Memory Diary

385 21 0
                                    

Dear diary

Pernah enggak kalian menonton film di bioskop sendirian?

Kalau pernah, berarti kita sama.

Tapi kalian pernah enggak sih, ketika kalian lagi menonton film sendirian, melihat adegan terlucu di suatu film romansa. Kalian ikut tertawa terbahak-bahak bersama penonton lainnya. Namun malah sepi yang makin terasa, bukan suasana, melainkan hati.

***
Dan di saat aku tertawa, aku menolehkan kepalaku kearah kursi yang berada di sebelahku. Perlahan tertawaku berubah menjadi senyuman ketika melihat kursi yang berada di sebelahku.

Setelah itu aku kembali menatap layar, aku tidak bisa tertawa setelah itu, tetapi aku masih tersenyum, mengingat bahwa kursi yang kosong di sebelahku pernah ada seseorang yang begitu aku sayang.

Kenangannya begitu manis saat kita masih bersama. Hingga mampu membuatku tersenyum ketika mengingatnya. Namun di saat aku mengingatnya, begitu pahit untuk aku rasa, hingga membuat napasku sesak hingga ke rongga dada.

Di saat film romansa yang aku tonton menunjukkan adegan terlucunya, aku tidak tertawa, aku hanya tersenyum.

Di saat orang mulai melepas tawa, aku tidak tertawa, melainkan sedang berusaha menahan air mata.

Kenangan itu mungkin tidak akan mudah untuk di hilangkan, walaupun aku membawa seseorang yang bukan dirinya untuk menggantikan tempatnya.

Kenangannya bersamaku tidak akan hilang. Karena kenangan diciptakan memang untuk di kenang. Berbeda dengan perasaan yang bisa perlah hilang.

Kenangan itu biarlah aku simpan di dalam ingatan. Biarlah perasaanku saja yang perlahan menghilang. Menghilangkan perasaanku tentangmu.

Biarlah kau bersenang-senang membangun bahagia bersama dia disana. Dan biarkan aku disini sendiri tanpamu, yang sedang berusaha menghapus luka.


Jangan lupa vote dan follow ya
Follow Instagram aku juga
@TegarWidiarta

Diary Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang