7. Going to Crazy

442 57 0
                                    

"Dia terkena demam dan dehidrasi. Setelah ia sadar beri ia obat yang sudah saya resepkan. Usahakan dia tetap hangat dan menjaga pola makan. Jangan terlalu banyak makan makanan instan." jelas dokter sambil berjalan keluar setelah memeriksa Bo Young dikamar apartemen Seok Jin.

"Ne, agaseumnida, kamsahamnida uisa-nim . Maaf memanggilmu malam malam begini." ucap Seok Jin tak enak hati.

"Animnida Tn.Kim, ini sudah menjadi tugas saya, saya permisi." pungkas dokter berpamitan.

Seok Jin membungkuk dan berterimakasih sekali lagi. Lalu ia mengantarkan Dokter itu ke depan pintu apartemennya.

Seok Jin kembali masuk kekamar yang ditempati Bo Young. Ia duduk ditepi ranjang lalu menempelkan punggung tangannya dikening gadis itu. Demamnya sudah menurun. Ia pun menghela napas lega. Dinaikkannya selimut tebal nan hangat itu hingga menutupi dada. Tak lupa ia juga menghidupkan mesin penghangat ruangan agar Bo Young merasa nyaman.

Ditatapnya dengan lekat gadis malang itu. Tatapan penuh perhatian yang tidak pernah ia berikan pada gadis manapun. Disingkapnya rambut yang menutupi sebagian wajah gadis itu dengan hati hati. Ia tak ingin sentuhannya sampai membangunkan gadis itu. Ia tersenyum. Bo Young terlihat manis ketika sedang tak berdaya seperti itu. Tidak menyebalkan seperti tadi. Membuatnya tak ingin beranjak dan terus menatapnya.

.

Seok Jin gelisah dikamarnya. Ia tak bisa tidur. Hanya berguling guling tak jelas. Bagaimana ia bisa tidur ketika ada seorang gadis didalam apartemennya. Ia tidak pernah membawa seorang gadis sebelumnya. Bo Young yang pertama. Ia juga tak mengerti dengan sikapnya, selama ini ia sangat selektif menyangkut seorang gadis yang ingin dekat dengannya, bahkan gadis gadis berkualitas yang dicarikan ayahnya pun ia tolak mentah mentah. Tapi sekarang, ia malah membawa gadis asing yang tak jelas asal usulnya kedalam rumahnya.
Apa dia masih waras?

Tak terasa hari sudah pagi. Seok Jin keluar kamarnya dan langsung mengecek kamar Bo Young. Gadis itu masih terlelap. Didekatinya Bo Young dan ia tempelkan telapak tangannya dikening gadis itu, lalu gantian ia memegang keningnya untuk memastikan apa suhu tubuh Bo Young sama dengannya. Senyum manis terukir dibibirnya.

Jauh lebih baik. Batinnya lega.

.

Seok Jin menaruh semangkuk bubur kubis diatas nampan, beserta segelas air putih, dan obat lalu membawanya kekamar Bo Young. Tak lupa ia juga menyertakan sticky note dan menempelkannya di badan gelas air minum. Agar saat Bo Young bangun nanti gadis itu langsung bisa membaca pesannya.

.

Beberapa map menumpuk dimeja kerja Seok Jin. Belum satupun disentuh olehnya karna sejak datang kekantor ia terus menguap lalu terlelap disofa. Tak ada yang berani membangunkannya.

Lama sekali ia terlelap dengan damai. Tubuh tingginya terbaring dengan kepala beralaskan tangan sofa dan kakinya terjulur keluar melebihi batas sofa. Kedua tangannya saling mengikat diatas dada.

"Daepyonim.....Kim daepyonim....!" sebuah suara laki laki membangunkannya sambil mengguncang bahunya pelan.

Seok Jin tersentak kaget. Ia mengerjapkan matanya mengondisikan penglihatannya yang masih dalam pengaruh tidur lelapnya.

"Oh, Yoon Gi-ya...wae?" bisiknya serak seraya bangun menegakkan tubuhnya di Sofa.

Yoon Gi mendudukan dirinya di sofa lain yang berhadapan dengan Seok Jin.

"Apa kau bergadang semalaman?"

Seok Jin tersentak. Oh...ia sedang berhadapan dengan cenayang saat ini. Ia harus hati hati.

CRYSTAL SNOW (Jeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang