#DD 8

71 11 3
                                    

Maaf typo bertebaran

"Cinta itu datang dengan sendirinya bukan karna terpakasa"

~ Dimas

"Demi apa!!!" kaget mia di sertai dengan gebrakan meja di depan dina. Dina yang melihat ke alay-an mia hanya menatap mia malas.

"Mana aku tau" jawab dina santainya. Lalu menompang kepalanya dengan tangan kanannya.

Mia yang mendengar jawaban dina langsung duduk di bangkunya dengan kasar "tapi aneh aja, lo udah lama ngak ketemu sama dimas. Dan sekarang lo satu kelas sama dimas"

Dina yang mendengarnya hanya bisa mengeleng geleng kepalanya karna tidak mengerti dengan sikap mia. lalu tersenyum ke mia "Namanya takdir mau di apain"

"Gimana bahasa indonesianya?" tanya dina berusa menganti topik mia tidak mau terus membahas itu lagi.

"Susah bangett. Awalnya gue bersyukur karna pilgan jadi gue bisa ngasal dikit. Tapi itu jawaban mirip mirip semua. Kan jadi bingung." ucap mia kesal

"Makanya belajar" ucap devan menuju bangku dina dengan membawa beberapa snack.

"Ihh devan baik baget sihh" ucap mia lalu mengambil snack yang ada di tangan devan.

Devan yang melihat pergerakan
Mia yang ingin mengabil snack langsung mengangkat ke atas agar mia tidak bisa mengambil "enak aja"

"Ini itu buat dina bukan buat lo" sambung devan

"Dina teruss, guenya kapan" kesal mia.

Kemudian dina dan devan tertawa mendengar ucapan mia. Mia yang di tertawakan ikut tetawa.

"Kamu kan sama rafa"

"Nanti gue di hantam sama rafa lagi"

"Oh iya iya"

Lalu mereka tertwa kembali. Sikap mia yang terkadang nyebelin mampu membuat ke dua sahabatnya tertwa lepas.

~~~~^^^^~~~~

Laki laki itu terus berjalan dengan dengan gagahnya. Dengan tas pungug namun tidak di gunakanya dengan benar. Dengan baju yang selalu tidak rapi. Rambutnya yang acak acak namun menambah ketampanannya.

Langkahnya terhenti di kelas XI IPS1. Kelas miliknya. Suasana sudah sangat ramai. Kemudian laki laki itu memperhatikan jam tanganya yang sudah menunjukan pukul 07.25. laki laki itu tersenyum sinis.

Kemudian laki laki itu memasuki kelasnya yang sangat gaduh. Lalu duduk di bangkunya yang berada di pojok dekat dengan jendela.

Laki laki itu teringat dengan kalung yang beberapa hari yang lalu, dia simpan di tasnya. Kemudian dia mengambil tasnya dan membongkar tasnya. Tapi hasilnya nihil. Kemudian laki laki itu mengeluarkan semua isi tasnya dan terus mencari kalung itu. Tapi hasilnya tetap sama.

"Cari apa dim?" tanya prempuan berdiri di depan bangku dimas yang sikapanya tomboy. Aurora adalah sodara dimas yang biasa akrap di pangil rara.

"Kalung" jawab dimas yang terus mencari kalung itu. Bahkan sampai tidak menatap lawan bicaranya.

Kemudian Aurora mengambil handponenya lalu mengetikan sesuatu di situ. Dimas tidak memperdulikan Kegiatan aurora. Yang dimas pikirkan sekarang adalah kalung itu. Kalung itu sangat berarti bagi dimas.

Love In Secret [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang