*
*
*
*
*Vincent memasuki rumahnya yang sepi. Ia tau bahwa sekarang istrinya berada di kamar untuk istirahat. Vincent tak mempersalahkan jika Nindy tak menunggunya pulang, karena ia memaklumi keadaan istrinya.
Vincent manaiki tangga satu persatu menuju kamarnya, raut lelah tercetak jelas di wajah tampannya. Ia melihat Nindy yang tidur, mungkin belum pulas, karena sedari tadi wanita itu hanya bergerak kesana kesini mencari posisi yang nyaman. Kaki Vincent melangkah kearah istrinya lalu mencium keningnya.
Nindy mengerjabkan matanya pelan, ia melihat suaminya tersenyum manis ke arahnya.
"Mas, udah pulang... maaf ya lagi-lagi aku ketiduran" ujar Nindy tak enak. Seharusnya Ia menyambut suaminya ini pulang, bukan malah tidur.
"Gak papa kok sayang, mungkin baby kita pengen manja-manjaan sama mamanya" tangan Vincent terulur mengelus perut buncit istrinya.
"Ya kali mas, sebelum aku pergi jauh" Jawab Nindy membuat Vincent mengeraskan rahangnya.
"Gak usah aneh-aneh" ucap Vincent datar seraya menatap tajam istrinya. Nindy makin hari makin ngelantur saja.
"Mas mending mandi, aku akan panasin makanan dulu" ujar Nindy mencairkan suasana lalu beranjak dari ranjang.
Nindy menuruni tangga satu persatu, Ia menuruni tangga dengan tatapan kosongnya. Pikirannya berkelana memikirkan sesuatu hal, tanpa sadar kakinya menginjak bagian bawah dasternya sehingga membuat ia jatuh ke bawah.
"Aaaaa...." teriak Nindy, Vincent yang mendengar suara teriakan istrinya itu dengan cepat menyusulnya. Perasaannya tidak enak.
Betapa terkejutnya Vincent melihat istrinya yang sudah terkulai lemas di bawah, dengan cepat Vincent menuruni tangga dengan berlari. Ia melihat darah yang mengalir dari paha Nindy.
"Mas... sakit" ucap Nindy tersenggal-senggal.
Tanpa banyak kata, Vincent membopong tubuh istrinya ke mobil. Dengan cepat ia mengendarai mobilnya kerumah sakit terdekat.
"Kamu harus kuat sayang" ucap Vincent menggenggam tangan Nindy.
***
Disinilah Nindy, berada diruang operasi. Vincent nampak terpukul melihat keadaan istrinya, belum ada kerabat yang ia hubungi karena pikirannya kalut.
Setelah berjam-jam lamanya, dokter wanita keluar dengan membuka masker yang menutupi wajahnya.
"Bisa kita bicara pak" ucap dokter itu lalu diangguki oleh Vincent.
Vincent mengekori dokter Vania masuk keruangannya.
"Silahkan duduk pak"
"Begini pak, keadaan istri anda sangat memprihatinkan, kami berhasil menyelamatkan putra bapak tapi istri anda sangat kritis, pendarahan hebat di tambah kondisi yang lemah" jelas dokter Vania dan Vincent masih diam.
Raut wajah Vincent menyinarkan ketakutan kehilangan istri yang di cintainya itu, Ia mengingat bawasannya sebelum tragedi itu terjadi, Nindy selalu mengatakan akan pergi jauh.
"Tapi istri saya bisa selamatkan dok?" tanyanya lirih.
"Hidup dan mati ada di tangan tuhan pak, semoga mukjizat menghampiri bu Nindy." jawab dokter Vania bijak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti (Terbit)
RomanceKisah Vincent Aditama yang harus menikahi sahabat istrinya, Nayla Saraswati. Pernikahan wasiat dari Nindy Amalia untuk suami dan sahabatnya. Nindy percaya bahwa Nayla bisa menjaga suami dan anaknya dengan baik..... Akankah pernikahan mereka bahagai...