Bo Young masuk kekamarnya dengan langkah gontai setelah Seok Jin mengakhiri perdebatan dengan kata kata pengusiran. Kakinya lemas dan gemetar hingga perlahan lahan tubuhnya ambruk sebelum ia sampai diranjang. Ia duduk bersimpuh dilantai dengan pandangan kosong. Matanya masih menggenang. Ia ingin menangis sekeras kerasnya seperti ketika ibunya meninggalkannya. Namun suaranya seakan tertahan ditenggorokannya dan itu membuatnya terlihat sangat menyedihkan.
Sementara Seok Jin memilih mengurung dirinya dikamar mandi membiarkan air shower yang dingin mengguyur tubuhnya. Apa Seok Jin sudah gila mandi air dingin dimusim dingin yang suhunya bahkan dibawah nol derajat celcius? Jawabannya ya, Seok Jin menggila lagi. Ia ingin air dingin itu menyadarkan dirinya bahwa yang ia lakukan tadi sudah benar. Tidak seharusnya ia terus peduli pada orang yang tidak bisa menerima ketulusannya. Tapi semua itu berlawanan dengan hatinya. Hatinya terasa sakit. Hatinya merasa bersalah. Hatinya menyesali apa yang ia lakukan. Hatinya tak bisa menerima ketika air mata yang ingin ia jaga malah terjatuh karna dirinya.
Bo Young membereskan barang barangnya kedalam koper. Airmatanya sudah mengering beberapa menit yang lalu dan meninggalkan sembab diwajahnya. Ia sudah merasa tenang dan menyadari kesalahannya. Dia salah karna tidak pernah menghargai ketulusan Seok Jin. Dia salah selalu menilai buruk semua yang Seok Jin lakukan untuknya. Dan dia juga salah karna menjadikan Seok Jin sebagai pelampiasan amarahnya.
Bo Young membuka laci nakas dan ia menemukan selembar kertas bermaterai yang ditanda tangani olehnya dan Seok Jin. Itu surat perjanjian hutang piutang yang dibuat oleh Seok Jin sepulang dari sauna. Isi surat itu menyebutkan bahwa Bo Young harus bekerja selama sebulan penuh menjadi asisten rumah tangga Seok Jin sebagai bentuk pembayaran hutang. Dan Seok Jin akan menjamin kesejahteraan hidup Bo Young hingga lunasnya hutang.
Bo Young menggigit bibirnya yang mulai bergetar. Dapatkah ia mengulang waktu? Ia ingin memperbaiki segalanya. Ia ingin bersikap lebih baik pada Seok Jin. Namun waktu yang berlalu tak mungkin kembali lagi. Dia terlambat. Seok Jin membencinya sekarang. Dan ia hanya bisa menebus kesalahannya itu dengan pergi menjauh dari kehidupan Seok Jin. Membiarkannya hidup tenang seperti sebelumnya, sebelum ia masuk dalam kehidupannya.
Mata Bo Young kembali menggenang. Hatinya meraung. Ia sangat menyesali semua yang telah terlambat ia sadari. Kini Ia merindukan Seok Jin. Ia merindukan kehangatan hati pria itu. Ia merindukan perhatian manis yang tidak pernah ia dapatkan dari siapapun selain Seok Jin.
Ia merindukan segala yang tidak akan pernah mungkin ia dapatkan lagi setelah ia pergi dari kehidupan Seok Jin untuk selamanya.
Ottokkhae...appa. Hatiku sakit.
Bo Young memeluk lututnya yang terlipat. Ia membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya dan menangis tersedu sedu. Hatinya sakit saat harus menerima kenyataan bahwa ia tidak mungkin lagi bisa melihat wajah Seok Jin setelah ia pergi. Bahkan hatinya sakit hanya dengan memikirkan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL SNOW (Jeda)
FanfictionKim Seok Jin , pria tampan, kaya raya, pewaris tunggal SJ group, sudah tentu digilai banyak wanita. Hidupnya nyaris sempurna namun ia belum pernah merasakan yang namanya cinta. Sejak kematian ibunya tak ada lagi wanita dalam hidupnya. Ia berjanji p...