Chapter 17

158 11 0
                                    

            Setelah hari itu, hidupku kembali membaik. Hampir tidak pernah lagi aku menangis dan mengurung diri di kamar, ya meksipun terkadang masih ada gangguan seperti itu. Sekarang sudah 5 bulan berlalu, artinya sudah 8 bulan aku mencari tau tentang Dion namun tetap tak ada hasil. Aku dan Davin semakin dekat seperti dahulu kala, tetapi aku masih membatasi diriku padanya. Hampir setiap hari ia mengantarkanku pulang ke rumah. Ia juga salah satu motivasiku untuk berubah, maka dari itu, keluargaku sangat baik padanya. Seminggu lagi, Ka Lia akan melangsungkan pernikahan. Jika diingat-ingat lagi, seharusnya aku bersama Ka Lia akan melangsungkan pernikahan bersama, tetapi ya sudahlah, masa lalu, meskipun masih terngiang-ngiang dan tak bisa hilang.

Sekarang, aku baru saja pulang kuliah. Seperti biasa, Davin yang mengantarkanku pulang ke rumah.

"Gua langsung balik ya, Na."

"Iya, Vi—"

"Davin!! Tunggu!" panggil Ka Lia sambil berlari-lari dari dalam rumah.

"Kenapa, Ka?" Davin mematikan motornya.

"Gue kan mau nikah nih seminggu lagi. Lo sama Diana yang jadi bridesmaid gue ya?"

"Loh? Kok aku juga sih? Kan udah ada Ka Elvi!"

"Ya gak papa. Sekali seumur hidup loh, Dek. Lo gak mau buat yang spesial untuk gue gitu?" mukanya memelas.

Ah, menyebalkan.

"Iya, gampang, Ka. Disiapin aja."

"Makasih ya, Davin."

"Iya, sama-sama, Ka. Duluan ya!" Davin menyalakan motornya lalu pergi dari rumahku.

Wajahku berubah bete.

"Kenapa sih? Dia ganteng tau!"

"Tetep aja!"

"Biarin!" Ia menjulurkan lidahnya kepadaku lalu berlari ke dalam rumah.

"KA LIA!!!" Aku ikut berlari mengejarnya ke dalam rumah.

Memang. Banyak sekali orang yang mendukungku bersama Davin. Keluargaku apalagi, terkecuali papa yang masih ragu dengan persoalan agama. Lagi pula, aku belum bertemu lagi dengan keluarganya Davin. Kami masih saling kenal biasa. Ya, walaupun kalau dipikir-pikir ini terlihat tidak biasa.

Seminggu kemudian, tepat saat acara pernikahan Ka Lia dengan pacarnya yaitu Ka Tio. Aku baru saja selesai didandani oleh MUA. Ketika aku keluar ruang make up untuk bersiap-siap memulai acara, aku melihat Davin memakai jas rapih dan sudah ditata sebaik mungkin agar terlihat menarik. HEY! Tidak diapa-apakan saja ia terlihat menarik, apalagi seperti ini!

"Cantik banget, Diana." pujinya padaku.

Harusnya aku yang memujimu terlebih dahulu, Vin.

"Udah, yuk. Ke sana." ajakkanku mengalihkan pembicaraan.

Acara dimulai sejak pukul 10 pagi di gedung serbaguna yang sudah disewakan. Waktunya hanya 2 jam. Menyenangkan sekali ada di pernikahan ini. Pastinya juga menyedihkan karena Ka Lia akan tinggal bersama suaminya di rumah baru mereka. Aku suka dekorasi yang disuguhkan oleh para event organizer ini. Kateringnya juga enak-enak. Ada photobooth-nya. Aku berfoto dengan Davin sampai 3 kali di sana, haha. Lumayan, gratis dan suami Ka Lia yang membayarnya. Sekarang, aku sedang duduk sambil menanti acara selesai.

"Diana." panggil Davin dari sebelah kiriku.

Aku menoleh padanya. Ia mencabut satu bunga dari dekorasi.

The Difference 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang