Chapter 07: Between Doubt and Love

7.9K 673 13
                                    

Sasuke terkekeh pelan menyadari tatapan kebingungan dari Sakura. Sakura bersemu merah melihat wajah Sasuke yang semakin tampan saat ia terkekeh seperti ini.

POKE.

Sakura makin merona saat Sasuke mengetuk jidat lebarnya dengan dua jarinya. Pria yang dikenal dingin itu menatap Sakura dengan tatapan lembut penuh damba.

"Cherry," panggil Sasuke sambil menggenggam tangan Sakura yang berada di atas meja.

"Ya, Sasuke?" tanya Sakura.

"Apa kau mengerti mengapa aku membawamu ke sini?" tanya Sasuke.

"Tidak, aku bahkan tengah memikirkan alasanmu membawaku ke sini," jawab Sakura polos, berhasil membuat Sasuke lagi-lagi terkekeh pelan.

"Aku mengajakmu kencan," jawab Sasuke.

Sakura kaget lalu menarik tangannya dari genggaman Sasuke. Gadis itu menundukkan kepalanya membuat Sasuke keheranan.

"Ada apa, Cherry?" tanya Sasuke.

"Berhentilah bermain-main, Sasuke," jawab Sakura.

"Apa yang kau maksud bermain-main?" tanya Sasuke.

Sakura mendongak, hingga onyx dan emerald itu lagi-lagi bertemu untuk kesekian kalinya. Jantung Sakura mulai berdetak tak karuan saat mata onyx kelam Sasuke lagi-lagi menghipnotisnya.

"Berhentilah pura-pura menyukaiku," ucap Sakura pelan.

Sasuke tersenyum. Tangannya terangkat, jari-jarinya mengelus pelan pipi gembul milik Sakura.

"Apa mataku berpura-pura saat ini? Tidakkah kau tahu bahwa mataku hanya bisa menatapmu?" tanya Sasuke.

Sakura mengerti maksud Sasuke. Ia bisa melihat sosok mata Sasuke yang menunjukkan ketulusan sekaligus sorot mata yang mendambakan dirinya.

"Sasuke, aku tak pantas untukmu. Aku ini orang miskin berbed—"

"Tak ada kata yang tak pantas untukmu," ucap Sasuke memotong perkataan Sakura.

Sakura kehabisan kata-kata. Ia tak tahu harus apa sekarang. Apakah ia harus menerima perasaannya yang juga menyukai bahkan mencintai sosok pria di depannya ini? Tapi ia takut akan kenyataan bahwa mereka berbeda kalangan bagai langit dan bumi.

CUP.

Sakura melebarkan matanya saat Sasuke menempelkan bibirnya pada bibir Sakura. Sasuke menggigit bibir bawah Sakura sehingga Sakura membuka mulutnya. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Sasuke memasukkan lidahnya. Lidah Sasuke nampak lihai mengobrak-abrik mulut Sakura yang manis seperti buah Cherry.

Sakura mengalungkan tangannya pada leher Sasuke. Tangan kanan Sasuke mendorong kepala Sakura agar lebih dekat ke arahnya. Sakura terbuai oleh lembutnya ciuman Sasuke. Gadis itu menjambak pelan surai hitam kelam milik Sasuke. Sesekali gadis itu mendesah pelan.

Setelah merasa butuh oksigen, keduanya melepaskan ciuman tersebut lalu saling berpandangan dengan wajah yang sama-sama memanas.

Rasa takut dan keraguan Sakura seketika menguap entah ke mana. Gadis itu tersenyum tulus membuat Sasuke makin terpesona.

Sakura memeluk erat tubuh kekar Sasuke sambil menyembunyikan wajahnya yang merah padam pada dada bidang Sasuke. Sakura bisa mendengar jelas degup jantung Sasuke yang sangat kencang dan Sakura menyukai irama tersebut.

Sasuke awalnya syok akan perlakuan Sakura yang tiba-tiba, kini balas memeluk gadis bersurai merah muda tersebut. Ia juga mengusap pelan rambut panjang Sakura, sesekali menghirup aroma Cherry yang memabukkan dari tubuh gadis itu.

Setelah cukup lama berpelukan, akhirnya mereka makan bersama ditemani lelucon Sakura yang selalu membuat Sasuke tertawa terbahak-bahak.

Makan malam mereka terasa sangat menyenangkan. Sasuke mengantar Sakura pulang ke rumahnya. Kali ini, Sasuke membuka pintu mobil untuk Sakura. Sakura pun turun dari mobil Sasuke. Keduanya saling berpandangan lalu melempar senyum manis.

"Baik, kau sudah sampai di istanamu, tuan putri," ucap Sasuke membuat Sakura terkekeh pelan.

"Oh, begitukah, pak supir," ucap Sakura menarik pipi Sasuke membuat pria itu meringis kesakitan.

"Jangan cubit-cubit," ucap Sasuke.

"Memangnya kenapa?" tanya Sakura menatap Sasuke dengan tatapan menantang.

"Takutnya makin cinta," ucap Sasuke sukses membuat Sakura merona.

"Dasar tukang gombal," ucap Sakura memukul pelan dada bidang Sasuke, lagi-lagi membuat Sasuke tertawa akan respon gadisnya itu.

"Sudah, masuk sana, istirahat," perintah Sasuke.

"Siap, pak bos," ucap Sakura sambil hormat kepada Sasuke.

"Jangan lupa mimpiin aku ya," ucap Sasuke.

"Aku tak akan pernah memimpikanmu karena kau itu nyata dan perasaanku untukmu juga nyata, bukan sekadar mimpi," jawab Sakura.

"Sudah bisa gombal ya?" tanya Sasuke sambil mengacak pucuk kepala gadisnya itu.

"Kau yang mengajarkan. Pulang sana, jangan lupa kasih kabar kalau sudah sampai," ucap Sakura dibalas anggukan oleh Sasuke.

Baru saja ingin melangkah meninggalkan Sakura, Sakura kembali memanggil Sasuke membuat pria itu menolehkan kepalanya ke arah Sakura.

CUP.

Sakura mencium pipi Sasuke dengan wajah yang merona lalu langsung berlari memasuki rumahnya. Sasuke mematung di sana sambil memegang pipinya yang dicium Sakura. Ia bisa merasakan wajahnya yang memanas. Pria itu buru-buru masuk ke mobilnya lalu melajukan mobilnya menjauhi rumah Sakura.

Nagato menyaksikan kegiatan sang adik sedari tadi kini menatap adiknya dengan tatapan menggoda.

"Jadi dia yang kau ceritain kemarin, Saki?" tanya Nagato.

"Aiss, sudah ah," ucap Sakura buru-buru masuk kamarnya meninggalkan sang kakak yang tengah menertawakannya.

Sementara itu, Sasuke baru saja tiba di rumahnya dengan wajah yang ceria. Walau ia tak tengah tersenyum, pancaran bahagia dari wajahnya dapat dilihat dengan baik oleh keluarganya yang tengah asyik menonton pertandingan bola.

"Kau nampak senang, Sasuke," celetuk sang ibu, Uchiha Mikoto.

"Biar ku tebak, kau baru saja mencuri video porno milik Naruto, kan?" ucap Itachi.

PLETAKK.

Sebuah jitakan mendarat di kepala Itachi, pelakunya adalah Uchiha Fugaku. Mungkin karena kebiasaan Fugaku menjitak putra sulungnya itu menyebabkan Sasuke jadi suka menjitak Naruto. Entahlah, hanya Sasuke yang tahu.

"Berhenti berbicara kotor pada adikmu, Itachi," ucap Fugaku.

"Aiss, ini rasanya sakit sekali, Ayah," keluh Itachi memegang kepalanya.

"Coba Ayah pikir, apa yang bisa membuat Sasuke mengeluarkan aura kebahagiaan?" tanya Itachi.

"Aa, Ibu tahu, pasti kau habis makan tomat yang banyak, kan, Sasuke?" ucap Mikoto.

"Tidak juga," jawab Sasuke.

"Astaga, Mikoto, tidakkah kau mengerti bahwa putramu itu tengah jatuh cinta," ucap Fugaku.

"Hahaha yang benar saja, Ayah. Bocah penggila tomat itu jatuh cinta? Hahaha," ucap Itachi tertawa terbahak-bahak.

PLETAKK.

Kali ini Itachi mendapatkan jitakan dari adik tercintanya.

"Kenapa kalian suka sekali menjitak kepala tampanku ini? Tidakkah kalian tahu aku ini idol terkenal dan tertampan di antara para idol lainnya?" keluh Itachi sambil mengelus kepalanya.

"Terserahmu, Kak," ucap Sasuke melenggang pergi meninggalkan keluarganya itu.

"Apa Sasuke benar-benar tengah jatuh cinta?" tanya Mikoto sambil berpikir.

"Oh, ayolah, Bu, itu tidak mungkin. Bahkan saat seorang gadis mendekatinya saja ia sudah mengusirnya terlebih dahulu," ucap Itachi kembali fokus dengan tontonannya, sedangkan Mikoto masih dalam mode berpikir.

Entertainment School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang