Selamat membaca:*
Vincent menginjakkan kaki di rumahnya yang sudah dua hari ini tak Ia injak. Dengan cepat Ia mendorong kenop pintu tanpa salam seperti biasanya. Vincent memasuki kamar Satya dan melihat anaknya sedang bermain dengan mainannya. Kebahagiaan tercetak jelas di wajah tampannya, Ia sangat merindukan putranya tersebut.
"Papa" ucap Satya kala melihat siapa yang memasuki kamarnya.
Vincent mendekat dan langsung menggendong anaknya lalu menghujami ciuman bertubi-tubi di pipi gembil Satya.
"Papa kangen banget sama kamu nak, maafin papa udah pergi dua hari ini" gumam Vincent yang masih menggendong Satya.
"Yun pa" ucap Satya meminta untuk turun dari gendongan papanya untuk meneruskan mainnya.
"Ok, main sama papa"
ceklek.
"Satya minum susu du.." ucapan Nayla terpotong karena melihat suaminya yang bermain dengan Satya, tubuh Nayla menegang. Ia merindukan Vincent."Mas..." ucap Nayla mendekat kearah mereka.
"Kamu udah pulang, aku kangen sama kamu" Nayla memeluk erat Vincent.
"Lepasin, apasih peluk-peluk segala" cerca Vincent dengan datar. Sungguh Ia merasa nyaman saat di peluk oleh Nayla.
"Maaf... aku senang kamu udah pulang" cicit Nayla.
Vincent meneliti wajah Nayla yang sedikit pucat, Ia berpikir apakah Nayla kelelahan menjaga Satya. Apa istrinya ini tengah sakit? atau terlalu banyak berpikir.
"Kamu sakit?" tanya Vincent yang membuat Nayla senang, akhirnya Vincent mengajakknya bicara.
"Tidak mas, aku hanya kelelahan" jawabnya dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.
"Bagus kalau kamu gak papa dan gak buat saya repot" ujar Vincent yang membuat Nayla melunturkan senyumannya. Apa hilang sudah rasa cinta suaminya untuk dirinya?
Perut Nayla bergejolak, Ia menutup mulutnya dan langsung berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Hanya cairan bening yang keluar dari mulutnya dan itupun terasa pahit. Kepalanya terasa berat dan pandangannya sedikit mengabur.
"Hoekk.. hoekk"
Vincent yang mendengar Nayla muntah mulai khawatir dengannya, dengan cepat Ia beranjak dan menyusul ke kamar mandi.
"Kamu gak papa?" tanya Vincent mendekat.
"Aku gak papa mas, jangan mendekat! ini menjijikkan!" cegah Nayla, tapi Vincent malah mendekat dan memijat tengkuknya.
"Kamu pucat sekali Nay" gumam Vincent.
Nayla sudah tidak kuat menopang dirinya sendiri dan akhirnya Ia pingsan di pelukan Vincent. Vincent menepuk pelan pipi Nayla berharap bangun, Vincent menggendong Nayla dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang dekat dengan box bayi milik Satya. Tangan Vincent merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya lalu menghubungi dokter. Tangan Vincent senantiasa menggenggam tangan Nayla, menciuminya dengan sayang, Ia sangat khawatir saat Nayla sakit. Beruntung dirinya berada di rumah di saat-saat seperti ini.
Dokter Anissa datang memeriksa keadaan Nayla, senyum tipis terbit dari bibir Dr. Anissa.
"Dilihat dari keadaannya, bu Nayla hanya kelelahan dan stress. Saya sarankan bu Nayla harus istirahat dan jangan banyak pikiran karena janinnya masih sangat renta" ucap Dr. Anissa membuat Vincent tercenung.
"Ja..jadi istri saya hamil? dan berapa bulan usia janinnya?" tannya Vincent tak percaya.
"Iya pak, dan untuk lebih jelasnnya lagi saya sarankan untuk memeriksakannya ke dokter kandungan" ujar Dr. Anissa seraya memasukkan stetoskopnya ke tas. "Dan ini resep vitamin untuk bu Nayla" lanjutnya seraya memberikan resep pada Vincent.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti (Terbit)
RomanceKisah Vincent Aditama yang harus menikahi sahabat istrinya, Nayla Saraswati. Pernikahan wasiat dari Nindy Amalia untuk suami dan sahabatnya. Nindy percaya bahwa Nayla bisa menjaga suami dan anaknya dengan baik..... Akankah pernikahan mereka bahagai...