BAB 15 - Pemberian Terindah

432 24 18
                                    

Kalian bisa follow instagram aku @nannisafmj dan @sehrishel supaya kalian nggak ketinggalan update-an cerita Dandelion

Follow juga akun tik-tok aku @wp sehrishel

Semoga hari kalian menyenangkan

Ini aku nggak revisi, tandain typo yaaaa.

SELAMAT MEMBACA

"Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan"

©Story "Dandelion" by sehrishel
.
.
.

Di sore hari Alvian sedang berdiri termenung di balkon kamar, Elisa, sang Ibu datang menghampiri setelah sebelumnya mengetuk pintu kamar sang anak "Kamu kenapa Al? udah dua minggu ini kamu keliatan murung terus, nggak banyak ngomong" tanya Elisa s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sore hari Alvian sedang berdiri termenung di balkon kamar, Elisa, sang Ibu datang menghampiri setelah sebelumnya mengetuk pintu kamar sang anak "Kamu kenapa Al? udah dua minggu ini kamu keliatan murung terus, nggak banyak ngomong" tanya Elisa sembari berdiri di samping Alvian dan mengelus punggung sang anak. Alvian akkhir-akhir ini lebih banyak diam, ditanya pun hanya membalas singkat.

"Lagi galau ya?" lanjutnya lagi

"Kayaknya sih beneran ditolak ini mah" Tanya Elisa mencoba menghibur Alvian

"Bukan ditolak, tapi emang udah nggak minat" jawab Alvian masih dengan posisi berdiri di ujung balkon menatap ke arah kolam

"Heh ngomongnya, kenapa sih? ada masalah sama gadis itu?" tanya Elisa yang juga ikut penasaran. Sudah sedari lama ia ingin melihat sosok gadis yang disukai oleh anaknyaa itu. Tapi sekarang justru jawaban Arkan semakin membuatnya bingung.

Arkan berjalan ke arah kursi di dekat pintu kamar yang memang disiapkan untuk bersantai di balkon kamar "Mamah mau punya menantu tukang bully? bahkan tadi dia mencoba mencelakai temannya sendiri. Dan banyak yang bilang kalau dia, dia gadis nggak benar Mah" ucap Arkan frustasi

"Emang kamu lihat sendiri? jangan cuma denger katanya-katanya" Balas Elisa bijak

"Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri Mah, aku lihat sendiri ada senjata tajam di sana" ucap Alvian pelan syarat akan kehancuran, ia sudah dititik sudah tak percaya lagi dengan Delisha tapi ia juga bimbang. Dalam hati kecilnya ia masih cinta gadis itu.

"Ya sudah kalau itu keputusan kamu, Mamah cuma bisa bero'a yang  terbaik buat kamu. Tapi sebelum itu, kamu harus yakinin diri dulu, buktikan semuanya kalau yang kamu bilang itu benar. kalau memang benar, ya keputusan kembali ke kamu"

"Thank you Mom" alvian peluk sang Ibu hingga terlepas lagi

"Hari ini Papa nggak pulang" Ucap Elisa tiba-tiba

"Akhir-akhir ini papamu itu sok sibuk, ke sinilah-ke situlah. Jarang ada di rumah sekarang. Oh My God, jangan-jangan Papa kamu_"

Alvian menggelengkan kepala, mulai lagi drama Ibunya "Nggak usah mikir aneh-aneh, kebiasaan Mama selalu lebay kalau soal papa"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang