12. Emergency Kiss

565 65 12
                                    

SEOK JIN-AH, KAU SAKIT?

Seok Jin refleks menjauhkan ponselnya dari telinga karna suara dari dalam telepon terasa merobek gendang telinganya.

"Aishh... Apa kau bisa pelan sedikit, aku tidak tuli." dengus Seok Jin.

Aku khawatir, Shin biseo memberitahuku kau tidak kekantor karna sakit. Apa sakitmu parah? Apa kau sudah pergi ke rumah sakit?

Seok Jin menghela napas lelah.

Seok Jin-ah, kau tidak sedang sekarat kan sekarang?

"Yakk...aku hanya sedikit tidak enak badan kenapa kau berlebihan?"

Karna tidak biasanya kau tidak masuk kantor hanya karna tidak enak badan.

"Memang biasanya gimana?"

Biasanya nunggu dulu sampai pingsan atau sekarat.

Seok Jin berdecak sebal.

"Bagaimana project baru kita apa berjalan dengan baik?"

Kudengar sedang proses design cover. Sekarang sedang didiskusikan diruang rapat. Kau tanyakan langsung saja pada Yoon Gi.

"Anieyo."

(Bisa bisa cenayang itu tau kalau aku memelihara wanita dirumahku. Batinnya.)

Wae?

"Ah...aku sedang sakit aku tidak mau membahas pekerjaan sekarang."

Baiklah, kau isturahat yang banyak. Sepulang kerja aku dan Yoon Gi akan mengunjungimu.

"Andwae!!!" sontak Seok Jin.

Kenapa lagi? Aku curiga, Apa kau menyembunyikan sesuatu dirumahmu?

Seok Jin gelagapan. Tidak Yoon Gi tidak Nam Joon, ternyata keduanya adalah cenayang yang berbahaya bagi dirinya.

"Tadi kau menyuruhku istirahat, jadi aku ingin istirahat full hari ini. Kalian jangan coba coba menggangguku. Bye."

Seok Jin melempar ponselnya ke meja. Ia membenarkan posisi bantalnya menyamankan pembaringannya. Matanya menerawang kelangit langit ruang tamu lalu mengeluh. Bosan.

Dimana Bo Young?

Dia baru terpikir, dia sudah 2 jam kehilangan Bo Young. Ia tak melihat lagi batang hidung gadis itu setelah aksi lari kekamar mandi tadi.

.

"Apa benar benar tak ada lowongan untukku?" tanya Bo Young penuh harap.

Kau berhenti terlalu lama. Jadi kami terpaksa mencari penggantimu. Tapi jika kami membutuhkan karyawan lagi kami pasti langsung menghubungimu.

"Oh...baiklah. Terima kasih." ucap Bo Young lesu lalu menutup teleponnya. Ia baru saja menelepon restauran cepat saji tempat bekerjanya dulu saat masih sekolah berharap restauran itu masih membutuhkannya. Tapi kenyataan pahit harus ia terima. Restauran itu sudah memiliki pengganti dirinya.

Seok Jin termangu diambang pintu kamar yang sengaja Bo Young buka agar Seok Jin mudah memanggilnya jikalau ia membutuhkan bantuannya.

Tok tok...

Seok Jin mengetuk daun pintu dan Bo Young sontak menoleh kearahnya.

"Seonsaengnim..." Bo Young menghampiri Seok Jin.

"Waeyo? Apa kau butuh sesuatu? Apa kau lapar?" tanyanya.

"Hmm." Seok Jin mengiyakan.

"Eumm...apa yang ingin kau makan? Aku akan mencarinya diluar."

CRYSTAL SNOW (Jeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang