*
*
*
*
*Pagi ini Nayla sudah menyiapkan sarapan yang di bantu oleh bi Iyem, setelah urusan dapur selesai, kaki jenjangnya menapaki anak tangga satu persatu. Tanganya membuka pintu, ia melihat babynya yang anteng dengan tidurnya.
"Uh, anak bunda masih tidur. Mandi yuk sayang habis ini berjemur" Nayla menggendong memandikan babynya.
"Bunda akan sayang sama kamu, kamu adalah anak bunda" ucap Nayla tulus. Tangannya dengan cekatan membubuhi minyak telon dan bedak pada tubuh sang anak.
Nayla menggendong baby boy dengan hati-hati, jujur Ia masih sedikit takut. Setelah menuruni anak tangga, ia meletakkan baby boy nya ke kereta dorong yang ada di ruang tamu. Dengan cepat ia melesat ke dapur untuk membuatkan susu untuk anaknya itu, saat kembali ke ruang tamu, Nayla melihat Vincent mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi kereta dorongnya. Ia tersenyum tipis, akhirnya Vincent dekat dengan putranya.
"Pagi mas" sapa Nayla seraya mengocok dot berisi susu.
Hening, tak ada sapaan balik dari Vincent. Pria itu tetap dingin dan datar.
"Baby, sekarang minum susu dulu ya bunda udah buatin kamu" ucap Nayla tersenyum.
"Panggil Satya" ucapnya datar.
"Satya? cocok dengannya. Siapa nama panjangnya?" tanya Nayla.
"Satya Andra Aditama" jawab Vincent datar dan terkesan dingin.
"Oh ya mas, di meja makan udah aku siapin sarapan dan kopi" ucap Nayla namun Vincent hanya melengos.
Vincent tak memperdulikan Nayla, laki-laki itu dengan cepat keluar dari rumahnya menuju kantor, Vincent belum bisa menerima Nayla sebagai pengganti Nindy, karena baginya Nindy tak akan terganti.
Nayla bisa mengerti akan sikap suaminya itu, Vincent belum menerimanya. Tapi Nayla yakin jika suatu saat suaminya itu akan mencintainya seperti mencintai almarhumah Nindy. Tunggu, mencintai? ya Nayla mencintai suaminya, karena pada saat suara lantang Vincent mengucapkan hal sakral itu cintanya hanya milik suaminya dan milik anak-anaknya kelak.
"Satya, sekarang mik susu sayang, habis ini kita berjemur" ucap Nayla.
Ponsel Nayla berdering, Ia melirik sekilas ponsel yang ia letakkan tak jauh darinya. Nama Nila tertera di layar, dengan cepat Nayla mengangkatnya.
Nayla: "Halo, Assalamualaikum Nil. Ada apa?" tanya Nayla setelah mengucap salam.
Nila: "Waalaikumsalam kak, gak ada apa-apa sih kak. Tapi rencananya nanti sepulang sekolah Nila boleh gak main ke rumah?" tanya Nila.
Nayla: "Boleh Nil, nanti kakak tunggu" jawab Nayla.
Nila: "Makasih kak, aku berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum"
Nayla: "Waalaikumsalam".
Nayla mendorong kereta bayi itu menuju halaman rumah ini untuk berjemur. Nayla senantisa mengajak berbicara Satya.
Setelah menidurkan Satya, Nayla bergegas membersihkan dapur. Ia berjalan melewati meja makan itu, entah mengapa hatinya sesak melihat masakannya tadi masih utuh dan untung saja ia tak memasak banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti (Terbit)
Roman d'amourKisah Vincent Aditama yang harus menikahi sahabat istrinya, Nayla Saraswati. Pernikahan wasiat dari Nindy Amalia untuk suami dan sahabatnya. Nindy percaya bahwa Nayla bisa menjaga suami dan anaknya dengan baik..... Akankah pernikahan mereka bahagai...