9. Seok Jin Oppa

471 61 0
                                    

Seok Jin menggulung dirinya dengan selimut. Namun ia tidak tidur. Ia sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Ia hanya berguling guling tak menentu. Ia gelisah. Entah kenapa dia selalu seperti itu saat Bo Young ada dirumahnya. Hingga ia tak tahan lagi dan membuka gulungannya.

"Aakhhh...jjinja."

-----

"Apa kau tidak lihat ini jam berapa? Apa tidak ada hari esok?" geram Ho Seok sambil berkacak pinggang menatap kesal pada pria yang sedang duduk disofa ruang tamunya.

"Ho Seok-ah, Aku tidak bisa tidur,aku butuh jawaban."

"Jawaban apa yang kau cari jam 2 malam begini Kim Seok Jin?" Ho Seok mondar mandir sambil mengatur napasnya yang memburu kesal. Siapa yang tak kesal jika seseorang bertamu diwaktu sedang nyenyak nyenyaknya tidur.

"Ada wanita didalam rumahku."

"Mwoooo?????" pekik Ho Seok tak percaya, ia mengambil posisi duduk disebelah sahabatnya itu lalu menatapnya penasaran.

"Kau sudah menemukannya?"

Seok Jin mengernyit tak paham.

"Maksudku, wanita yang ada dirumahmu itu, apa dia gadis yang kau cari selama ini?" jelas Ho Seok.

Seok Jin menggeleng lemah.

"Bukan.

"Kau sudah menyerah sekarang?"

Seok Jin membisu. Ia menunduk muram.

Ho Seok mengernyit bingung.

"Lalu...Siapa wanita itu? Kenapa bisa ada dirumahmu? " tanya Ho Seok.

"Aku menemukannya dijalan dan aku memaksanya untuk tinggal dirumahku."

Ho Seok terperangah.

"Mwo? Kau memaksa? Sejak kapan kau memaksa seorang wanita?" tanya Ho Seok heran karna Biasanya wanita yang memaksa Seok Jin.

"Aku tidak tau, aku merasa seperti mau gila sekarang. Tolong aku Ho Seok-ah." Seok Jin menangkup kepalanya ia terlihat kacau, stress membingkai wajahnya.

Ho Seok melongo, dia masih belum bisa percaya sepenuhnya dengan perkataan Seok Jin. Selama 10 tahun jadi sahabatnya dan 3 tahun jadi dokter psikologi nya dia baru kali ini melihat Seok Jin menjadi orang yang berbeda karna seorang wanita.

"Ceritakan padaku apa yang terjadi sebenarnya, ceritakan semuanya!" Ho Seok menepuk nepuk bahu Seok Jin memberi kekuatan.

Seok Jin menatap Ho Seok meyakinkan diri bahwa Ho Seok adalah pilihan terbaik dari masalahnya saat ini.

Tak lama kemudian iapun menceritakan semua kejadian yang ia lalui dari saat bertemu Bo Young pertama kali dimalam bersalju. Menolongnya saat diganggu pria pemabuk. Merawatnya dan mengkhawatirkan saat sakit. Hingga terakhir memaksa membawanya pulang dari sauna.

Ho Seok manggut manggut tenang mendengarkan cerita Seok Jin hingga akhir.  Ia mengusap ngusap dagunya dengan jari telunjuknya tengah mencerna cerita Seok Jin. Tak lama kemudian ia menghela napas panjang dan siap dengan solusinya.

"Mungkin itu hanya rasa simpati saja seperti bagaimana sifatmu selama ini. Kau memang slalu peka terhadap kesulitan orang lain. Itu hanya rasa iba Seok Jin-ah." jelas Ho Seok namun tak menjadi pencerahan bagi kemelut hati Seok Jin.

"Aniya Ho Seok-ah...aku memang merasa iba padanya tapi hatiku juga berdebar saat dia ada didekatku." aku Seok Jin polos.

Ho Seok terbelalak.

"Neeee????"

"Ottokkhae Ho Seok-ah, Nan ottokhae?" Lirih Seok Jin.

"Aku bahkan memikirkannya saat dia tak ada didepan mataku, mengkhawatirkannya seperti orang gila. Aku memaksanya, menghalalkan berbagai cara agar dia slalu ada dalam jangkauanku. Dan bahkan sekarang aku tidak bisa tidur saat dia ada dirumahku. Apa rasa iba bisa segila ini?" Keluh Seok Jin.

CRYSTAL SNOW (Jeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang