dali tadi? telus telus adek linan ya Ibu ndak belat" ucapnya seraya mendongak, wajahnya begitu lucu menggemaskan saat marah

Rumaisya sedari tadi berada di situ, mendongak melihat ke kiri dan ke kanan mengikuti arah suara yang terlontar dari Ibu dan kakaknya. Gadis kecil itu terlihat kesal, apa orang dewasa di depannya ini tak melihat dirinya sedari tadi di sini? pikirnya

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang