#DD 23

20 5 0
                                    

Sorry typo bertebaran

Mohon untuk baca kembali part part sebelumnya jika kalian merasa bingung.
Dan sedikit info jika di part awal awal minmin ada perubahan. Jadi kalau ada yang kepo bisa langsung baca.... Thanks

-----------

"Tunggu saja tanggal mainnya"

~DD

Dimal melempar helmnya di sembarang arah saat telah sampai di rumah. Dimal menyesal kenapa dimal membiarkan begitu saja dina bersama laki laki itu.

Harusnya tadi dimal menyeret dina langsung ke kantor polisi biar dina di tahan di dalam jeruji jeruji yang dingin nan mengerikan.

Dimal terus saja berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Namun saat dimal ingin menaiki tangga langkah dimal terhenti karna ada yang memanggil namanya.

"Dimal"

Panggil mama dimal tepat di belakang dimal. Dimal yang mendengarnya langsung membalikan badanya, di lihat mamanya dengan wajah dan hidungnya memerah, juga mata yang bengkak.

"Mama habis nangis?"

Mama dimal yang di tanya hanya menganggukan kepalanya.

"Karna apa?"

"Papa kamu, papa kamu masuk rumah sakit"

Ucap mama dimal di sertai tangisan. Dimal yang mendengarnya sangat terkejut. Pasalnya papa dimal jarang sekali masuk rumah sakit.

"Sudah lah ma, buat apa khawatirin dia. Kalau dia ngak khawatirin kita"

"Husst. Jaga ucapan kamu dimal. Bagai manapun juga di papa kamu"

Dimal yang mendengar perkataan mamanya hanya menundukan kepalanya, karna menyesal telah mengatakan hal itu ke mamanya.

"Kalau kamu tidak mau menjenguk papamu, ya sudah biar mama saja"

Ucap mama lalu pergi dari hadapan dimal. Dimal yang mendengar perkataan mamanya kemudian berfikir keras.

Dengan siapa mama ke sana?
Sedangkan supir di rumah ini sedang tidak ada.
Jika mama mengendarai mobil sendiri, dengan ke adaan seperti ini. Sama saja mama akan celaka nanti.

"Tunggu! dimal akan antar mama dan menjenguk papa"

Mama dimal yang mendengar perkataan dimal langsung berhenti dan tersenyum

~~~~^^^^~~~~

Kini dimas sudah berada di cafe. Sekitar lima menit yang lalu dimas sudah berada di sini. Namun seseorang yang dimas tunggu tak kunjung datang.

Sebelum dimas berada di cafe, dimas ke apartment dina untuk mengantarnya pulang. Saat di halte tadi dimas langsung membawa dina ke rumah sakit karna khwatir, tapi kata dokter dina hanya sedang syok karna melihat darah. Untunggnya saja dina tidak sampai di rawat.

Walaupun dimas sudah tau apa penyebab dina sangat syok dengan darah, tapi dimas masih belum sepenuhnya mengerti penjelasan devan saat itu.

Tapi yang harus dimas pikirkan sekarang adalah dimal, kembarannya. Dimas baru menyadari jika dimal sudah kembali dari australia.

Tidak lama kemudian orang yang dimas tunggu tunggu akhirnya datang. Orang itu yang masih berdiri di depan pintu cafe yang sepertinya mencari keberadaan dimas.

Dimas yang melihatnya melambaikan tanganya tinggi tinggi sambil berkata "di sini"

Devan yang mendengar perkataan dimas langsung mencari asal suara itu, lalu mendatangi dimas.

Devan, dia lah orang yang dimas tunggu sedari tadi keberadaanya.

Kini di depan dimas, udah duduk devan di hadapan dimas.

"Kamu mau pesan apa?"

"Samain aja sama kamu vin"

"Oke"

Kemudian dimas memanggil pelayan yang kebetulan lewat di sebelah dimas. Lalu menjelaskan apa saja yang ingin dimas pesan.

Saat pelayan itu sudah pergi, kemudian dimas menatap devan yang tengah asik memainkan handponenya.

"Dev"

Panggil dimas. Devan yang merasa di panggilpun langsung meletakan handponenya di meja. Kemudian menatap lawan bicaranya.

"Hm"

"Dimal datang"

"Apa!" kaget devan sangat nyaring. Hingga devan dan dimas jadi pusat perhatian. Untung saja dimas dan devan ganteng. Kalau tidak mau taruh dimana muka dimas.

"Kamu ngak bisa santai dikit napa"

"Hehehe sori, namanya juga orang kaget"

Cengeges devan, kemudian menyenderkan tubuhnya pada punggung kursi.

"Biarkan saja kalau dimal kembali, yang terpenting jangan sampai penyamaran kamu ketahuan"

"Tapi, dimal bukan mencari ku. Melainkan dina"

Devan yang mendengarnya, mendekatkan kursinya pada meja yang menjadi penghalang antara devan dan dimas.

"Kenapa dimal mencari dina?" tanya devan penasaran

"Dimal ingin memperjelas kasus aku karna menghilang. Dan kasus itu akan di lanjutkan oleh pihak berwajib"

Lagi lagi devan terkejut saat mendengar perkataan dimas.

"Serius? Kamu tau dari mana?"

"Dina sendiri yang memberitahuku"

Saat dimas mengantar dina ke apartment, di sepanjang perjalanan dimas menanyakan apa saja yang di ucapkan oleh dimal. Dan ternyata dimal ingin membawa dina ke pihak berwajib.

Dan menurut dimas, dina dalam keadaan berbahaya. Karna sebelum dina pingsan di halte saat itu. Dimal sempat bilang kalau urusan dimal belum selesai.

"Jadi bagai mana dengan dina?" tanya dimas khwatir, setelah menceritakan itu semua.

"Tinggal kita lihat tanggal mainnya"

---------

Hai hai.
Maaf lama banget updete. Ini juga baru selesai pts.
Mohon do'anya semoga pts kali ini mendapatkan nilai yang baik. Amiinnn

Hargailah setiap usaha seseorang

Jangan lupa tinggalkan jejak bintang dan komen
👇👇👇

Salam

DD

Love In Secret [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang