Chapter 21: Between Business and Love

5.5K 442 2
                                    

Seperti hari-hari biasanya, kelas Grupband masih berisik seperti biasa, namun kali ini biang keributan yang tak lain adalah Naruto tengah terduduk lesu sambil menguap, membuat tanda tanya besar di kepala para sahabatnya.

"Ada apa denganmu, Naruto?" tanya Neji.

"Hoam, memangnya aku kenapa?" tanya balik Naruto sambil mengucek-ucek matanya.

"Hei kuning, kenapa kau lesu sekali? Biasanya kau akan berteriak heboh sendiri," celetuk Ino.

"Aku lelah sekali, semalaman aku tak tidur karena belajar bisnis dengan petapa genit," ucap Naruto.

"Bukannya kau tak tertarik dengan bisnis?" tanya Neji.

"Kenapa tidak? Aku ini penerus tunggal Uzumaki Crop yang terhormat, tentu saja aku harus belajar bisnis," ucap Naruto lesu.

"Ada benarnya juga si kuning. Bagaimana dengan Hyuga Crop dan Uchiha Crop? Neji kan akan pertama, tapi malah memilih menjadi idol. Hinata juga. Dan Sasuke, seharusnya kau meneruskan perusahaan kan? Kakakmu idol," ucap Ino dengan mode berpikirnya.

"Aku tetap akan memegang perusahaan," jawab Neji.

"Hn, aku punya banyak saudara yang bisa meneruskan perusahaan," jawab Sasuke.

TAP TAP TAP

Suara sepatu Sai membuat seisi kelas hening. Semua orang menatapnya kecuali Sasuke yang nampak acuh dan lebih memilih membaca buku yang ia pegang.

"Eh Sai? Kau kembali?" ucap Sakura tersentak kaget.

"Tentu saja, agar Sai bisa selalu dekat Ino," jawab Sai dengan wajah polosnya.

"CIEEE" teriak semua orang kecuali Neji dan Sasuke yang tetap tenang.

"Dasar menyebalkan," ucap Ino dengan rona merah di pipinya, membuat Sakura mengacak gemas pucuk kepala sahabatnya itu.

"Hei!! Apa yang kau lakukan, jidat?" ucap Ino tak terima dengan perlakuan sahabatnya sambil membenahi rambutnya yang acak-acakan.

Sakura nampak acuh dengan ucapan sahabat kuningnya itu. Ia lebih memilih untuk pindah tempat duduk di samping sang kekasih yang tengah membaca buku.

"Terima kasih," bisik Sakura, namun masih bisa didengar dengan baik oleh Sasuke hingga pria itu menutup bukunya dan menoleh ke arah kekasihnya.

Jari telunjuk pria bermarga Uchiha itu terangkat dan mengarah ke pipinya sendiri. Ia juga tak lupa memajukan kepalanya hingga agak dekat dengan wajah Sakura yang bersemu tipis.

CUP

Sebuah kecupan mendarat mulus di pipi Sasuke yang merona tipis, membuat seisi kelas heboh, terutama para gadis yang berteriak bahkan ada yang pingsan di tempat.

Setelah keributan yang terjadi di kelas, Hinata dan Naruto memutuskan pergi ke atap sekolah. Kini keduanya nampak tengah terduduk bersandar pada tembok sambil melihat awan.

"Ada apa Hinata? Kenapa kau memanggilku kemari?" tanya Naruto.

"Aku hanya merasa tak enak padamu. Kau pasti belajar bisnis karena aku padahal kau tak tertarik sama sekali. Maafkan aku merepotkanmu," ucap Hinata merasa bersalah.

"Tak perlu minta maaf. Cepat atau lambat, pada akhirnya aku juga akan belajar bisnis," ucap Naruto enteng, membuat Hinata menolehkan kepalanya ke arah Naruto.

"Apa ada sesuatu yang bisa aku lakukan untukmu?" tanya Hinata, membuat Naruto menyungingkan senyuman menawannya yang mampu membuat Hinata terpesona.

Kali ini Naruto menoleh ke arah Hinata hingga Hinata dapat melihat mata biru sebiru laut milik Naruto yang mampu memberikannya ketenangan. Tangan pria bermarga Uzumaki tersebut terangkat dan mendarat di pucuk kepala Hinata.

Entertainment School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang